INVENTARISASI SITUS DI KABUPATEN DOMPU

0
4445

POKJA REGISTRASI DAN DOKUMENTASI

BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA BALI


Latar Belakang

Pentingnya arti tingggalan arkeologi sebagai  data sejarah memerlukan perlindungan dan pelestarian. Peninggalan arkeologi merupakan hasil karya budaya masyarakat zaman dahulu. Dari peninggalan tersebut dapat diketahui sejarah peradaban nenek moyang seerta peristiwa-peristiwa yang terjadi saat itu. Nusa Tenggara Barat merupakan daerah yang kaya akan tinggalan arkeologi. Salah Satu di antaranya adalah Kabupaten Dompu, yang terletak di bagian timur Pulau Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara Barat. Peningggalan arkeologi di daerah dompu terdiri dari berbagai macam jenis yang berasal dari berbagai zaman atau peradaban, diantaranya terdapat batu alam besar dan batu silinder dari zaman prasejarah, struktur bata Bukit Dorobata dari zaman kerajaan hindu, makam kuno dari peradaban kerajaan islam, serta goa Jepang dari zaman penjajahan tentara Jepang, dan lain sebagainya.

Keanekaragaman peningggalan purbakala di daerah Dompu merupakan bukti-bukti sejarah peradaban yang  memiliki nilai yang sangat penting, baik dari segi arkeologis maupun historisnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Propinsi Bali, NTT,dan NTB telah melaksanakan upaya pelestarian dalam bentuk inventarisasi dalam usaha untuk menjaring data yang lebih akurat dan lengkap. Dari hasil inventarisasi diharapkan langkah-langkah pelestarian dan pemanfaatannya dapat dilaksanakan lebih terarah dan optimal.

Kegiatan inventarisasi Cagar Budaya di Kabupaten Dompu Propinsi NTB mencangkup pendeskripsian dan pendokumentasian, disertai pengukuran dan pengamatan secara cermat terhadap Cagar Budaya yang ada. Selama kegiatan di lapangan dilaksanakan oleh tim yang dikoordinir oleh

  • Drs. I Made Purnawan
  • Ida Ayu Gede Yuni Anita Sari, S.S
  • I Nyoman Suka Adnyana
  • I Wayan Eka Wiranata, dan
  • I Wayan Subawa.

 

Letak dan Lingkungan

Kabupaten Dompu merupakan salah satu dari 9 (sembilan) Kabupaten/Kota yang berada di Propinsi Nusa Tenggara Barat, dengan luas wilayah 2.324,55 Km2. Letak geografisnya antara 117042-118030’ Bujur Timur dan 8006-9005’ Lintang Selatan dengan, batas-batas wilayah sebagai berikut:

  • Sebelah utara : Laut Flores dan Kabupaten Bima
  • Selatan : Lautan Indonesia
  • Sebelah Timur : Kabupaten Bima
  • Sebelah Barat : Kabupaten Sumbawa

Secara administratif Kabupaten Dompu terbagi menjadi 8 (delapan) Kecamatan, 57 (lima puluh tujuh) Desa, 9 (sembilan) kelurahan, 43 (empat puluh tiga) Lingkungan, dan 291 (dua ratus sembilan puluh tujuh). Mata pencaharian penduduk Kabupaten Dompu sebagian besar adalah bertani dengan luas lahan pertanian 18.647 Ha. Sedangkan sebagian lainnya hidup sebagai petani peladang yang memanfaatkan lahan-lahan kering di lereng pegunungan dan perbukitan dengan luas lahan 213.261 Ha.

Dilihat dari aspek topografis, Kabupaten Dompu memiliki 56,784 Ha (23,43 %) tanah dengan ketinggian antara 0-100 m di atas permukaan laut, 123,020 Ha (52,92 %) berada pada ketinggian antara 100-500 m di atas permukaan laut, dan 38,558 Ha (16,59 %) berada pada ketinggian500-1000 m, serta terdapat 14,098 Ha (6,06 %) tanah berada pada ketinggian diatas 1000 m dari permukaan laut. Dilihat dari kemiringan  terdapat 43.470 Ha berada pada kemiringan antara 0-2 %, 81,795 Ha berada pada kemiringan antara 2-5 % yang merupakan areal paling luas, 75.785 Ha berada pada kemiringan 15-40 %, dan terdapat 31.410 Ha berada pada kemiringan di atas 50 %. Dilihat dari kedalaman efektif, rata-rata tanah di Kabupaten Dompu berada pada kedalaman kurang dari 30 cm seluas 13.258 Ha, kedalaman 30-60 cm seluas 63.648 Ha, kedalaman 60-90 cm seluas 140.156 Ha, serta kedalaman di atas 90 cm seluas 15.408 Ha.

