Bogor, Jawa Barat – Museum Kepresidenan RI Balai Kirti menggelar Festival Wastra Nusantara yang menghadirkan ratusan wastra dari berbagai tokoh di Indonesia. Festival yang digelar sejak 8 April hingga 14 April 2019 ini menjadi ajang selebrasi kekayaan budaya Indonesia yang ditampilkan melalui cerita dari selembar kain tradisional.
Acara pembukaan Festival Wastra Nusantara dibuka oleh Presiden RI ke-3 B.J Habibie, yang ditandai dengan pemukulan kendi secara simbolis. Ini merupakan pagelaran yang pertama kalinya menghadirkan koleksi-koleksi ibu negara, termasuk tokoh-tokoh perempuan Indonesia.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan, melalui acara ini setidaknya dapat mengangkat kembali makna, filosofi dan nilai-nilai yang terkandung di dalam selembar wastra Nusantara. Sebab antara wastra satu dan lainnya memiliki cerita yang berbeda-beda.
“Pada kesempatan sore ini seluruh wastra Nusantara dapat dikatakan sebagai perpustakaan berjalan. Ini ada cerita semuanya, punya sejarah dan sebagainya. Kegiatan festival yang menghadirkan koleksi ibu negara ini juga adalah pertama kalinya di dalam sejarah kita.” ujar Hilmar saat acara pembukaan di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Senin (8/4/2019).
Sementara itu, Ibu Wida Muhadjir Effendy menyambut antusias Festival Wastra Nusantara. Ini merupakan implementasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, di mana mengangkat kebudayaan Indonesia menjadi sesuatu yang membanggakan dan menimbulkan rasa senang.
“Jangan sampai wastra nusantara itu anak-anak generasi sekarang tidak mengenal,”imbaunya.
Kurang lebih ada 100 wastra yang dipamerkan. Beberapa wastra Nusantara yang ditampilkan antara lain koleksi Fatmawati, Mufida Jusuf Kalla, Irina Joko Widodo, Rahmi Rachim (istri Muhammad Hatta), Atalia Praratya, Nila Moeloek, Puan Maharani, hingga wastra koleksi Museum Nasional. Adapun pameran wastra ini dikurasi langsung oleh Samuel Wattimena, perancang busana Indonesia.
Festival ini pun memberikan penghargaan kepada dua pegiat wastra yaitu Agustina Kahi Atanau berupa penghargaan atas Pengabdian Sepanjang Hayat dan Ayu Tri Handayani berupa Pengabdian Tanpa Batas. Penyerahan penghargaan diserahkan langsung oleh Wida Muhadjir Effendy dan Sri Hartini, Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan.