Situs Kampung Adat Loni

0
1069
  • Situs Kampung Loni
  • Alamat:
    • Desa : Loni
    • Kecamatan : Ranamese
    • Kabupaten : Manggarai Timur
    • Provinsi : Nusa Tenggara Barat
  • Koordinat : 51 L 0231139 UTM 9039971
  • Ketinggian : 924 mdpl
  • Luas : –
  • Arah Hadap : Utara
  • Batas-Batas:
    • Utara : Perkebunan dan jalan
    • Timur : Perkebunan
    • Selatan : Perkebunan
    • Barat : Perkebunan
  • Latar Budaya : Tradisi Megalitik
  • Jenis Situs : Kampung Tradisional
  • Pemilik : Masyarakat Adat Kampung Loni
  • Pengelola : Masyarakat Adat Kampung Loni
  • Deskripsi : Kampung Loni memiliki jumlah KK sebanya 107 KK, ditengah kampung terdapat sebuah compah dan rumah penduduk dibangun mengelilingi compang. Pada bagian selatan compang dibangun sebuah rumah adat yang berfungsi sebagai tempat melaksanakan upacara adat yang bertujuan untuk mengucapkan terimakasih kepada leluhur atas panen yang melimpah. Rumah  adat ini digunakan sebagai awal tempat melaksanakan upcara adat dan berakhir di compang. Situs Kampung Loni memiliki warisan budaya berupa 3 (tiga) buah compang dan 2 (dua) buah keris dan sarung kerisnya.

 

Cagar Budaya/Objek Diduga Cagar Budaya

  • Compang Loni 1

  • Bahan : Batu Alam
  • Ketinggian : 924 mdpl
  • Koordinat : 51 L 0231139 UTM 9039971
  • Ukuran :
    • Tinggi : 60 cm
    • Diameter : 4,94 m
  • Kondisi : Utuh
  • Periodesasi : Tradisi Megalitik
  • Deskripsi : Compang Loni 1 berbentuk struktur batu melingkar, bagian utara dan selatan compang terdapat undakan/tangga untuk naik ke atas compang. Pada bagian atas compang terdapat 3 buah altar batu untuk tempat persembahan.. Pada sisi utara diatas compang terdapat tiang batu yang berfungsi sebagai tempat bersemayamnya leluhur yang menjaga keselamatan masyarakat, tiang batu oleh masyarakat disebut dengan Batu Naga. Compang memiliki bentuk menyerupai batu temu gelang, pada bagian tengah di timbun menggunakan tanah dan diatas timbunan tanah diletakan altar batu dan tiang batu (batu naga). Undakan/tangga sebelah selatan compang terdiri dari 3 undakan sedangkan disebelah utara undakan/tangga mengalami kerusakan (jumlah tingkatan undakan tidak diketahui. Undakan/tangga pada sisi utara memiliki ukuran panjang: 2,14 m, lebar: 2,10 m dan undakan/tangga sisi selatan memiliki ukuran panjang 2,15 m, lebar 2,18 m. Compang merupakan keberlanjutan dari zaman prasejarah tepatnya tradisi megalitik dan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang mempunyai nilai yang sangat penting.

 

  • Compang Loni 2

  • Bahan : Batu Alam
  • Ketinggian : 925 mdpl
  • Koordinat : 51 L 0231007 UTM 9039605
  • Ukuran :
    • Panjang : 6,30 m
    • Lebar : 5,40 m
    • Tinggi : 56 cm
  • Kondisi : Tidak terawat dan ditumbuhi rumput liar
  • Periodesasi : Tradisi Megalitik
  • Deskripsi : Compang Loni 2 berbentuk struktur batu melingkar, pada compang ini terdapat 2 buah makam leluhur yaitu makam Bapak dan Anak. Compang ini dikelilingi oleh struktur batu yang mengelilingi compang dengan jarak compang dan struktur yang mengelilingi compang adalah 4,60 m. compang Loni 2 dibagi menjadi 2 bagian, bagian pertama/tengah berfungsi sebagaitempat duduk ketua adat, bagian kedua yaitu sebagai tempat diskusi. Untuk makam leluhur berada di sebelah timur atau dibelakang compang. Compang memiliki arah hadap ke utara. Compang merupakan keberlanjutan dari zaman prasejarah tepatnya tradisi megalitik dan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang mempunyai nilai yang sangat penting.