Secara hidrologis, Kabupaten Dompu memiliki persediaan air yang cukup untuk keperluan hidup sehari-hari dan pengairan bagi lahan pertanian, karena Kabupaten Dompu didukung oleh 19 buah aliran sungai besar dan beberapa buah sungai kecil, serta beberapa sumber mata air lain yang berair sepanjang tahu dan dapat dijadikan sebagai sumber penghidupan dan sumber pengairan bagi masyarakat Dompu.

Kabupaten Dompu beriklim tropis dengan 2 musim hujan dan 2 musim kemarau. Musim hujan berlangsung antara bulan Oktober sampai dengan April, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan April sampai dengan Oktober setiap tahunnya. Curah hujan sebanyak 12,5 hari tertinggi terjadi pada bulan Februari dan terendah terjadi pada bbulan Oktober. Bila dilihat dari kedalaman rata-rata curah hujan di Kabupaten Dompu yaitu 14,33 mm, dengan kedalaman tertinggi 144 mm dan kedalaman terendah 90 mm. Menurut Smith dan Ferguson Kabupaten Dompu termasuk dalam iklim tipe D, E, dan F dimana pada musim kemarau suhu udara relatif rendah yaitu antara 200C-300C pada malam hari.

 

Latar Sejarah

Berdasarkan bukti-bukti temuan arkeologis berupa penemuan-penemuan peninggalan megalitik diperkirakan di wilayah Dompu telah berkembang masyarakat prasejarah. Namun perkembangan social budaya masyarakat pada masa itu belum dapat disingkap secara jelas. Mpama (cerita rakyat) yang berkembang menyebutkan bahwa nenek moyang masyarakat Dompu berasal dari suatu negeri disebut Pulau Sumatera sekarang. Disebutkan bahwa Sang Kula mempunyai tiga orang adik masing-masing bernama Sang Bima, Sang Dewa, dan Sang Jin, sepakat mencari sisa-sisa peninggalan kerajaan leluhurnya yang telah musnah. Mereka datang dari negeri jauh (Sumatera) menetap dan menata kehidupannya di Woja (Dompu). Sang Kula atau disebut juga Ncuhi Patikula mempunyai seorang Putri bernama La Komba Rawe. Sang Kula menikahkan putrinya dengan putra raja Tulang Bawang (dari Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan) yang sengaja mengunjungi negeri-negeri di wilayah timur. Atas persetujuan para Ncuhi (kepala suku), menantunya diangkat menjadi raja Dompu pertama yang beristana di daerah Tonda, sekitar 10 kilometer sebelah selatan kota Dompu sekarang (Armini, 2007: 231-232).

Bukti-bukti sejarah menunjukan bahwa pada abad ketujuh atau sekitar tahun 690 masehi, kerajaan Sriwijaya menguasai hampir sebagian besar wilayah Nusantara termasuk pulau Sumbawa dan Dompu yang berada di Dalamnya. Dengan demikian ada kemungkinan Dompu telah mengadakan hubungan dengan Kerajaan Sriwijaya pada masa lampau serta pengaruh unsur-unsur Budha pernah tumbuh di tanah Dompu.

Nama Dompu mulai dikenal pada masa pemerintahan Ratu Tribuana Tunggadewi di Majapahit sekitar tahun 1328-1350. Dalam Sumpah Palapa yang di ucapkan oleh Patih Gajah Mada, diabadikan nama-nama beberapa negeri, di antaranya terdapat negeri Dompo (Dompu). Hal tersebut memberi gambaran bahwa Dompu merupakan salah satu kerajaan tua nusantara. Dompu merupakan salah satu kerajaan yang menjadi incaran Majapahit. Kerajaan Dompu berhasil ditaklukan Majapahit pada tahun 1357 M, sejak saat itu Dompu bernaung dibawah kekuasaan Majapahit (Armini, 2007: 232).

