Beranda blog Halaman 228

BPNB Banda Aceh ikut serta dalam Kegiatan Workshop Pengelolaan Website Kebudayaan KEMDIKBUD

0

Bogor,  Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Banda Aceh ikut serta dalam kegiatan Workshop Pengelolaan Website Kebudayaan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan di Cipayung, Bogor. Kegiatan yang masih berjalan ini akan berakhir besok (22/8) setelah dibuka pada tanggal 20 Agustus yang lalu oleh Dirjen Kebudayaan Bapak Prof. Kacung Marijan.

BPNB Banda Aceh mengirimkan satu orang perwakilan dari total 50 peserta yang telah diundang untuk mengikuti workshop tersebut. Peserta merupakan perwakilan dari seluruh Satker atau UPT di bawah koordinasi Ditjen Kebudayaan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang terdiri dari Galeri Nasional, Museum Khusus, BPCB, BPNB, BPMSP dan BK Borobudur.

Workshop ini dilaksanakan dalam rangka melaksanakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 50 tahun 2011 untuk mewujudkan keterbukaan informasi khususnya di bidang kebudayaan. Selanjutnya dibentuk Tim Pengelolaan Website Kebudayaan di satker dan UPT yang ada agar penyebaran informasi mengenai kebudayaan dapat dilaksanakan secara maksimal dan dapat dinikmati masyarakat umum dengan mudah.

Pedoman Pemanfaatan Cagar Budaya Nasional dan Dunia akan Segera Dirampungkan

0

pemanfaatan kompres

Jakarta, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini sedang menyusun Pedoman Pemanfaatan Cagar Budaya Nasional dan Dunia. Penyusunan pedoman ini tediri dari dua tahap, pertama penyusunan draft dan finalisasi pedoman.

Penyusunan draft telah diselenggarakan di Hotel Grand Candi Semarang pada tanggal 29-31 Mei 2013 lalu. “Saat ini pemanfaatan cagar budaya bukan hanya dilakukan oleh pemerintah, melainkan oleh masyarakat, swasta, dan pemilik kepentingan lainnya, bukan hanya di tingkat lokal, melainkan juga di tingkat nasional bahkan dunia sehingga diperlukan sebuah pedoman agar pemanfaatan tersebut tidak keluar dari koridor pelestarian” Ujar Gatot Ghautama, Plt. Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, dalam sambutannya pembukaan kegiatan penyusunan draft pedoman ini.

Draft pedoman pemanfaatan yang saat ini masih terus disempurnakan disusun dengan diskusi yang cukup alot antara tim narasumber dan tim penyusun. Tim Narasumber berasal dari Ahli Cagar Budaya Nasional, Ahli Teknologi Informasi, Akademisi, dan PT Taman Wisata CBRB. Sementara tim penyusun berasal dari UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Museum, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten/Kota, Universitas Negeri Semarang, Asosiasi Museum Daerah Jawa Tengah, Biro Hukum dan Organisasi Kemendikbud, PT Taman Wisata Borobudur dan Prambanan, dan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.

Penyusunan pedoman ini akan dilanjutkan dengan finalisasi yang menurut rencananya rampung sebelum Desember 2013. AP

Lomba Logo Museum Perumusan Naskah Proklamasi

0

Museum Perumusan Naskah Proklamasi menyelenggarakan Lomba Membuat Logo dengan Persyaratan Peserta yaitu Terbuka untuk umum, Warga Negara Indonesia dan Perorangan.

Hadiah :

Juara Pertama (1 pemenang) Rp.25.000.000,-
Juara Kedua (1 pemenang) Rp.15.000.000,-
Juara Ketiga (1 pemenang) Rp. 10.000.000,-

Untuk keterangan selanjutnya, silakan lihat poster dibawah inidesign-posterdesign-poster-pengumuman2

stasiun lampegan

0

Tanggal 7 Juni 1864 adalah saat yang sangat bersejarah bagi dunia perkeretaapian di Indonesia. Waktu itu Gubernur Jendral Baron Sloet Van Den Beele secara resmi melakukan penggalian tanah pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan rel kereta api di desa Kemijen Semarang. Pembangunan jalur kerea api sepanjang 25 km tersebut membentang dari Semarang hingga ke Tanggung, melalui halte Alastuwo dan Brumbung.

