Pada tahun 1895, Ampenan menjadi kota afdeeling (wilayah administrasi setingkat kabupaten) berdasarkan Staatsblad No.181/1895. Sejak saat itu Ampenan ditempatkan oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai bagian dari karesidenan Bali. Ampenan menjadi kota kecil dimana ada pelabuhan, perkantoran, perdagangan serta pemukiman yang berdasarkan etnis masing-masing.
Dengan jadinya Ampenan sebagai kota Pelabuhan, pemerintah Hindia Belanda mulai membangun infrastruktur pendukung dari dermaga, jembatan hingga pembangkit listrik. Pembangkit listrik di Ampenan dibangun oleh perusahaan listrik Hindia Belanda bernama NV Electriciteits Maatschappij Bali en Lombok (EBALOM) yang merupakan anak perusahaan dari Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM) yang berkantor pusat di Surabaya. Untuk menjadi kota maju, maka keberadaan listrik dibutuhkan sebagai penanda bahwa kota tersebut sudah maju dan berkembang. Dua gardu listrik yang dibangun pada masa kolonial terdapat di jalan Malomba dan Taman Jangkar.
Bangunan Gardoe Listrik Tempo Doeloe Mataram
Gardu listrik ini dulunya difungsikan untuk menyalurkan aliran listrik ke seluruh Kota Ampenan. Kehadiran listrik di Ampenan menandakan bahwa Kota Pelabuhan Ampenan sudah cukup maju dan menjadi tempat vital dalam kekuasaan Belanda. Saat ini bangunan gardu listrik digunakan sebagai tempat penyalur listrik ke beberapa titik di Ampenan. Situs ini hanya terdapat bangunan persegi yang berada di pinggir jalan Malomba menuju pelabuhan. Beberapa bagian terjadi vandalisme sehingga merusak kelestarian situs.
Bangunan Gardoe listrik terletak di Jl. Malomba, Desa Ampenan Selatan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Bangunan gardu listrik ini terletak di pinggir jalan raya tepat di sebelah timur SD Negeri 1 Ampenan. Bangunan gardu listrik terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu bagian atap, badan, dan kaki, dengan tebal pondasi 30 cm. Fasad bagian timur, memiliki sebuah pintu masuk bermaterial besi memiliki 2 (dua) buah daun pintu dengan ukuran tinggi 2,30 m dan lebar 1,46 m. Dinding luar bagian selatan gardu, terdapat jendela berbahan material dari kayu dengan ukuran tinggi 1,24 m dan lebar 1,26 m. di beberapa bagian bangunan terdapat vandalisme. Bagian atap berupa komponen konstruksi beton yang terbuat dari cor beton.
Bangunan Gardoe Listrik Tempo Doeloe Kota Toea Ampenan
Gardu listrik ini sama persis dengan gardu listrik di jalan Malomba. Gardu listrik yang berlokasi di Taman Jangkar ini dulunya difungsikan untuk menyalurkan aliran listrik ke seluruh Kota Ampenan. Kehadiran listrik di Ampenan menandakan bahwa Kota Pelabuhan Ampenan sudah cukup maju dan menjadi tempat vital dalam kekuasaan Belanda.Saat ini bangunan gardu listrik digunakan sebagai tempat penyalur listrik ke beberapa titik di Ampenan. Situs ini hanya terdapat bangunan persegi yang berada di Taman Jangkar dekat dengan jalur menuju pelabuhan Ampenan.
Bangunan Gardoe Listrik Tempo Doeloe Kota Toea Ampenan terletak di Jl. Yos Sudarso/Taman Jangkar Kota Toea Ampenan, Desa Ampenan Selatan, Kecamatan Ampenan. Kota Mataram. Bangunan gardu listrik yang dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda selain di jalan Malomba terdapat juga di Taman Jangkar Kota Toea Ampenan. Bangunan gardu listrik difungsikan sama dengan gardu listrik yang berada di jalan Malomba. Bangunan gardu listrik terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu bagian atap, badan, dan kaki, dengan tebal pondasi 30 cm.
Fasad bagian timur, memiliki sebuah pintu masuk bermaterial besi memiliki 2 (dua) buah daun pintu dengan ukuran tinggi 1,87 m dan lebar 80 cm. Disamping pintu terdapat jendela krepyak berbahan material dari kayu dengan ukuran tinggi 1,30 m dan lebar 70 cm. Dinding bangunan bertekstur halus dengan dilapisi cat berwarna putih dan pada bagian atap berupa komponen konstruksi beton yang terbuat dari cor beton.