Setelah Majapahit runtuh, kerajaan-kerajaan taklukannya di seluruh nusantara mulai berdiri sendiri, serta muncul berbagai kerajaan-kerajaan islam di seluruh nusantara. Termasuk di wilayah Dompu, penyebaran agama islam diperkuat oleh mubaligh-mubaligh besar seperti Syekh Umar dan Syekh Bantam dari Madiun Jawa Timur. Pada tahun 1633 M, kerajaan Goa-Tallo menguasai Bima kemudian meluaskan wilayah kekuasaannya menuju Dompu. Pada masa itu dapat dikatakan sebagai abad penyebaran Agama Islam besar-besaran di Pulau Sumbawa. Agama Islam dijadikan agama resmi kerajaan. Raja Dompu yang pertama kali memeluk Agama Islam adalah raja kesembilan bernama Sultan Syamsuddin bergelar Mawaa Tunggu. Beliau dilantik pada tanggal 24 September 1545 M. Pada masa pemerintahannya, sistem pemerintahan Dompu berubah menjadi kesultanan dan menerapkan ajaran-ajaran Islam dalam dalam menjalankan roda-roda pemerintahan sehingga banyak mempengaruhi kebudayaan Dompu (Armini, 2007: 233).

Gunung Tambora Meletus pada tanggal 10 – 11 April 1815, dalam catatan sejarah Dompu letusan Tambora yang paling dahsyat yakni letusan pada tanggal 11 April 1815 yang mengakibatkan beberapa Kerajaan kecil yang terletak di sekitar Tambora menjadi sasaran empuk musibah tersebut sehingga 3 Kerajaan kecil tersebut musnah. Pralaya (Malapetaka) tersebut tampaknya di satu sisi berdampak positif bagi berkembangan Kerajaan Dompu, sebab setelah sekian tahun lamanya dalam perkembangan selanjutnya wilayah Kerajaan (Kesultanan) Dompu bertambah luas wilayahnya karena bekas wilayah 3 Kerajaan kecil pernah musnah akibat letusan Tambora tersebut akhirnya masuk kedalam wilayah Kerajaan (Kesultanan) Dompu hingga sekarang ini.

Dengan bertambahnya wilayah Kesultanan Dompu tersebut (Pekat,Tambora dan sebagian wilayah Kerajaan Sanggar) maka peringatan tersebut dinilai merupakan suatu pertanda kelahiran baru bagi Dompu Bou (Dompu Baru), yakni pergantian antara Dompu Lama dan Dompu Baru. Peristiwa tersebut menggambarkan kelahiran wilayah Dompu yang bertambah luas wilayahnya. 11 April 1815 Tambora meletus dengan dahsyatnya, akibat letusan Tambora wilayah Dompu dikemudian hari bertambah luasnya meliputi bekas Kerajaan Pekat, Kerajaan Tambora. Dompu yang baru pun akhirnya lahir. Oleh ahli sejarah Prof.DR.Helyus Syamsuddin.PHd, peristiwa 11 April 1815 tersebut akhirnya dijadikan patokan dan dasar yang kuat sehingga 11 April dijadikan sebagai hari lahir atau hari jadi Dompu. Selanjutnya melalui Peraturan Daerah (Perda) No.18 tanggal 19 Bulan Juni 2004 ditetapkan bahwa tanggal 11 April 1815 sebagai hari lahir atau hari jadi Dompu (http://dompukab.go.id).

 

Situs

  • Situs Makam Bulat
  • Inventaris : 3/15-06/ST/01

  • Alamat :
    • Desa/Kelurahan : Kandai Satu
    • Kecamatan : Dompu
    • Kabupaten/Kota : Dompu
    • Propinsi : Nusa Tenggara Barat
  • Luas Lahan : 1000 m2
  • Koordinat : 50 L 0660662 UTM 9054943
  • Batas-batas :
    • Utara : Hutan
    • Timur : Jurang
    • Selatan : Jurang
    • Barat : Jalan umum
  • Arah Hadap : Barat
  • Pemerian : Merupakan situs yang terletak di atas bukit Dorompana dari tanah kapur putih, dikelilingi oleh semak serta dekat dengan pemukiman penduduk, cara mencapai situs ini dari jalan umum mendaki bukit kapur putih yang licin dengan ditumbuhi bibit pohon jati. Di puncak bukit terdapat satu peninggalan saja berupa batu alam yang sangat besar.

