Peninjauan Penemuan Objek Diduga Cagar Budaya di Desa Pejaten

0
724

Belakangan ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai yang terkandung pada warisan budaya makin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan makin banyaknya surat permohonan masyarakat yang ditujukan kepada BPCB Provinsi Bali. Masyarakat berkeinginan dilakukannya  peninjauan dan penelitian terhadap warisan budaya yang ada di lokasi yang mereka miliki. Terkait dengan adanya surat permohonan tersebut, selaku Unit Pelaksana Teknis yang mempunyai tugas melaksanakan pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan Cagar Budaya/Objek Diduga Cagar Budaya, BPCB Provinsi Bali bertanggung jawab dengan mengadakan kegiatan peninjauan. Peninjauan ini akan lebih baik dan akan menghasilkan data yang lebih lengkap bila juga melibatkan Kantor Arkeologi yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan Dinas Kebudayaan Kabupaten/Kota selaku wakil Pemerintah Daerah yang diamanatkan oleh undang-undang untuk lebih berperan dalam pelestarian cagar budaya.                                 

Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan sebagai instansi yang menanganai Cagar Budaya di Kabupaten Tabanan mengajukan permohonan untuk untuk melaksanakan peninjauan kembali Objek Penemuan Goa yang berada  di Banjar Dalem, Desa Pejaten. Menindaklanjuti  surat dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan dengan nomor 430/874 Disbud, tanggal 5 April 2022, prihal Peninjauan Kembali Penemuan Sebuah Goa Di Banjar Dalem, Desa Pejaten berdasarkan surat tersebut telah dilakukan peninjauan langsung ke lokasi. Peninjauan kali ini merupakan suatu upaya perekaman data observasi, dokumentasi dan pencatatan secara umum.

Sesuai dengan isi surat  yang disampaikan, kegiatan ini dilakukan terkait dengan penelitian dan pendokumentasian penemuan goa yang dilakukan bersama dengan tim peneleti dari Kantor Arkeologi. Secara keseluruhan kegiatan peninjauan melibatkan tiga UPT yang menangani bidang kebudayaan, yaitu Kantor Arkeologi, Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Bali (BPCB), serta dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan.

Penemuan goa berada di atas lahan usaha percetakan genteng dan batu bata milik Bapak I Wayan Puja dan pertama kali dilaporkan oleh salah seorang warga bernama I Ketut Nada. Proses penemuan goa ini diawali dari rencana pembuatan septic tank, dalam penggalian lubang untuk septic tank pada kedalaman ±2 meter ditemukanlah ruang yang diperkirakan goa kuno oleh warga. Dari penemuan tersebut kegiatan pembuatan lubang septic tank untuk sementara dihentikan, kemudian pemilik lahan melaporkan penemuan ini ke Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan.

Lokasi ditemukannya lorong ini merupakan wilayah yang subur dengan jenis batuan penyusunnya adalah lempung pasiran. Selain itu, dengan kondisi kesuburan tanah ini memungkinkan untuk ditanami berbagai macam tanaman baik itu tanaman pangan maupun jenis tanaman lainnya. Kondis lingkungan situs berada pada Daerah Aliran Sunga Dari dengan banyaknya vegetasi disekitar situs memungkinkan debit air selalu terjaga tiap tahun. Dengan kondisi semacam ini bisa dikatakan bahwa lingkungan sekitar sangat mendukung difungsikan sebagai areal suci. Posisi temuan lorong berupa goa ini sangat dekat dengan aliran sungai, berjarak ± 5 meter. Formasi batuan disungai ini berupa compact padas.

Disekitar lokasi penemuan lorong terdapat beberapa pura. Di sebelah timur, jarak ±100 meter terdapat Pura Beji Bajangan dengan mata air jernih dan dibagian depan Pura Beji Bajangan terdapat batu datar atau dolmen sebagai tempat sesajen dan disakralkan oleh masyarakat. Dolmen ini memiliki ukuran panjang 1,20 meter dan lebar 0,8 meter. Sekitar ±100 meter kea rah selatan Pura Beji Bajangan terdapat Pura Dalem. Pura ini menyimpan dua buah pratima yang terbuat dari kayu yang menurut pemangku merupakan perwujudan Dewa Wisnu dan Saktinya. Di Sisi Barat Pura Dalem terdapat Pura Prajapati. Pada pura ini terdapat menhir, menhir ini berdiri di atas struktur batu padas berbentuk persegi empat.

  1. Struktur Goa Banjar Dalem
  2. Nama Objek : Goa Banjar Dalem
  3. Lokasi Situs : di Banjar Dalem, Desa Pejaten, Kecamatan Kediri, Kabupaten TabananaBahan :
  4. Bahan :
    • pembentuk lorong berupa batu padas (paras buah).
    • Pada bagian lantai terdapat endapan alluvial sungai dengan komposisi sebagian besar pasir halus yang tak terkompakan (litifikasi) dengan sempurna.
  5. Warna : Abu-abu
  6. Koordinat : 50 L 0291737 UTM 9051244
  7. Ketinggian : 88 mdpl
  8. Ukuran Goa               
    • Tinggi: 1,55 meter
    • Lebar : 5,28 meter
    • Panjang : 5,40 meter
  9. Kondisi :
    • Kondisi lorong gelap dan lembab.
    • Bagian lantai terdapat endapan alluvial sungai.
    • Bagian atap lorong terdapat banyak akar-akaran.
    • Kondisi pintu masuk yang sekarang sedikit runtuh karena galian pembuatan septic tank.
  10. Periodesasi : –
  11. Deskripsi : Lubang berada di bawah tanah dengan kedalaman dari permukaan tanah ± 2 meter. Lorong ini membujur utara-selatan, namun di sisi selatan terdapat lorong yang sedikit melingkat kebarat. Belum diketahui secara pasti lokasi pintu masuk asli dari lorong ini. Pintu masuk saat ini berada di sisi barat yaitu bekas galian ekskavator untuk pembuatan lubang septic tank sehingga membuat dinding sisi barat runtuh dan menampakan lorong tersebut. Pada bagian dasar/lantai terdapat endapan alluvial sungai berwarna cokelat dan berlapis-lapis. Di dalam terowongan terdapat 4 (empat) buah relung/ceruk dengan masing-masing ukuran::
    • Relung/ceruk 1 berada di sisi utara, dengan ukuran tinggi 1,27 meter, kedalaman relung 1,10 meter dan lebar relung 1,4 meter.
    • Relung/ceruk 2 berada di sisi timur relung 1 dengan ukuran tinggi 1,3 meter, kedalaman 0,9 meter, dan lebar 1,27 meter.
    • Relung/ceruk 3 berada di sisi selatan dan bersebelahan dengan relung 2, memiliki ukuran tinggi 1,10 meter, kedalaman 0,5 meter, dan lebar 1,10 meter.
    • Relung/ceruk 4 terletak disebelah ceruk 3, memiliki ukuran tinggi 1,27 meter, kedalaman 0,8 meter, dan lebar 1,9 meter.

Dari pengamatan awal yang dilakukan terlihat bahwa ada indikasi kuat terowongan dan relung/ceruk sengaja dibuat oleh manusia (bukan dari aktifitas alam) har ini dapat dilihat dari adanya pangkasan-pangkasan/pahatan kasar pada dinding-dinding lorong dan relung/ceruk.

Kondisi mulut lorong/goa dengan kedalaman ±2 meter dari permukaan tanah
Kondisi relung/goa yang tertimbun endapan
Relung/Ceruk 1
Relung/Ceruk 2
Relung/Ceruk 3
Relung/Ceruk 4