Ada Tradisi Dalam Teknologi

0
1401

Malang – Talkshow Budaya Bahari menjadi salah satu penutup rangkaian PBI 2016. Acara yang menghadirkan dua pakar maritim, Horst Liebner dan Mukhlis PaEni tersebut digelar di Taman Krida Budaya, Senin (5/9).

Pengamat, peneliti dan pemerhati masalah kelautan dan sumber daya kelautan Horst Liebner mengatakan, penulisan yang tepat untuk kapal buatan Nusantara adalah Pinisi. “Bukan Phinisi, Pinisq, dan sebagainya,” katanya saat menjelaskan tentang sejarah Kapal Pinisi.

“Tidak ada bukti sejarah yang menunjukkan adanya Kapal Pinisi di Indonesia, maupun di dunia, sampai pada abad ke-19, pada catatan administrasi Belanda tentang jenis-jenis kapal tradisional dan temuan perahu “Penis” yang dibuat di Jembrana, Bali,” ia melanjutkan. Horst juga kemudian memaparkan pengetahuan tradisional mengenai pembangunan Kapal Pinisi yang sangat kompleks.

Sementara, Mukhlis PaEni menjelaskan tentang ‘Ritual Agreement’, yakni satu dimensi budaya yang ada dalam pembuatan Kapal Pinisi. Ia juga menjabarkan secara singkat tentang dua tradisi maritim, yaitu tradisi besar maritim dan tradisi kecil maritim.

“Tradisi besar maritim hancur pada tahun 1667, menenggelamkan  hukum laut, arsitektur kelautan, Undang-Undang Kelautan, dan sastra kelautan. Saat ini, hanya tinggal tradisi kecil maritim yang kita kembangkan. Membuat pendidikan sebagai alat transformasi kelautan menjadi ilmu pengetahuan. Mengutip pandangan orang Bajo, lau adalah obat, rumah, jalan, makanan, kawan, saudara, singgasana atau mahligai alam semesta,” jelas Mukhlis.