Perupa Kenamaan Indonesia I Made Wianta Tutup Usia

0
695
Obituari I Made Wianta

Perupa kenamaan Indonesia, I Made Wianta dikabarkan tutup usia pada Jumat, 13 November 2020. Ia dikenal dengan karya-karyanya yang kerap bertumpu pada budaya dan tradisi tanah kelahirannya, Bali. Seperti dua dari empat karyanya yang telah menjadi koleksi negara dan dikelola Galeri Nasional Indonesia (GNI), I Made Wianta mengangkat tentang mitologi Bali. Dua karya lainnya yang juga dikoleksi GNI adalah “Kakiku Banyak” (1983) dan “Obsesiku” (1988).

I Made Wianta lahir pada 20 Desember 1949. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI) Denpasar, berlanjut ke Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (STSRI) “ASRI” (kini Institut Seni Indonesia/ISI) Yogyakarta. Selain belajar gaya klasik wayang pada lukisan Bali di Kamasan, Klungkung, I Made Wianta juga memperdalam kemampuan melukisnya di Brussels, Belgia pada medio ’70-an.

Karya-karya I Made Wianta telah banyak dipamerkan, baik di dalam maupun luar negeri. Ia bahkan mewakili Indonesia dalam Venice Biennale 2003, dan sempat berpameran di Mike Weiss Gallery, New York, Amerika Serikat (2005). Pameran tunggal terakhirnya bertajuk “Run For Manhattan” digelar di Ciptadana Art Space (2017).

Di samping melukis, I Made Wianta juga membuat karya instalasi, serta menekuni puisi dan teater. Ia sempat terlibat sebagai konseptor dan penata artistik dalam pementasan teater “The Lost History of The Treaty that Changed the World” di Amerika Serikat (2017). I Made Wianta juga menerbitkan beberapa buku kumpulan puisi, seperti “2 1/2 Menit”, “Korek Api Membakar Almari Es”, serta “Kitab Suci Digantung di Pinggir Jalan New York”.

Sepanjang karier keseniannya, ia telah mendapatkan penghargaan Honorary Professor dari Academico Internationale Greci-Marino, Italia (1996), The Most Admired Man of Decade dari American Biographical Institute (1997), penghargaan “Dharma Kusuma” dari Pemerintah Provinsi Bali (1998), The Longest Handwritten Poem Writer Award dari MURI (2000), serta Ajeg Bali Figure Award dari HIPMI (2003).

Selamat jalan, I Made Wianta.

Video: Dok. GNI – Wawancara I Made Wianta (2016)
Videografer: Andang Iskandar
Referensi teks:
Database koleksi Galeri Nasional Indonesia
http://galeri-nasional.or.id/collections/823-mitologi_bali
https://www.mizuma.sg/artists/wianta-made/
https://www.nusabali.com/berita/12350/wianta-usung-sejarah-rempah-ke-as