You are currently viewing Masjid Saka Tunggal Dairussalam

Masjid Saka Tunggal Dairussalam

Masjid Saka Tunggal Darussalam Pakuncen merupakan salah satu bangunan cagar budaya berupa masjid yang mempertahankan unsur-unsur budaya lokal tetapi juga mengadopsi budaya dari luar. Hal ini terlihat dari bangunan masjid yang berbentuk seperti bangunan masjid tradisional Jawa. Sedangkan beberapa elemen ,masjid ada yang terpengaruh budaya Eropa seperti bentuk tiang utamanya yang berbentuk persegi delapan (oktagonal). Salah satu keunikan masjid ini yaitu hanya disangga oleh satu tiang atau sesuai dengan namanya saka tunggal. Sedangkan masjid umumnya biasanya ditopang oleh empat saka sebagai penyangga utama bangunan.

Masjid Saka Tunggal Darussalam terletak di Desa Pakuncen, Kecamatan Pakuncen, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Masjid ini berada di sekitar lingkungan yang sejuk, karena berada di daerah yang cukup tinggi yaitu 287,843 m dpl.

Masjid ini dibangun pada tahun 1846 tahun Jawa atau 1334 Hijriah. Dibangun oleh Mohamad Nurman atas perintah Adipati Aryo Cokronegoro. Jika dihitung dari tahun sekarang (2017) maka masjid ini sudah berdiri sejak104 tahun yang lalu. Data mengenai pembangunan Masjid Saka Tunggal Darussalam ini didapat berdasarkan inskripsi berhuruf Arab yang terdapat pada ambang atas pintu ruang masuk utama, yang berbunyi:

“6 Sura 1846, pangadega masjid 16-11-12 Legog, Kranggan Ajibarang Hijriah 1334 yasa dalem Kanjeng Bendara hadi Mas Tumenggung Hadipati Cokronegoroingkang jumeneng adipati ing negari PurwokertoBanyumas, Penghulu Hakim Muhammad Hdireja Purwokerto”

Latar belakang keberadaan Masjid di daerah Pekuncen berkaitan dengan pemindahan ibu kota Kecamatan Kranggan ke Desa Legog pada tahun 1915. Ini bersamaan dengan dibukanya jalur kereta api yang melewti Pekuncen dengan stasiun Legog.

Nama Pekuncen sendiri berasal dari kata pa + kunci + an, yang berarti tempat tinggal juru kunci. Desa Pakuncen sebelumnya berama desa Legog. Menurut cerita, dahulu di batas desa Legog merupakan tempat wafat dan diamndikannya Amangkurat I yang dimakaman di Tegal Arum. Tempat tersebut kemudian dikeramatkan dan dijaga oleh juru kunci yang berasal dari Desa Legog. Sehingga nama Legog berubah menjadi Pakuncen.

Bangunan Masjid Saka Tunggal Darussalam Pakuncen terdiri dari Bangunan Utama dan Bangunan lain.

  1. Bangunan utama

Bangunan utama atau bangunan induk Masjid Saka Tunggal Darussalam terbagi menjadi ruang utama atau induk masjid, serambi, dan tempat wudhu. Bangunan induk ini berbentuk persegi panjang yang terdiri dari beberapa ruangan yaitu ruang utama, ruang samping atau emperan, ruang pengimanan (mihrab), dan gudang.

  1. Bangunan lain

Selain bangunan utama masjid di lingkungan Masjid Saka Tunggal Darussalam Pekuncen terdapat beberapa bangunan lain seperti Kantor Urusan Agama (KUA), Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, TPA Darussalam, dan Sendang Wareh.

(Disarikan Oleh Endah Rahmawati)