Pura Dalem Kayangan Kedaton

0
6651

bangunan-pura-alas-kedatonPura ini terletak di Desa Kukuh, Marga, Tabanan, kira-kira 18 km. kearah barat laut dari kota Denpasar dan dapat dicapai dengan mudah sekali melalui kota Kediri kea rah utara sejauh 5 km. kemudian membelok ke timur menuju pura (sekitar 300 m.). di depan pura terdapat sejumlah warung-warung souvenir, makanan dan minuman dan fasilitas lainnya bagi para pengunjung. Ketika telah berada didepan pura, maka akan tampak dengan jelas, bahwa pura ini dibangun tersembunyi di dalam hutan belantara kira-kira seluas 6,5 ha. Yang disebut Alas Kedaton, artinya “hutan milik kerajaan”. Kenyataan ini mengandung makna simbolis, yaitu Pura Dalem Kayangan Kedaton sebagai tempat suci sengaja dibangun ditempat yang dapat memberikan ketenangan dan keheningan batin, jauh dari kehidupan duniawi yang materialistic.

            Penyelidikan arkeologi menunjukkan, bahwa pura ini tergolong peninggalan purbakala yang sudah tua, yang mula-mula hanya merupakan tempat pemujaan prasejarah atau prahindu yang sederhana dari masa berkembangnya tradisi megalitik, yaitu berupa beberapa buah menhir kecil, susunan batu kali dan arca berciri megalitik yang sampai sekarang masih berfungsi sakral  bagi masyarakat setempat untuk memohon keselamatan kepada kekuatan alam dan arwah leluhur. Selain kekunaan di atas, di dalam pura ini ditemukan juga bukti-bukti dari jaman sejarah ketika pengaruh agama Hindu sudah meluas di seluruh Bali, yaitu lingga semu, arca Durga Mahisasuramardini dan arca Ganesa yang duduk di atas dua ekor naga. Menarik perhatian, ialah arca Ganesa ini yang duduk di atas dua ekor naga, adalah candrasengkala yang secara simbolis berarti tahun 1286 Saka atau 1364 M, yang mungkin menyatakan tahun pembangunan Pura Dalem Kayangan yang berfungsi sebagai media pemujaan yang sakral hingga dewasa ini bagi masyarakat setempat.

            Penyelidikan di lapangan telah berhasil mendapatkan bukti-bukti adanya kearifan lokal masyarakat Bali seperti yang tersimpan dalam berbagai keunikan di pura ini, yaitu halaman jeroan atau utamaning mandala yang merupakan bagian yang paling suci, ternyata lebih rendah dari halaman lainnya yang dilengkapi dengan empat buah pintu masuk dari empat arah mata angina. Keunikan lainnya tampak pada waktu piodalan, yaitu upacara ini dipimpin oleh seorang pemangku (pendeta), dilaksanakan pada siang hari dan harus selesai sebelum sang surya terbenam.lebih unik lagi, ialah dalam upacara ini tidak diperkenankan memakai api, kwangen, penjor, dan juga tidak boleh mengadakan tabuh rah. Masih ada keunikan lain yang menarik, ialah untuk kelengkapan upacara hanya boleh digunakan ceniga yang dibuat dari daun pisang mas, sedangkan ditempat lainnya di Bali dibuat dari janur.

            Selain keunikan di atas,masih ada juga yang perlu dikemukakan di sini mengenai Pura Dalem Kayangan Kedaton, ialah lokasinya yang tersembunyi di dalam hutan belantara yang dihuni oleh puluhan kera. Kadang-kadang kera ini menimbulkan kegaduhan yang memecahkan ketegangan, ketika berebut makanan di antara sesamanya. Hutan belantara ini yang dilindungi oleh Desa Pekraman meliputi lebih dari 24 macam pepohonan, ternyata telah turut menciptakan ketenangan bagi pengunjung. Di antara cabang ranting-ranting pepohonan tadi, tampak puluhan kelelawar bergantungan seakan-akan sedang berlomba mengadu kekuatan, ketangkasan, dan ketahanan bergantungan. Berada dalam Pura Dalem Kayangan Kedaton dengan suasana seperti tersebut di atas sungguh merupakan suatu kesempatan untuk menikmati kesucian, ketenangan, dan keindahan alam yang belum dilanda pencemaran, barangkali tidak akan dijumpai di tempat lainnya.