You are currently viewing Ini Jenis-Jenis Perawatan Rutin yang dilakukan di Candi

Ini Jenis-Jenis Perawatan Rutin yang dilakukan di Candi

Sebagian besar candi yang ada di Jawa Tengah saat ditemukan masih berupa reruntuhan. Beberapa candi ini kemudian dipugar atau didirikan kemabali oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. Sebagian lagi candi tidak dapat dipugar karena batu banyak yang hilang dan hanya dilakukan konsolidasi.

Kegiatan pemugaran membutuhkan waktu yang lama karena melewati beberapa proses seperti penelitian, pencarian batu, pembongkaran, penyetelan, konservasi atau perbaikan batu, dan penyusunan kembali. Setelah semua proses pemugaran candi selesai bukan berarti semua pekerjaan selesai. Candi yang selesai dipugar ini tetap harus dirawat agar bisa bertahan lama. Apa jenis-jenis perawatan candi itu dapat diketahui melalui penjelasan dibawah ini.

I. Pembersihan/cleaning

Prinsip pembersihan dimulai dengan metode, bahan, dan alat yang paling sederhana untuk mengurangi dampak negatif terhadap objek. Jika belum berhasil maka digunakan peralatan yang lebih modern dan menggunakan bahan kimia bila perlu. Metode pembersihan dalam konservasi meliputi:

  • Pembersihan mekanis kering (dry cleaning). Pembersihan dilakukan tanpa menggunakan air, alat yang digunakan berupa sikat nilon dan sapu lidi. Pembersihan ini bertujuan untuk membersihkan debu, lumut, dan tumbuhan tingkat tinggi yang menempel pada material bangunan.
  • Pembersihan mekanis basah (wet cleaning). Mikroorganisme yang tidak dapat dibersihkan dengan pembersihan kering selanjutnya dibersihkan dengan pembersihan basah yang menggunakan air. Pembersihan basah dilakukan dengan menggunakan air yang disemprotkan dengan kompresor sehingga menghasilkan air bertekanan tinggi (20 MPa). Sasaran yang dibersihkan adalah algae, moss dan lichen yang belum bisa hilang dalam pembersihan mekanis kering. Adapun mikroorganisme jenis lichen yang tidak dapat dibersihkan dalam pembersihan ini, maka perlu dilakukan pembersihan kimiawi.
  • Pembersihan kimiawi (chemical cleaning). Pembersihan yang dilakukan dengan menggunakan bahan kimia bertujuan untuk memberihkan mikroorganisme yang masih tertinggal yaitu lichen (lumut kerak). Lichen biasanya terdapat pada permukaan batu secara berkelompok membentuk bercak-bercak putih. Pembersihan lichen dengan menggunakan bahan kimia AC 322, yang merupakan campuran bahan Amonium bicarboat, Sodium bicarbonat, CMC, Aquamoline, dan arkopal yang dicampur dengan air hingga membentuk pasta. Bahan kemudian dioleskan pada permukaan batu yang ditumbuhi lichen dengan waktu kontak 24 jam. Objek diusahakan dalam kondisi lembab selama 24 jam dengan cara ditutupi plastik. Lichen yang sudah kontak dengan AC 322 24 jam akan mati terlihat dari warnanya yang berubah menjadi kecoklatan. Kemudian objek dibersihkan dengan mengunakan hingga air cucian mencapai derajat keasamanan (pH) netral. Pengolesan AC 322 secara selektif hanya pada batu yang ditumbuhi lichen saja dan dapat dilakukan berulang hingga lichen bersih.

II. Pengawetan

Pengawetan dilakukan terhadap seluruh permukaan batu candi yang telah selesai dibersihkan. Hal ini dilakukan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan memberi kekebalan pada batu candi sampai pada jangka waktu tertentu agar tidak ditumbuhi mikroorganisme. Bahan treatment yang digunakan adalah Hyamine dengan konsentrasi 80% dicampur air sehingga menjadi larutan dengan konsentrasi 2%. Teknik aplikasi dengan penyemprotan, yaitu campuran Hyamine disemprotkan dengan menggunakan sprayer pada permukaan batu yang telah bersih dan kering. Treatment juga diaplikasikan pada tebing tanah yang ditumbuhi lumut. Hal ini bertujuan agar lumut mati dan sporanya tidak menyebar ke batu candi. Treatment sebaiknya dilakukan secara periodik untuk menjaga permukaan batu tetap bersih.