 

  • Situs Klasik Dorobata
  • Inventaris : 3/15-06/ST/02

  • Alamat :
    • Desa/Kelurahan : Kandai Satu
    • Kecamatan : Dompu
    • Kabupaten/Kota : Dompu
    • Propinsi : Nusa Tenggara Barat
  • Luas Lahan : 1000 m
  • Koordinat : 50 L 0660445 UTM 9055239
  • Batas-batas :
    • Utara : Pemukiman
    • Timur : Pemukiman
    • Selatan : Pemukiman
    • Barat : Pemukiman
  • Arah Hadap : Utara
  • Pemerian : Situs ini merupakan situs yang terletak kurang lebih 1,5 km di barat laut ibu kota Kabupaten Dompu. Situs ini sangat mudah dicapai dengan berbagai kendaraan umum yang terdapat di Kabupaten Dompu. Situs ini berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat. Bentuknya seperti sebuah bukit kecil. Di areal situs ini ditumbuhi rumput liar yang menginjau diantara struktur batuan bata. Terdapat pagar dengan kawat berduri untuk membatasi luas wilayah situs.

 

  • Situs Makam Syekh Abdul Salam
  • Inventaris  : 3/15-06/ST/03

  • Alamat :
    • Desa/Kelurahan : Potu
    • Kecamatan : Dompu
    • Kabupaten/Kota : Dompu
    • Propinsi :Nusa Tenggara Barat
  • Luas Lahan : 1 m x 2 m
  • Koordinat : 50 L 0661237 UTM 0055469
  • Batas-batas :
    • Utara : Pemukiman
    • Timur : Pemukiman
    • Selatan : Pemukiman
    • Barat : Jalan umum
  • Arah Hadap : Selatan
  • Pemerian : Pada situs ini memiliki areal yang sempit yangn terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk dan di pinggir jalan umum. Terdapat hanya satu makam saja, yang dilindungi pagar besi.

 

  • Situs Makam Raja-Raja Dompu
  • Inventaris : 3/15-06/ST/04

  • Alamat   :
    • Desa/Kelurahan  : Karijawa
    • Kecamatan : Dompu
    • Kabupaten/Kota : Dompu
    • Propinsi : Nusa Tenggara Barat
  • Luas Lahan : 250 m2
  • Koordinat : 50 L 0660412 UTM 9055741
  • Batas-batas :
    • Utara : Jalan umum
    • Timur : Mesjid
    • Selatan : Pemukiman
    • Barat : Pemukiman
  • Arah Hadap : Utara
  • Pemerian : Situs ini merupakan situs yang mudah untukn dicapai, karena terletak di tengah-tengah kota dompu. Jumlah makam di situs ini cukup banyak. Lingkungan situs ini banyak ditumbuhi bunga kamboja. Yang dimakamkan di sini adalah para raja beserta keturunannya Khusus untuk raja terakhir Kerajaan Dompu, makamnya terbuat dari keramik dan batu marmer serta dibuatkan pagar pembatas makam yang terbuat dari besi.

 

  • SitusRumah Adat Rukawanga
  • Inventaris : 3/15-06/ST/05

  • Alamat :
    • Desa/Kelurahan : Karijawa
    • Kecamatan : Dompu
    • Kabupaten/Kota : Dompu
    • Propinsi :Nusa Tenggara Barat
  • Luas Lahan : 10 m x 10 m
  • Koordinat : 50 L 0660343 UTM 9055729
  • Batas-batas :
    • Utara : Rumah
    • Timur : Rumah
    • Selatan : Rumah
    • Barat : Rumah
  • Arah Hadap : Utara
  • Pemerian : Situs ini terletak di areal pekarangan pemukiman penduduk. Digunakan sebagai rumah tempat tinggal oleh penyewanya, keadaannya kotor dan tidak terawat.

 

  • Situs Makam Doro Swete
  • Inventaris : 3/15-06/ST/06

  • Alamat :
    • Desa/Kelurahan : Bali Satu
    • Kecamatan : Dompu
    • Kabupaten/Kota : Dompu
    • Propinsi : Nusa Tenggara Barat

 

  • Luas Lahan : 10 m x 10 m
  • Koordinat : 50 L 0660935 UTM 9056503
  • Batas-batas :
    • Utara :  Pemukiman
    • Timur : Semak
    • Selatan : Semak
    • Barat : Jalan Umum
  • Arah Hadap : Utara
  • Pemerian : Situs ini terletak pada sebuah bukit batu kecil yang ditumbuhi semak belukar. Hanya ada satu makam saja di situs ini serta dalam keadaan tidak terawatt. Sangat mudah untuk dicapai karena lokasinya terletak dipinggir jalan umum.