Sebagaimana harapan pihak ketiga di luar militer dan para pengelola perkebunan, jalur kereta api ini akan dioperasikan secara komersil. Tiga tahun lebih, tepatnya pada tanggal 10 Agustus 1867, jalur kereta api tersebut sudah bisa berfungsi dengan baik. Bahkan pada hari itu juga, sebuah kereta api berhasil diluncurkan dari Semarang menuju Tanggung. Itulah kereta api pertama di Indonesia.

Jalur kereta api Bandung-Cianjur merupakan bagian dari jalur kereta api pertama dan tertua di Jawa Barat yang dirintis sejak 1884. Jalur ini pada awalnya menghubungkan Kota Bandung-Cianjur-Sukabumi-Bogor-Jakarta. Namun, praktis saat ini jalur tersebut hanya melayani rute Bandung-Cianjur, dua kali sehari dengan kereta api kelas ekonomi. Karena melewati Stlampeganasiun Cipeuyeum, kereta api ekonomi yang melewati jalur ini dipelesetkan sebagai Argo Peuyeum. Terowongan Lampegan saat ini menjadi salah satu tujuan wisata. Terowongan ini dibangun pada tahun 1879 sampai dengan 1882 oleh Perusahaan Kereta Api Negara Staatspoorwegen (SS). Situs bangunan peninggalan  Stasiun Kereta Api dan Terowongan Lampegan merupakan bagian dari jaringan transportasi kereta api di Pulau Jawa yang masih berfungsi sampai saat ini.

Lomba Menulis Esai Sosial Budaya 2013

0

Poster-Lomba-Menulis-Esai-2013-FA-copy

“Hidup Harmonis di Tengah Perbedaan”

15 Juli – 15 September 2013

Salam hangat para pemuda, pelajar Indonesia!

Tantangan besar bangsa Indonesia adalah hidup harmonis di tengah perbedaan. Bhinneka tunggal ika yang menjadi ikon pemersatu, kini dihadapkan pada kondisi yang rumit. Keragaman suku bangsa, agama, bahasa, seni, dan adat istiadat tak hanya menjadi sumber identitas yang membanggakan, tetapi belakangan menimbulkan berbagai percik api perselisihan. Lantas, bagaimana cara kita hidup harmonis di tengah perbedaan? Bagaimana cara kita mengelola keragaman budaya? Bagaimana upaya kita menanamkan dan merawat nilai-nilai dalam masyarakat majemuk?

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengundang pelajar tingkat SMA/SMK/MA/SMA-LB/Paket C untuk menyumbangkan gagasan dalam lomba menulis esai sosial budaya dengan tema Hidup Harmonis di Tengah Perbedaan. Naskah esai diharapkan mengkaji isu-isu aktual dan menyumbangkan perspektif guna membangun kehidupan harmonis di tengah perbedaan dan keragaman budaya.

Esai adalah jenis karangan yang mengekspresikan opini penulis mengenai tema tertentu. Karena itu penulis dituntut mampu mengungkapkan data, informasi, dan gagasannya mengenai suatu soal tanpa bersikap kaku pada pembaca. Esai tetap harus berisi argumentasi dan analisis yang jelas serta data yang akurat dan kredibel, tetapi dengan bahasa yang lugas, cerdas, dan komunikatif.

DEWAN JURI 

Naskah esai akan diseleksi oleh dewan juri yang terdiri dari:

  • Dr. Riwanto Tirtosudarmo (Peneliti Senior LIPI)
  • S. Dloyana Kusumah (Peneliti Senior Puslitbang Kebudayaan)
  • Dr. Mu’jizah (Peneliti Badan Bahasa)
  • Putu Fajar Arcana (Redaktur Budaya Kompas)
  • Setiawati Intan Savitri (Forum Lingkar Pena)

Dewan Juri akan memilih 12 finalis guna diundang ke Jakarta untuk mempresentasikan karyanya di depan dewan juri. Hasil presentasi akan menentukan para pemenang lomba.

