Cagar Budaya Pura Blanjong

0
3612
Prasasti Blanjong

Blanjong sebagai salah satu desa tua di Bali memiliki tinggalan-tinggalan dari kebudayaan masa lampau. Salah satu situs yang berada di wilayah Blanjong yaitu Pura Blanjong. Secara adminstratif pura ini terletak di Desa Intaran, Kelurahan Sanur Barat, Kecamatan Denpasar Selatan, Kabupaten Kota Denpasar. Pura Blanjong terdiri dari satu halaman (mandala) yakni utama mandala. Halaman luar berbatasan langsung dengan jalan raya dan hunian penduduk. Pada pojok kanan belakang pura terdapat sebuah tugu prasasti batu.

Tinggalan Arkeologi di Situs Blanjong

Kegiatan inventarisasi dilaksanakan pada tahun 2015, untuk mencatat tinggalan tingalan yang terdapat di Pura Blanjong, Sanur. Kegiatan ini di ketuai oleh Ida Ayu Gede Yuni Anita Sari, S.S bersama Anak Agung Anom dan Ni Made Chryselia Dwiantari. Hasil dari kegiatan inventarisasi tersebut, di temukan beberapa tinggalan  tersimpan di Pura Blanjong, berupa Arca Ganesha, Fragmen Bangunan, Lingga, Relief Umpak Bangunan, dan sebuah Candi.

  1. Prasasti Blanjong merupakan sebuah prasasti yang berbentuk tugu silindris, berbahan batu padas dengan tinggi 195 cm, diameter badan 60 cm, diameter puncak 71 cm, diameter keliling 200 cm. Pada bidang sisi silindernya terdapat pahatan tulisan memakai dua jenis huruf yakni huruf jawa kuno dan pranegari, dan dua jenis Bahasa yakni Bahasa jawa kuno dan Sanskerta. Prasasti ini berangka tahun 835 Çaka, dan menyebutkan nama raja Sri Kesari Warmadewa yang merupakan cikal bakal dinasti Warmadewa di Bali.
  2. Arca Ganesha ini memiliki ukuran tinggi 107 cm, lebar 65 cm, tebal 44 cm. Dibuat dari bahan batu padas berwarna abu-abu. Digambarkan dengan posisi duduk bersila, kedua telapak kaki bertemu dan duduk diatas lapik berhiaskan helaian Padma ganda. Tubuh digambarkan gemuk, perut besar, duduk bersila. Kepala memakai kirita makuta berhiaskan untaian manik-manik pada bagian dahi, bagian muka dan bagian belalai pecah, mata sipit, telinga lebar. Bertangan dua, tangan kanan memegang sesuatu (karena sudah patah, belum dapat diintrepetasikan), tangan kiri patah, bagian perut pecah. Leher mekakai kalung (hara) untaian manik-manik. Lengan kanan dan kiri memakai gelang lengan (keyura), memakai gelang kaki berbentuk silindris.
  3. Fragmen Bangunan, dengan bagian dasarnya berbentuk pipih dan membentuk lingkaran pipih. Di atas bagian dasar berbentuk silindris seperti badan sebuah lingga. Bagian puncak patah (gempil), bagian dasar dengan motif hiasan setengah bulatan berbentuk oval. Ukuran Fragmen ini yaitu dengan tinggi 40cm, diameter 32 cm terbuat dari bahan batu padas.
  4. Lingga, terdapat dua buah lingga yang ditemukan dengan wujud sempurna. Terdiri dari bagian kaki, badan dan kepala. Memiliki ukuran dengan tinggi 46 cm, diameter 15 cm. Terbuat dari bahan batu padas. Dalam kepercayaan Hindu, lingga berfungsi sebagai media pemujaan. Lingga adalah symbol dari Dewa Siwa.
  5. Fragmen Arca, digambarkan memakai kain sebatas lutut, memakai sampur samping, memakai gelang kaki silindris tanpa motif, memakai uncal sampai menyentuh jari kaki, memakai sandaran (stela).
  6. Fragmen arca Nandi dalam posisi duduk, kaki ditekuk kedalam, ekor melingkar di pantat, bagiankepala dan muka pecah.
  7. Fragmen arca binatang gajah dalam posisi duduk tanpa lapik, badan gemuk, belalai menjuntai ke bawah, kaki dilipat ke dalam. Fragmen ini terbuat dari bahan batu padas dengan tinggi 36 cm, panjang 62 cm dan lebar 30 cm.
  8. Umpak,terdapat empat buah umpak (sendi) bangunan, dipahatkan relief dua orang manusia sedang berpegangan tangan, kepala memakai mahkota, dua orang tokoh pendeta sedang berpegangan tangan. Dua buah lagi tidak bias dikenali reliefnya karena sudah aus. Umpak tersebut dibuat dari bahan batu padas dengan ukuran yang berbeda-beda.
  9. Candi, terdiri dari tiga bagian, yakni bagian kaki, badan dan puncak. Bagian kaki berbentuk persegi empat sama kaki. Bagian badan di dasarnya berbentuk persegi empat, diatasnya dibentuk cekingan persegi empat sehingga terlihat seperti berpinggang. Makin ke atas membesar, pada keempat bidang sisinya dipahatkan kelopak bunga teratai. Diatas kelopak bunga teratai adalah sebuah selasarberbentuk segi empat sama sisi. Di atas selasar inilah tingkatan bagian puncak bersusun empat, terdiri dari dua tingkat berbentuk persegi empat satu tingkat diatasnya adalah bentuk sisi genta. Di atas sisi genta dihias dengan empat buah berbentuk lancipan membentuk empat sudut. Di atas hiasan ini adalah bagian puncak (murdha) berbentuk bulatan lonjong ke atas dengan bagian atasnya diberi ujung lancipan. Candi ini di susun dengan batu bata dan batu padas. Ukurannya yaitu dengan tinggi 435 cm, panjang 220 cm, lebar 220 cm.