 

  • Compang Wodo

  • Bahan : Batu Alam
  • Ketinggian : 941 mdpl
  • Koordinat : 51 L 0230756 UTM 9039970
  • Ukuran :
    • Lebar : 4,80 m
    • Tinggi : 80 cm
  • Kondisi : Ditumbuhi rumput liar
  • Periodesasi : Tradisi Megalitik
  • Deskripsi : Compang Wodo berfungsi sebagai makam leluhur dan sebagai tempat upacara adat. Dalam Compang Wodo terdapat 8 buah makam leluhur, selain makam juga terdapat altar batu dan tiang batu dengan jumlah 6 altar batu dan 3 tiang batu. Compang ini tidak memiliki undakan/tangga untuk naik ke bagian atas compang. Upacara adat yang dilaksanakan dicompang ini bertujuan untuk mengucapkan terimakasih kepada leluhur atas panen yang melimpah. Compang merupakan keberlanjutan dari masa prasejarah tepatnya tradisi megalitik dan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang mempunyai nilai yang sangat penting.

 

  • Keris dan Sarung Keris

  • Tempat Penyimpanan : Rumah Bapak Costan Tinus Paud
  • Ukuran :
    • Panjang : 27 cm,
    • Panjang pegangan keris : 8 cm
  • Bahan : Logam
  • Fungsi : Sebagai senjata perang
  • Kondisi : Mengalami Korosi
  • Periode/Masa : Kolonial
  • Deskripsi : Keris ini memiliki beberapa bagian yaitu  pegangan keris, sarung keris dan bilah keris. Keris ini memiliki luk 5 (lima) dengan pegangan keris terbuat dari kayu. Luk adalah bagian yang berkelok dari wilah-bilah keris, dan dilihat dari bentuknya keris dapat dibagi dua golongan besar, yaitu keris yang lurus dan keris yang bilahnya berkelok-kelok atau luk. Salah satu cara sederhana menghitung luk pada bilah, dimulai dari pangkal keris ke arah ujung keris, dihitung dari sisi cembung dan dilakukan pada kedua sisi seberang-menyeberang (kanan-kiri), maka bilangan terakhir adalah banyaknya luk pada wilah-bilah dan jumlahnya selalu gasal ( ganjil) dan tidak pernah genap, dan yang terkecil adalah luk tiga (3) dan terbanyak adalah luk tiga belas (13). Sarung Keris ini memiliki ukuran panjang 33 cm, lebar 5 cm dan tebal 1 cm, sarung keris terbuat dari kayu, dengan bentuk polos tanpa hiasan. pembuatan keris ini dilakukan dengan cara tradisional.

 

  • Keris dan Sarung Keris

  • Tempat Penyimpanan : Rumah Bapak Costan Tinus Paud
  • Ukuran :
    • Panjang : 29 cm, 8 cm (panjang pegangan keris)
    • Tebal : 6 cm (bagian bawah), 2 cm (bagian ujung)
  • Bahan : Logam
  • Fungsi : Senjata perang dan sarana ritual adat
  • Kondisi : Mengalami Korosi
  • Periode/Masa : Kolonial
  • Deskripsi : Keris ini memiliki beberapa bagian yaitu  pegangan keris, sarung keris dan bilah keris. Keris ini memiliki luk 11 (sebelas) dengan pegangan keris terbuat dari kayu. Luk adalah bagian yang berkelok dari wilah-bilah keris, dan dilihat dari bentuknya keris dapat dibagi dua golongan besar, yaitu keris yang lurus dan keris yang bilahnya berkelok-kelok atau luk. Salah satu cara sederhana menghitung luk pada bilah, dimulai dari pangkal keris ke arah ujung keris, dihitung dari sisi cembung dan dilakukan pada kedua sisi seberang-menyeberang (kanan-kiri), maka bilangan terakhir adalah banyaknya luk pada wilah-bilah dan jumlahnya selalu gasal ( ganjil) dan tidak pernah genap, dan yang terkecil adalah luk tiga (3) dan terbanyak adalah luk tiga belas (13). Sarung Keris ini memiliki ukuran panjang 32 cm dan lebar 5,2, sarung keris terbuat dari kayu dilapisi dengan logam dan bermotif sulur daun. pembuatan keris ini dilakukan dengan cara tradisional.