HADIAH

Juara I : Rp 10.000.000 + piagam
Juara II : Rp   9.000.000 + piagam
Juara III : Rp   8.000.000 + piagam
Juara Harapan I : Rp   7.000.000 + piagam
Juara Harapan II : Rp   6.000.000 + piagam
Juara Harapan III : Rp   5.000.000 + piagam
Hadiah Hiburan untuk 6 finalis lainnya : Rp   2.500.000 + piagam
* Pajak hadiah ditanggung pemenang
** Karya para finalis akan diterbitkan dalam buku kumpulan esai terbaik.

Alur dan Tahapan Lomba

Untitled

 

 

Keterangan lebih lanjut, klik http://www.lktikebudayaan.com/

Contoh Judul Berita

0

asdasdas

HARRY WIDIANTO DIREKTUR PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAN PERMUSEUMAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN

0

jbgjhjb

Pria kelahiran Magelang 7 Juli 1958 ini lebih dikenal publik sebagai pakar manusia purba Indonesia. Selepas menyelesaikan studi di jurusan arkeologi Universitas Gajah Mada, beliau banyak berkecimpung di dunia prasejarah Indonesia, hingga menenggelamkan diri dalam bidang penelitian sejak ahun 1986. Saat ini, Harry Widianto telah mencapai jenjang peneliti puncak, yaitu sebagai Peneliti Utama Golongan IV-e.

Salah satu bidang prasejarah yang diminati secara intens adalah paleoantroplogi, yaitu ilmu tentang manusia purba. Minat kuat tersebut akhirnya menjadi kenyataan, ketika dia mendapat beasiswa dari Pemerintah Perancis untuk menempuh program paleoantropologi di Institut de Paleontologie Humaine, Museum National d’Histoire Naturelle, Paris, pada tahun 1989. Program Master (DEA, Diplôme d’Etudes Approfondies) diselesaikan pada bulan Oktober 1990, sedangkan tingkat Doktor diselesaikan pada bulan Oktober 1993.

Kecintaannya yang begitu besar terhadap dunia manusia purba Indonesia ditunjukkan melalui kontribusinya yang intensif dalam kajian-kajian di situs-situs manusia purba di Indonesia, hingga kemudian diberikan amanah untuk menjabat sebagai Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Dengan demikian, tanggung jawabnya tidak hanya terbatas sebagai peneliti saja, tetapi juga harus merumuskan strategi pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan warisan dunia situs manusia purba Sangiran.

Doktor yang suka mengenakan produk Levi’s sebagai setelan favoritnya ini menikahi Ganung Anggraini  dan dikaruniai dua orang putri bernama Padma Indranila dan Miranda Titania. Keluarga ini tinggal di wilayah yang terbilang asri di Perumahan Jatimulyo Baru A-10, Yogyakarta.

Sebagai pakarnya manusia purba, siapa yang menyangka bahwa pria humoris ini juga merupakan salah satu penyelam yang dimiliki oleh dunia arkeologi bawah air Indonesia (Indonesian Underwater Archaeology)? Ya, pria yang dikenal dengan panggilan akrab Harry ini termasuk salah satu generasi awal yang dikirim untuk mengikuti Training Course in Underwater Archaeology di Thailand  (1984) dan Advanced in Underwater Archaeology (1986) bersama salah satu rekannya Santoso Pribadi. Beliau banyak melakukan kegiatan survei arkeologi bawah air di berbagai wilayah di Indonesia, antara lain perairan utara Tuban (1987), perairan utara Jepara dan Rembang (1987) dan di Gua Cosquer Marseille, Perancis (1989).

Sebagai seorang Peneliti Utama, beliau banyak menghasilkan banyak karya tulisan ilmiah yang  menunjukkan keseriusannya dalam studi paleoantropologi. Karya-karya Dr. Harry juga digunakan sebagai kajian di kancah penelitian arkeologi tingkat internasional, salah satunya adalah buku bertajuk Trilogi Sangiran yang diterbitkan pada tahun 2011 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bekerjasama dengan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Buku ini terdiri dari tiga jilid berjudul “Nafas Sangiran : Nafas Situs-Situs Hominid”, ”Sangiran Menjawab Dunia”, dan “Jejak Langkah Setelah Sangiran”.  Salah satu pencapaian yang membanggakan adalah keberhasilannya dalam merekonstruksi tulang manusia purba menjadi sosok yang utuh. “Saya hanya berpikir : Kalau fosil itu hanya berupa tulang tentu tak menarik. Harus ada bentuknya yang utuh seperti apa rekaannya. Tapi, ilmiah”, demikian kata Dr. Harry. Fosil yang berhasil direkonstruksi dengan bantuan para ahli Paleoantropologi dan seorang pematung Perancis bernama Elizabeth Daynes tersebut antara lain Homo floresiensis dari situs Liang Bua Flores yang populer dengan sebutan “Manusia Hobbit” karena memiliki volume otak kecil dan ukurannya hanya sepinggang manusia dewasa saat ini. Fosil hasil rekonstruksi yang lain adalah Sangiran 17 yang termasuk dalam klasifikasi Homo erectus.

