You are currently viewing Iswanto, Bekerja Berbekal Tas Pinggang

Iswanto, Bekerja Berbekal Tas Pinggang

Sebagian besar candi di Jawa Tengah saat ditemukan dalam keadaan runtuh. Penyebab runtuhnya candi-candi ini antara lain bencana alama dan telah ditinggalkan lama oleh manusia. Untuk mengembalikan kembali bentuk arsitektur candi dibutuhkan kegiatan bernama pemugaran.

Pemugaran sebuah candi merupakan kegiatan yang bukan saja membutuhkan kecermatan luar biasa melainkan juga membutuhkan niat dan keiklasan. Banyak tokoh-tokoh yang terlibat dalam kegiatan pemugaran yang mencurahkan tenaga dan pikiran demi mendirikan kembali candi yang telah runtuh. Salah tokoh yang memegang pernana vital adalah pencari batu. Banyak cerita menarik yang dapat digali dari para pencari batu ini dan bahkan terdamh cerita-cerita ini menginspirasi.

Pria yang lahir di Klaten tanggal 24 Desember 1969 ini mulai bekerja sebagai pencari batu candi pada tanggal 7 April 1992 di Candi Sewu saat adanya pemugaran candi induk bagian gantha ke atas. Awal mulanya, ia menggantikan Aris Haryanto seseorang yang lebih dulu bekerja di Candi Sewu. Ia tertarik menjadi pencari batu karena ayahnya, Tukiman (Srandul) adalah pensiunan pencari batu. Kerabat ayahnya menginginkan Iswanto untuk menggantikan sang ayah.

Menurut Iswanto, saat pagi hari agar dapat fokus dalam bekerja, ia selalu menyempatkan dirinya untuk mendengarkan musik, entah itu dangdut atau campursari. Saat ia merasa sangat kesulitan untuk mencari batu, ia ber-nadzar akan menraktirkan teman-temannya. Saat di lapangan, ia tidak lupa dengan tas pinggangnya yang selalu berisikan bekal seperti makanan dan minuman. Saat matahari mulai menyengat dan perut sudah terasa lapar, ia tidak perlu pergi jauh dari lokasi. Pria yang menamatkan pendidikannya di D3 Akuntasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ini tinggal membuka tas kecilnya untuk mengisi amunisi dan bisa kembali fokus mencari batu candi. Iswanto juga menyampaikan agar minat pekerja khususnya pencari batu candi bisa bertahan lama adalah dengan memberikan perbedaan kepada masing-masing pekerja. Pekerjaan sebagai pencari batu candi tidak bisa disamakan dengan pekerjaan yang lain, karena pada prinsipnya mereka menggunakan tenaga dan pikirannya.

Ditulis oleh: Meilinia FathonahMahasiswa Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Jurusan Sejarah, Undip Semarang