Kompleks Rumah Tgk. Chik Awe Geutah

0
6191

Tgk Chik Awe Geutah adalah seorang ulama besar yang berhijrah ke Aceh diperkirakan pada abad ke 13 beliau menetap dan sekaligus mengembangkan agama Islam yang aman dan damai sampai meninggal di desa pedalaman ini dan tidak diketahui tanggal dan tahun meninggalnya.

Dalam catatan sejarah Bireuen dikenal sebagai daerah Jeumpa, Jeumpa merupakan sebuah kerajaan kecil  yang pertama di Aceh. Menurut Ibrahim Abduh dalam Ikhtisar Radja Jeumpa, Kerajaan Jeumpa terletak di  Desa Blang Seupeung, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen.

Tgk Chik Awe Geutah  nama aslinya adalah  Syaikh Abdurrahim Bawarith al-Asyi adalah anak Syaikh Jamaluddin al-Bawaris dari Zabid Yaman. Bersama adiknya Syaikh Abdussalam Bawarith al-Asyi, dan tujuh ulama lain, di antaranya Teungku di Kandang dan Syaikh Daud Ar Rumi, mereka berangkat ke Aceh. Tgk. Syaikh Abdurrahman akhirnya memilih untuk menetap di wilayah Jeumpa bersama beberapa pengikutnya sementara ulama lainnya berpencar ke tempat lain. Dikisahkan ketika akan membuka lahan yang ditumbuhi rotan, Tgk. Syeikh Abdurrahman melihat salah satu pohon rotan yang mengeluarkan cahaya. Ketika dipotong, tampak tetesan getah rotan. Tgk. Syeikh Abdurrahman kemudian memberi nama daerah ini menjadi Awe Geutah dan sejak itu penyebaran agama Islam mulai dilakukan. Nama Abdul Rahim semakin dikenal di seluruh Aceh sebagai seorang tokoh ulama Sufi. Bahkan sejumlah kerajaan Islam yang ada di Aceh waktu itu menjalin kerja sama dengan Negeri Awe Geutah. Mereka mengirimkan utusan khusus ke sana untuk berguru pada Abdul Rahim. Sejak saat itulah murid-muridnya dari luar Awe Geutah menabalkan namanya dengan sebutan Teungku Chik Awe Geutah.

 

Rumoh tgk Awe getah

Rumah Tgk. Chik Awe Geutah berada di Desa Awe Geutah, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireun. Istana ini secara astronomis berada di koordinat UTM 47 N  0255650 0569044. Rumah ini  memiliki batas-batas sebagai sebagai berikut:

–            sebelah utara berbatasan dengan jalan masuk kompleks Rumah Awe Geutah

–            sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk

–            sebelah selatan berbatasan dengan kebun

–            sebelah barat berbatasan dengan kebun

Rumah Tgk. Chik Awe Geutah menghadap ke arah utara berukuran  19,00 x 11,00 meter.  Bangunan terbuat dari kayu yang didirikan di atas umpak, beratap daun rumbia.  Bangunan ini memiliki ciri rumah Aceh seperti Istana Tun Sri Lanang, Rumah Cut Mutia, Rumah Cut Nyak Dhien dengan bentuk lantai turun – naik (euk – troen). Secara umum bangunan rumah Tgk. Awe Geutah didominasi oleh warna kecoklatan sebagai warna asli kayu penyusun bangunan.

Pada bagian depan bangunan terdapat sebuah anjungan yang berdenah persegi. Bagian depan anjungani ni ditopang oleh 2 buah tiang persegi delapan yang juga menyangga balok atap. Pada bagian bawah anjungan ini terdapat anak tangga yang menghubungkan anjungan dengan pintu masuk utama bangunan. Pada permukaan pipi tangga sisi kiri dan kanan terdapat ornamen motif bungong poeta taloe lhee yang dibatasi oleh ornamen bungong seulanga pada setiap panil hiasnya. Ornamen ini diukir mulai dari bagian bawah hingga bagian atas  tangga. Pada bagian sudut bawah anjungan ini terdapat ornamen yang dikenal dengan motif  lebah bergantung atau tiang berbentuk jantung yang  diperkaya dengan ukiran motif bungong seulanga. Selain bersifat dekoratif, tiang jantung ini juga bersifat konstruktif yang menopang  balok atap anjungan. Atap anjungan ini berbentuk atap sudut,  yang membentuk sudut karena kontruksi kerangka atapnya.