You are currently viewing Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Seni Bangunan Pada Masa Klasik (10)

Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Seni Bangunan Pada Masa Klasik (10)

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Pada abad-abad berikutnya pusat, kehidupan budaya-sosial-politik-ekonomi berpindah ke kawasan Jawa Timur. Hal ini tidak berarti bahwa kawasan Jawa Tengah sama sekali ditinggalkan, namun, berbagai aspek kehidupan memang tumbuh subur di kawasan yang dekat dengan pusat kekuasaan. Bersamaan dengan it, gaya seni bangunan klasik tua berkembang ke gaya klasik muda. Menarik perhatian bahwadi kawasan Jawa Tengah, yaitu di lereng barat Gunung Lawu, pada akhir masa Klasik muncul kelompok-kelompok bangunan candi, di antaranya Candi Sukuh dan Cetha. Keduanya memiliki bentuk seni bangunan yang khas, berbeda dengan bangunan-bangunan candi lai, baik dari masa klasik tua maupun klasik muda.

            Candi Sukuh terletak di desa Sukuh, Kelurahan Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Candi Sukuh secara keseluruhan merupakan bangunan dengan halaman bertingkat yang mengingatkan kita kembali pada bangunan punden berundak masa prasejarah. Halaman Candi Sukuh terdiri atas tiga teras bertingkat yang mengecil ke atas. Tiap teras dibatasi oleh talud dan pagar keliling dari balok-balok batu, denagn gapura-gapura yang bentuknya juga unik. Gapura-gapura tersebut ada di sebelah barat, sehingga dapat disimpulkan bahwa Candi Sukuh menghadap ke barat.

Gapura pertama bentuknya mirip pylon dari Mesir, dan dihiasi relief-relief yang ditafsirkan menggambarkan sengkalan, serta relief lambang kesuburandi lantai gapura. Pada teras ketiga terdapat jalan dari pasangan batu yang membujur arah timur-barat, dan membagi teras tersebut menjadi dua. Jalan ini seperti jalan batu budaya megalitik. Selain jalan batu pada teras ketiga ini terdapat berbagai macam bangunan, berbagai bentuk arca, lingga, dan panel-panel berelief dengan adegan-adegan dari Sudamala serta relief pandai besi.