Pasar Baru Penuh dengan Pesona dan Keunikan

0
4900

Orang Jakarta pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Pasar Baru. Pasar yang terletak di kawasan jalan Pasar Baru, Jakarta Pusat ini didirikan pada tahun 1820 dan menjadi salah satu pusat perbelanjaan tertua di Jakarta. Nama Pasar Baru sudah ada sejak zaman VOC dengan ejaan Pasar Baroe atau De Nieuwe Markt. Keberadaan Pasar Baru tak lepas dari sejarah perpindahan ibu kota kolonial ke Weltervreden (sekitar Gambir, Lapangan Banteng dan Istana Merdeka).

Perpindahan pusat kota ini mencakup perpindahan pusat administrasi, pemerintahan, transaksi bisnis, dan militer. Pada abad ke-19, Pasar Baru identik dengan pusat perbelanjaan bergengsi orang-orang Eropa. Lokasinya yang dekat dengan kawasan elit Rijswijk (sekarang jalan Veteran, Jakarta Pusat) semakin menjadikan Pasar Baru sebagai tempat bergengsi pada jamannya.

Suasana Pasar Baru

Memasuki bangunan, pengunjung disambut oleh sebuah gerbang tinggi kokoh bergaya Tionghoa. Beberapa kawasan seperti Pasar Baru, Istana Baru, Kawasan Pintu Air, Metro Pasar Baru, Metro Atom dan Harco Pasar Baru menjadi pilihan pengunjung untuk berbelanja. Keunikan gaya bangunan toko berarsitektur Tionghoa dan Eropa menambah keindahan suasana pasar.

Di dalam kawasan Pasar Baru juga terdapat berbagai bangunan bersejarah seperti tempat beribadah masyarakat keturunan Tionghoa yang diperkirkan berdiri sejak abad ke-17 dan Kuil Sikh yang biasa disebut Gurdwara oleh orang keturunan India. Pagelaran budaya juga disajikan tiap tahun di Pasar Baru.

Pasar Baru

Semenjak tahun 2003 pemerintah Provinsi DKI juga menggelar Festival Passer Baroe yang diselenggarakan rutin tiap tahunnya. Festival ini biasanya digelar bertepatan dengan ulang tahun DKI Jakarta. Gelaran pertunjukkan dan sajian kuliner meramaikan festival ini.

Kemajemukan para pedagangnya juga menjadi pesona tersendiri bagi para pengunjungnya, orang Tionghoa, Eropa, maupun Melayu berjualan barang primer dan sekunder seperti makanan, sepatu, alat-alat elektronik dan alat tulis. Tak hanya itu, para pedagang keturunan India pun juga menjajakan tekstil.

Sesuai dengan perkembangannya, kini Pasar Baru menjual berbagai jenis kebutuhan, seperti uang kuno, lukisan dan kuliner. Kecepatan dan ketangkasan penjual dalam melayani pembeli adalah ciri khas dari Pasar Baru. Hal itu seperti yang dicatat oleh Justus van Maurik seorang penulis buku “Indrukken van een Totok” yang menceritakan pengalamannya memesan sepatu di Pasar Baru. (Wanti)

Sumber:

Harianti, Diah, dkk.2012. Menguak Pasar Tradisonal Indonesia. Jakarta:Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya.