Menteri Kebudayaan Berpesan Jika Film Tidak Hanya Hiburan Tapi Juga Perjalanan Melibatkan Masa Lalu Sebagai Pondasi, Masa Kini Sebagai Panggung dan Masa Depan Sebagai Cakrawala Penuh Peluang

0
83
Menteri Kebudayaan membuka penyelenggaraan FFI 2024.

Tangerang, 20 November 2024 – Kementerian Kebudayaan mengapresiasi suksesnya penyelenggaraan Malam Puncak Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) Tahun 2024 yang berlangsung di ICE Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Rabu, 20 November.

Pergelaran FFI 2024 mengusung tema Merandai Cakrawala Sinema Indonesia yang bermakna menjadi ruang kolaborasi untuk membangun ekosistem perfilman Indonesia yang lebih kreatif, inovatif, inklusif, dan produktif.

FFI tahun ini sedikit berbeda dari gelaran sebelumnya, salah satunya dengan kembalinya penganugerahan Piala Antemas. Piala Antemas merupakan penghargaan yang diberikan pada film terlaris dalam FFI.

FFI merupakan ajang penghargaan prestasi tertinggi serta bergengsi untuk insan perfilman nasional melalui berbagai kategori seperti Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, hingga Pemeran Utama Pria dan Wanita Terbaik, sekaligus yang terlama sejak dilaksanakan pertama kalinya tahun 1955 di Indonesia.

Sampai saat ini FFI telah menjadi platform strategis untuk mendukung kemajuan industri perfilman Indonesia dan memperkuat identitas budaya bangsa. Penyelenggaraan FFI berhasil memacu munculnya karya sinema terbaik dan menciptakan standar baru dalam kualitas film Indonesia.

Menteri Kebudayaan, Dr. Fadli Zon, M.Sc, saat melakukan jumpa media dengan para jurnalis, jelang penyelenggaraan FFI menyebutkan jika film adalah medium yang sangat efektif untuk melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia. Oleh karenanya, FFI merupakan wadah bagi sineas-sineas yang mengangkat kisah-kisah lokal, bahasa daerah, serta tradisi dan kearifan budaya Nusantara ke layar lebar, dan mengenalkannya hingga ke seluruh dunia.

Dalam perhelatan malam puncak berlangsung, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengemukakan ini sejalan dengan dibentuknya Kementerian Kebudayaan di Indonesia, sebagai komitmen dari Presiden Prabowo Subianto untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan dan membina kebudayaan temasuk di dalamnya talenta-talenta terbaik bangsa untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

“Undang-undang No. 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman juga menjadi landasan penting untuk melindungi, mendorong, mengembangkan ekosistem perfilman yang sehat dan berdaya saing. Serta memastikan bahwa karya-karya kita tak hanya menjadi hiburan, tapi juga alat pendidikan, penguatan budaya dan pembangunan karakter Bangsa,” jelas Menteri Kebudayaan.

Menteri Kebudayaan kemudian mengemukakan bahwa Piala Citra bukan hanya sekadar penghargaan, tetapi juga simbol apresiasi terhadap dedikasi, kerja keras dan kecintaan para sinea terhadap seni dan budaya.

“Setiap film yang diciptakan adalah cerminan keanekaragaman dan kekayaan budaya Indonesia yang mengenalkan wajah Bangsa kita ke mata dunia,” lanjutnya.

Menteri Kebudayaan lantas berpesan, bahwa tidak peduli siapa yang membawa pulang penghargaan, sesungguhnya kita semua adalah pemenang, karena film-film yang lahir dari tangan para sineas Indonesia telah berhasil menggugah hati banyak orang, baik di Indonesia maupun mancanegara.

“Saya berharap pesan dan semangat dari tema FFI 2024, akan terus hidup dalam hati dan karya kita. Tema tahun ini, Merandai Cakrawala Sinema Indonesia, mengajak kita semua, para sineas, pemerintah, dan masyarakat untuk tak hanya melihat film sebagai hiburan, tapi juga sebagai perjalanan eksplorasi. Sebuah perjalanan yang melibatkan masa lalu sebagai pondasi, masa kini sebagai panggung dan masa depan sebagai cakrawala penuh peluang,” pungkas Menteri Kebudayaan.

Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk terus mendukung Festival Film Indonesia sebagai bagian dari strategi besar mencapai visi Indonesia Emas 2045. Dengan mendorong industri film berkualitas, Indonesia tidak hanya memperkuat identitas budaya nasional tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Festival Film Indonesia 2024 diharapkan menjadi tonggak baru dalam perjalanan perfilman Indonesia, mempertemukan sineas, pelaku industri, dan pecinta film dalam merayakan karya-karya terbaik yang menggambarkan kekayaan budaya Indonesia.

Penyelenggaraan dan citra FFI sebagai ajang bergengsi untuk perfilman nasional turut berperan dalam membawa film Indonesia ke panggung internasional. Film-film yang meraih penghargaan di FFI sering kali melanjutkan kiprah mereka di festival bergengsi dunia seperti Cannes, Venice, dan Toronto, sehingga lebih mengenalkan industri film Indonesia ke layar dunia.

*Untuk informasi lebih lanjut:

Kementerian Kebudayaan

Telepon: (021) 5725542
Email: kebudayaan@kemdikbud.go.id
Website: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
Sosial Media: @Budayasaya
Whatsapp channel: https://whatsapp.com/channel/0029Vav78bk7Noa0QUS0O12g

Daftar Peraih Penghargaan FFI 2024

  • Kategori Film Animasi Pendek Terbaik – Film Cangkir Profesor karya sutradara Yudhatama.
  • Kategori Film Animasi Panjang Terbaik – Film Si Juki The Movie: Harta Pulau Monyet karya sutradara Faza Meonk dan Daryl Wilson.
  • Kategori Film Cerita Pendek Terbaik – Film Suintrah karya sutradara Ayesha Alma Almera.
  • Kategori Penata Busana Terbaik – Retno Ratih Damayanti dalam Film Samsara.
  • Kategori Penata Rias Terbaik – Cherry Wirawan dalam Film Kabut Berduri.
  • Kategori Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik – Sheila Dara Aisha dalam FilmJatuh Cinta Seperti di Film-Film.
  • Kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik – Alex Abbad dalam Film Jatuh CintaSeperti di Film-Film.
  • Kategori Penata Efek Visual Terbaik – Lumine Studio dalam Film Kabut Berduri.
  • Kategori Penyunting Gambar Terbaik – Wawan I. Wibowo dalam Film Ipar AdalahMaut.
  • Kategori Penata Musik Terbaik – Wayan Sudirana dan Kasimyn dalam Film Samsara.
  • Kategori Pencipta Lagu Tema Terbaik – Donne Maula dengan judul lagu “BercintaLewat Kata”.
  • Kategori Penata Suara Terbaik – Mohamad Ikhsan dan Anhar Moha dalam Film Siksa Kubur.
  • Kategori Pengarah Artistik Terbaik – Menfo Tantono dan Guntur Mupak dalam Film Kabut Berduri.
  • Kategori Pengarah Sinematografi Terbaik – Batara Goempar, I.C.S. dalam Film Samsara.
  • Penghargaan Pengabdian Seumur Hidup untuk Film Piala Citra FFI 2024, – Imam Tantowi.
  • Penghargaan Pengabdian Seumur Hidup untuk Film Piala Citra FFI 2024, – Gope T. Samtani.
  • Penghargaan Tanete Pong Masak FFI 2024, Kategori Karya Kritik Film Terbaik – “Jagat yang Sempit dan Determinasi Diri dalam Film Yuni (2021)” karya Reza Mardian.
  • Penghargaan Rachmat Hidajat FFI 2024, Kategori Aktor Pilihan Penonton – Afrian Arisandy dalam Film Siksa Kubur.
  • Penghargaan Mieke Widjaja FFI 2024, Kategori Aktris Pilihan Penonton – Prilly Latuconsina dalam Film Puspa Indah Taman Hati.
  • Penghargaan Antemas FFI 2024, untuk Film Bioskop dengan Jumlah Penonton Terbanyak – Film Agak Laen.
  • Kategori Penulis Skenario Asli Terbaik – Yandy Laurens dalam Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film.
  • Kategori Penulis Skenario Adaptasi Terbaik – Jujur Prananto, Mira Lesmana, Riri Riza, dan Virania Munaf dalam Film Petualangan Sherina 2.
  • Kategori Film Dokumenter Pendek Terbaik – Film My Therapist Said, I Am Full of Sadness karya sutradara Monica Vanesa Tedja.
  • Kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik – Film Under The Moonlight (Nur) karya sutradara Tonny Trimarsanto.
  • Penghargaan Nya’ Abbas Akup FFI 2024, Kategori Film Pilihan Penonton – Film Siksa Kubur.
  • Kategori Pemeran Utama Pria Terbaik – Ringgo Agus Rahman dalam Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film.
  • Kategori Pemeran Utama Perempuan Terbaik – Nirina Zubir dalam Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film.
  • Kategori Sutradara Terbaik – Garin Nugroho dalam Film Samsara.
  • Kategori Film Cerita Panjang Terbaik – Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film karyasutradara Yandy Laurens.

Sipres – Menteri Kebudayaan Berpesan Film Adalah Perjalanan Melibatkan Masa Lalu Sebagai Pondasi, Masa Kini Sebagai Panggung dan Masa Depan Sebagai Cakrawala Penuh Peluang