Candi Prasada adalah bangunan suci untuk palinggih dari yang suci yang menistakan dirinya pada raja yang meninggal yang telah disucikan dan kembali kebrahmaloka. Prasada merupakan bangunan suci di Bali yang bentuknya sangat mirip sekali dengan candi, sebagaimana halnya dengan candi-candi di Jawa Timur Umumnya. Prasada berarti tempat duduk yang menjulang tinggi teras tingkat teratas dari bangunan di atas pondasi yang tinggi, istana, kuil, candi, pura, tempat pemujaan. Prasada di Bali adalah hasil perpaduan antara candi atau Prasada biasa dengan punden berundak-undak pada jaman prehistoric (kempers, 1979: 13).
Bangunan Cagar Budaya Prasada Maospait terdiri atas kaki, badan, dan atap dengan ukuran Panjang: 3,15 m, Lebar: 2,77 m, dan tinggi 8,65 m. keseluruhan bangunan menggunakan batu bata baik kaki, badan maupun atap. Bentuk prasada ini sama persisdengan prasada tumpang 9 yang ramping sama halnya dengan candi-candi yang terdapat di Jawa Timur yang bentuknya semakin ke atas semakin kecil dan pada bagian atap berntuknya bertingkat-tingkat. Pada bagian kaki canti terdapat hiasan karang karang goak pada setiap sudutnya dan juga terdapat lubang-lubang bekas hiasan mangkok-mangkok Cina yang sudah tidak terpasang lagi dikarenakan sudah pecah akibat bencana alam gempa bumi yang pernah terjadi di Bali. Pada bagian badan candi terdapat pindu masuk yang terbuat dari kayu untuk meletakkan arca dan sarana pemujaan, mempunyai ruang pada bagian badannya (garbhadhatu). Hiasan yang istimewa adalah poselin berupa piring-piring dan mangkuk-mangkuk yang dimasukkan ke dalam lekukkan pada permukaan kulit prasada yang masih terpasang pada badan candi. Terdapat juga hiasan singa bersayap pada bagian atas pintu masuk kedalam candi. Pada bagian atap candi terdapat motif hias karang mata yang letaknya di tengah-tengah dan pada setiap sudut dari atap candi terdapat hiasan menara sudut yang berisikan motif hias sulur-suluran. Atap dari candi ini berjumlah 5 semakin ke atas semakin kecil.