Makassar – “Agen kebudayaan paling utama adalah ibu, karena ibu adalah orang yang pertama kali mengajarkan dan menurunkan kebudayaan kepada kita,” ujar Junus Satrio Admojo, Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) dalam Pembekalan dan Penandatanganan Kontrak Kerja Penggiat Budaya 2017. Beliau menjadi narasumber materi Pengertian Kebudayaan dan Soal Pelestariannya kepada para Penggiat Budaya 2017 wilayah kerja Indonesia Tengah dan Timur di Hotel Aryaduta, Makassar, Sulawesi Selatan (28/5).
Menurut Junus Satrio, kebudayaan merupakan hasil pemikiran atau gagasan manusia sebagai pelaku utama kebudayaan.
“Kebudayaan diciptakan, dibentuk dan ditata menggunakan pemikiran serta hasil olahan intelegensia dan nilai-nilai dari perilaku manusia. Kemampuan ini yang kemudian dipergunakan untuk menghasilkan hal-hal yang relevan dengan kebutuhan hidup.Inilah yang menjadi awal lahirnya kebudayaan,” jelas Junus Satrio Admojo.
Beliau juga mengatakan bahwa kebudayaan itu selalu berkembang seiring berkembangnya kehidupan manusia. “Kebudayaan adalah hasil olahan pemikiran manusia. Oleh karena manusia selalu berpikir, maka kebudayaan tidak pernah statis/tetap, akan selalu berubah,” tambahnya.
Ia juga tegaskan bahwa mempelajari kebudayaan berarti mempelajari manusianya. “Kebudayaan itu diciptakan, dipelihara, dikembangkan, dan dihentikan pula oleh manusia. Jika ingin melestarikan suatu kebudayaan, campur tangan manusia yang mampu mempertahankan dan menjaga kebudayaan,” tegas Junus Satrio Admojo.