Karier Dr. Harry Widianto tidak hanya berhenti sampai pada situs Sangiran saja. Pada bulan Juni 2013 beliau dilantik menjadi Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, menggantikan Drs. Surya Helmi yang telah memasuki masa pensiun. Dengan demikian, lingkup tanggung jawab beliau semakin luas karena tidak hanya terbatas pada situs manusia purba saja, akan tetapi meliputi amanah pelindungan, pelestarian, serta pengembangan semua cagar budaya di seluruh wilayah Indonesia.

Di balik sosoknya yang terlihat tegas dan serius ini, orang-orang dekat mengenalnya sebagai sosok yang hangat dan humoris. Pria yang hobi memasak ini tidak jarang melontarkan “joke” segar di sela perbincangan. Salah satu cerita menarik adalah kesan ketika pertama kali bertugas sebagai direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. “Saya kagok, nih.. Biasanya jam setengah tujuh saya masih sempat jalan kaki lewat pematang sawah Sangiran sekarang harus terbiasa dengan kemacetan Jakarta di pagi hari”, selorohnya kepada semua pegawainya di sebuah rapat sambil terbahak.

Sesuai dengan bidang tugasnya, Dr. Harry Widianto mengharapkan adanya kemajuan yang signifikan bagi pelestarian cagar budaya dan  permuseuman di Indonesia. Aset cagar budaya di Indonesia dapat dilestarikan dan dikembangkan secara maksimal dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat, sementara tampilan museum-museum di Indonesia semakin ditingkatkan melalui program revitalisasi. Tujuan program ini adalah untuk menghasilkan museum dengan tata pamer modern dan nyaman dinikmati, sumber pengetahuan, mendidik, dan juga menghibur masyarakat luas.

 

Lomba Membuat Logo Museum Perumusan Naskah Proklamasi

0

Museum Perumusan Naskah Proklamasi menyelenggarakan Lomba Membuat Logo dengan Persyaratan Peserta yaitu Terbuka untuk umum, Warga Negara Indonesia dan Perorangan.

Hadiah :

Juara Pertama (1 pemenang)               Rp.25.000.000,-
Juara Kedua (1 pemenang)                  Rp.15.000.000,-
Juara Ketiga (1 pemenang)                  Rp. 10.000.000,-

Untuk keterangan selanjutnya, silakan lihat poster dibawah ini atau kunjungi situs Museum Perumusan Naskah Proklamasi di http://munasprok.com/

design poster design poster pengumuman(2)

Situs Cagar Budaya Gunung Padang

0

Unik, megah, dan monumental adalah kesan yang didapatkan setiap saat berkunjung ke situs Gunung Padang.  Secara geografis, lokasinya sangat strategis, dikelilingi oleh bukit-bukit dan dibatasi oleh aliran sungai berair jernih.  Secara administrasi situs ini termasuk dalam wilayah administrasi Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Situs ini terletak sekitar 20 km sebelah barat daya Cianjur, yaitu sekitar 6o57’ LS- 107o1’ BT. Untuk menuju ke Gunung Padang dapat ditempuh melalui dua rute perjalanan, pertama melalui jalan Cianjur – Sukabumi yaitu masuk dari arah Warung Kondang. Sementara jalur kedua dari arah Sukabumi melalui Sukaraja.

Untitled</

Pameran 100 Tahun Lembaga Purbakala

0

Jakarta, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam rangka memperingati 100 tahun perjalanan lembaga purbakala menyelenggarakan Pameran 100 Tahun Lembaga Purbakala yang dimulai 24 hingga 30 Juni 2013, di Museum Sejarah Jakarta.