 

  • Situs Makam Syekh Yusuf Mansyur
  • Inventaris : 3/15-06/ST/07

  • Alamat :
    • Desa/Kelurahan : Dorotangga
    • Kecamatan : Dompu
    • Kabupaten/Kota : Dompu
    • Propinsi :Nusa Tenggara Barat
  • Luas Lahan   : 15 m x 10 m
  • Koordinat   : 50 L 0661006 UTM 9057325
  • Batas-batas :
    • Utara : Hutan Jati
    • Timur : Hutan Jati
    • Selatan : Hutan Jati
    • Barat : Hutan Jati
  • Arah Hadap : Selatan
  • Pemerian : Situs ini terletak di atas bukit Jado yang ditumbuhi banyak pohon jati. Puncak bukit datar dengan ditumbuhi semak dan rumput hijau. Situs ini  merupakan pemakaman yang terdapat di atas bukit. Hal ini berdasarkan kepercayaan bahwa bukit tersebut merupakan tempat yang diinginkan oleh Syekh agar beliau setelah meninggal dikuburkan di sana. Tempat ini juga digunakan sebagai tempat pemakaman umum. Makam kuna yang terdapat pada situs ini terpisah dengan pemakaman umum lain dengan dibuatkan undagan dan pagar yang terbuat dari besi.

 

  • Situs Watu Nocu
  • Inventaris : 3/15-06/ST/08

  • Alamat :
    • Desa/Kelurahan : Seneo
    • Kecamatan : Woja
    • Kabupaten/Kota : Dompu
    • Propinsi : Nusa Tenggara Barat
  • Luas Lahan : 50 m2
  • Koordinat : 50 L 06600275 UTM 9065349
  • Batas-batas :
    • Utara : Ladang
    • Timur : Jurang
    • Selatan : Ladang
    • Barat : Jurang
  • Arah Hadap : Barat
  • Pemerian : Situs ini terletak di atas bukit Seneo dan diapit bukit-bukit lain yang tinggi. Tanahnya banyak dimanfatkan untuk sawah dan ladang. Areal situs diapit oleh jurang dan Ladang. Sangat susah untuk di jangkau kendaraan umum karena letaknya diatas bukit. Peninggalannya dikelilingi oleh semak dan salah satunya berada di dalam akar pohon beringin sehingga tidak dimungkinkan untuk di teliti. Sedangkan peniggalan yang lainnya ada yang utuh dan ada pula yang berupa fragmen.

 

  • Situs Lesung Batu Puma
  • Inventaris : 3/15-06/ST/09

  • Alamat   :
    • Desa/Kelurahan : Daha
    • Kecamatan : Hu’u
    • Kabupaten/Kota : Dompu
    • Propinsi : Nusa Tenggara Barat
  • Luas Lahan : 10 m x 10 m
  • Koordinat : 50 L 0660925 UTM 9032163
  • Batas-batas :
    • Utara : Jurang
    • Timur : Semak
    • Selatan : Semak
    • Barat : Jalan setapak
  • Arah Hadap : Barat
  • Pemerian : Situs ini berada pada puncak bukit Rumu. Untuk mencapai puncak bukit ini harus melalui pendakian melewati hutan dan semak belukar. Tanahnya kering, terdapat banyak pohon jati dan dikelilingi oleh semak belukar serta pohon-pohon besar. Puncaknya lahan datar dan tinggalannya berupa fragmen lesung batu.

 

  • Monumen Goa Jepang
  • Inventaris : 3/15-06/ST/10

  • Alamat :
    • Desa/Kelurahan : Hu’u
    • Kecamatan : Hu’u
    • Kabupaten/Kota : Dompu
    • Propinsi : Nusa Tenggara Barat
  • Luas Lahan : 50 m x 50 m
  • Koordinat : 50 L 0652881 UTM 9027405
  • Batas-batas :
    • Utara : Hutan
    • Timur : Hutan
    • Selatan : Hutan
    • Barat : Hutan
  • Arah Hadap : Barat
  • Pemerian : Situs ini terletak di tengah hutan. Berkat bantuan TNI AD maka situs ini mudah dicapai melaui jalan setapak dan tangga yang dibuat dari batu. Hanya terdapat satu goa saja, diatasnya dibuatkan penahan tanah agar goa tidak terkena longsor.