Situs Kampung Adat Nggolonio

0
1877
  • Inventaris :  3/16-11/ST/4

  • Alamat :
    • Dusun : Nggolonio
    • Desa : Nggolonio
    • Kecamatan : Aesesa
    • Kabupaten : Nagekeo
    • Provinsi :  NTT
  • Koordinat :  50 L 0303831  UTM 9063189, 25 m dpl
  • Luas Lahan :  1 ha
  • Batas-batas :
    • Utara : Jalan raya
    • Timur : Jalan lingkungan
    • Selatan : Kebun
    • Barat : Kebun
  • Pemilik : Masyarakat Kampung Adat Nggolonio
  • Pengelola : Masyarakat Kampung Adat Nggolonio
  • Deskripsi : Lokasi ini merupakan sebuah areal perkampungan adat yang di dalamnya terdapat rumah adat, batu persembahan dan area/lahan untuk melakukan tradisi adat berupa prosesi tinju adat sebagai luapan rasa syukur atas hasil panen. Perkampungan ditata sedemikian rupa,  dimana arena tinju tradisional dibuat berbentuk persegi panjang dan menjadi sentral kampung. Arena yang berupa tanah lapang tersebut dibatasi oleh tumpukan batu-batu. Di tengah-tengah area tinju terdapat sebuah altar pemersatu. Untuk memasuki perkampungan ini dapat melalui  jalan masuk yang ada di sebelah timur perkampungan. Di kampung ini terdapat enam bangunan (satu belum dibangun), 5 bangunan dibangun di sisi selatan arena tinju dan 1 bangunan di sisi utara arena tinju.

 

Rumah Adat Kukuloe

  • Inventaris : 2/16-11/BNG/2

  • Ukuran:
    • Panjang              : 8,5 m
    • Lebar                  : 7,3 m
    • Tinggi                 : 7,5 m
  • Bahan : Kayu, bambu, daun lontar
  • Kondisi : Baik
  • Arah hadap : Utara
  • Deskripsi : Berupa rumah panggung tanpa menggunakan tiang pokok. Rumah ini hanya menggunakan tiang-tiang samping.  Secara keseluruhan rumah ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
  1. Bagian bawah merupakan ruangan di bawah lantai, dengan tinggi 1,1 meter
  2. Bagian tengah, dapat dibagi menjadi dua ; 1) serambi, yang terdapat di bagian depan ; 2) ruangan tempat tinggal bagi keluarga pemilik. Untuk masuk ke dalam ruangan dapat melalui sebuah pintu yang ada di bagian depan. Ruangan ini juga difungsikan sebagai tempat memasak (dapur). Dapur berupa tungku sederhana ini dipergunakan ketika ada kegiatan ritual. Dinding dan lantai bangunan terbuat dari bambu.
  3. Bagian atas merupakan atap bangunan berbahan daun lontar, dengan jari-jari menggunakan ranting kayu. Bagian puncak atap berbentuk limas.

 

Rumah Adat Suku Tendeng

  • Inventaris : 2/16-11/BNG/3

  • Ukuran:
    • Panjang              : 7 m
    • Lebar                  : 5,7 m
    • Tinggi                 : 4,5 m
  • Bahan : Kayu, bambu, daun lontar
  • Kondisi : Baik
  • Arah hadap : Selatan
  • Deskripsi : Berupa rumah panggung tanpa menggunakan tiang pokok. Rumah ini hanya menggunakan tiang-tiang samping.  Secara keseluruhan rumah ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
  1. Bagian bawah merupakan ruangan di bawah lantai, dengan tinggi 1 meter
  2. Bagian tengah, dapat dibagi menjadi dua ; 1) serambi, yang terdapat di bagian depan ; 2) ruangan tempat tinggal bagi keluarga pemilik. Untuk masuk ke dalam ruangan dapat melalui sebuah pintu yang ada di bagian depan.  Pada kanan kiri pintu terdapat hiasan pahatan tokoh lali dan perempuan yang melambangkan tetua laki-laki dan perempuan. Ruangan ini juga difungsikan sebagai tempat memasak (dapur). Dapur berupa tungku sederhana ini dipergunakan ketika ada kegiatan ritual. Dinding dan lantai bangunan terbuat dari bambu.
  3. Bagian atas merupakan atap bangunan berbahan daun lontar, dengan jari-jari menggunakan ranting kayu.  Bagian puncak atap berbentuk limas.

 

Ngandung (Altar)

  • Inventaris : 4/16-11/STR/4

  • Ukuran:
    • Tinggi                 : 3 m
    • Lebar                  : 2 m
  • Bahan : Batu andesit
  • Kondisi : Utuh
  • Deskripsi : merupakan struktur batu berbentung lingkaran yang semakin tinggi semakin mengeci, di bagian puncaknya datar dan terdapat batang kayu berbentuk “Y” tertancap pada struktur tersebut.