Kegiatan Inventarisasi Benda Warisan Budaya di Pura Kayu Sakti dilaksanakan oleh sebuah tim yang terdiri dari:
- I Ketut Alit Amerta, SS
- I Made Astawa, BA
- I Wayan Eka Wiranata
- I Dewa Gde pariasa
kegiatan invetarisasi benda warisan budaya di Pura Kayu Sakti dimaksudkan untuk mengetahui jumlah, bentuk, jenis, ukuran, dan kondisi benda warisan budaya. Tujuanya adalah untuk menghimpun data dalam rangka menyusun daftar induk inventarisasi warisan budaya/cagar budaya di Provinsi Bali dan dalam rangka menyempurnakan data sesuai pedoman pengelolan cagar budaya. Selain itu diharapkan sebagai petunjuk awal bagi masyarakat luas khususnya dan masyarakay penyungsung pura, untuk lebih memahami dan menghayati nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya sehingga dapat meningkatkan peran serta dan dukungan masyarakat dalam perlindungan dan pelestarian warisan budaya yang ada di lingkungannya.
Pura Kayu Sakti secara administratif termasuk dalam wilayah Dusun Basangalas, Desa Tribuana Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, dengan titik koordinat 50 L 0348522, 9071324 UTM, 292 dpl. Lokasi pura berada di lokasi yang agak jauh dari pemukiman masyarakat, tepatnya di sebelah utara pura Ponjok Batu. Adapun batas-batas pura, yaitu:
- Utara : Hutan bambu
- Timur : Hutan bambu
- Selatan : Tegalan
- Barat : Jalan
Pura Kayu Sakti adalah sebuah pura yang mempunyai ikatan leluhur berdasarkan garis keturunan (genealogis). Hal ini dibuktikan dengan semua anggota kelompok atau kerabat yang merasa diri dari garis keturunan Dadya Pasek, mempunyai ikatan dengan tempat pemujaan yang disebut dengan Pura Kayu Sakti.
Struktur pura terdiri atas satu halaman dengan arah hadap selatan. Areal pura dibatasi oleh tembok keliling yang terbuat dari struktur batu alam dengan perekat semen. di halaman luar pura terdapat pelinggih apit lawang dan sebuah wantilan. untuk memasuki halaman pura melalui dua buah pintu di bagian barat dan selatan. Di halaman dalam terdapat sebuah piyasan, 4 buah tahta batu, sebuah lumpang batu dan struktur batu alam.
Semua tinggalan tradisi megalitik yang terdapat di Pura Kayu Sakti masih utuh. Semua pelinggih atau peninggalan tradisi megalitik terletak di halaman tengah (jeroan). Pelinggih pokok di jeroan berupa tahta batu dengan 5 ruangan berderetan, berada di bagian timur dan menghadap keselatan, yang merupakan pelinggih utama yang paling penting untuk kegiatan pemujaan. Peninggalan tradisi megalitik yang terdapat di pura ini adalah tahta batu, lumpang batu yang terletak di sebelah selatan di depan pelinggih utama, dan tumpukan batu alam. Keseluruhan bentuk dari pelinggih ini merupakan batur yang berbentuk persegi dan berundak dua. Tinggi undakan pertama 36 cm dan tinggi undak kedua 36 cm. Bahan bangunan terdiri atas batu kali yang belum dibentuk sehingga memperlihatkan bentukan aslinya. Di atas batur berususun inilah pelinggih tahta dibuat, ada yang berjajar dan berjumlah 5 buah yang bercorak sama, dan 3 tahta batu lainnya yang di atas batur berdiri sendiri.
Lumpang Batu (lesung) dengan ukuran panjang 46 cm, lebar 39 cm. Tebuat dari batu alam, diperkirakan pada masa tradisi megalitik. terletak di halaman utama pura, di sebelah selatan dekat pintu masuk pura di bagian selatan. Lumpang batu ini dibuat dari sebuah batu kali yang tidak diubah bentuk aslinya, sehingga memperlihatkan bentuk asli yang tidak beraturan. Lumpang batu ini tertanam sehingga hanya memperlihatkan bagian atas permukaan lumpang batu. lumpang batu ini biasanya digunakan untuk memohon kesuburan.
Tahta batu ini menghadap ke arah selatan dengan 5 buah tahta batu berderetan di atas bebaturan dari barat ke timur. Tahta batu ini sebagai tempat berstana panca maha dewa yaitu dari tahta batu paling barat berstana Dewa Maha Dewa, Wisnu, Siwa, Brahma, dan Dewa Iswara. Bahan terdiri atas batu alam yang disusun sederhana tanpa perekat. Bagian tahta batu dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian batur berbentuk segi empat panjang dan bagian atas berupa deretan lima ruang yang terbuat dari lempengan batu tipis. Tahta batu yang berjajar 5 buah memiliki tempat sandaran yang meruncing ke atas, dengan ukuran sandaran paling tinggi 63 cm dan terendah 25 cm serta memiliki dua buah batu di samping kiri dan kanan yang disebut dengan tabeng sisi, dengan tabeng sisi tertinggi 1,16 cm dan tabeng sisi terendah 50 cm. Alas tahta batu terdiri atas batu-batu datar. Tahta batu memiliki batur utama dengan ukuran panjang 3,80 m, lebar 1,48 m, dan tinggi 1,23 m. Di bawah batur utama ini terdapat 2 undakan dengan tinggi masing-masing undakan adalah 36 cm.
Tahta Batu tempat berstana Betara Bagus Subandar, yang terletak di sebelah timur tahta batu berjajar 5. Bahan terdiri atas batu alam, disusun sederhana dan bangunan ini menghadap ke selatan. Bagian tahta batu dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian batur berbentuk segi empat dan bagian atas berupa sebuah ruang. Di atas batur terdapat 2 buah batu sandaran berbentuk batu lempeng datar, dengan batu sandaran tertinggi 39 cm dan 6 buah di sisi kiri dan kanan (tabeng sisi) dengan tabeng sisi tertinggi 53 cm. Alas tahta batu terbuat dari batu datar. Tahta batu berada di atas teras dengan ukuran tinggi 80 cm, lebar samping 1,25 cm, dan lebar depan 1,23 cm.
Tahta batu ini sebagai tempat berstana Betara Hyang Jaya Sakti, yang terletak di sebelah utara tahta batu B. Bahan terdiri atas batu alam, disusun sederhana. Bagian tahta batu dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian batur berbentuk segi empat dan bagian atas berupa sebuah ruang. Di atas batur terdapat 3 buah batu yang berbentuk lempeng datar, yang makin ke atas makin runcing, 1 batu sandaran dan 2 batu di sisi kiri dan kanan (tabeng sisi). Alas tahta batu terdiri atas beberapa buah batu datar. Tahta batu berada di atas batur dengan 3 undakkan dengan tinggi 80 cm dan lebar 1,60 cm.
Tahta Batu ini sebagai tempat berstana Betara Anglurah Sakti, yang terletak di barat laut. Bahan terdiri atas batu alam, disusun sederhana tanpa perekat. Bagian tahta batu dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian batur berbentu segi empat dan bagian atas berupa sebuah ruang. Di atas batur terdapat 3 buah batu yang berbentuk lempeng datar, yang makin ke atas makin meruncing, 1 batu sandaran dan 2 batu di samping kiri dan kanan (tabeng sisi). Alas tahta batu terbuat dari batu alam yang berbentuk datar dan lempeng. Tahta batu ini berukuran tinggi 1,01 m dan lebar 67 cm.
Benda warisan budaya yang terdapat di Pura Kayu Sakti merupakan warisan budaya yang bernilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan. Hasil kegiatan inventarisasi diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penentuan dan penetapan program pelestarian warisan budaya selanjutnya