Pameran Kisah Dua Kota Ungkap Ingatan Sejarah yang Terlewat

0
939
Pameran Kisah Dua Kota
Galeri Nasional Indonesia bekerja sama dengan Project 7½ akan segera menggelar pameran yang menampilkan kolaborasi karya-karya seniman Indonesia dan Korea.

Indonesia dan Korea pasca–1945 memiliki gambaran sejarah dan pengalaman paralel yang secara kebetulan berjalan bersamaan. Gagasan inilah yang berusaha diangkat Project 7½ untuk mempresentasikan karya-karya rupa melalui pameran bertajuk “Kisah Dua Kota: Arsip Naratif dari Ingatan”.

Akan dibuka pada Kamis malam (12/9/2018), pameran ini menyandingkan berbagai arsip sejarah Indonesia dan Korea. Pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai kisah dan fakta yang terlupakan atau terabaikan dari sejarah kedua negara sejak tahun 1945. Kisah Dua Kota: Arsip Naratif dari Ingatan akan menyingkap dan mengeksplorasi ‘perbedaan’ antara realitas dan ilusi, komunitas dan individu, serta catatan objektif dan terjemahan artistik. Melalui pameran ini, masyarakat dipacu untuk menggali ‘ingatan’ mereka mengenai sejarah yang terlupakan tersebut lewat karya seni instalasi yang tercipta dari tangan para seniman Korea dan Indonesia, diantaranya Forum Lenteng (Jakarta), Irwan Ahmett & Tita Salina (Jakarta), Jatiwangi art Factory (JaF) + Badan Kajian Pertahanan (Jatiwangi), Mixrice (Seoul), Sulki & Min (Seoul), dan Sunah Choi (Busan, Berlin).

Kisah Dua Kota: Arsip Naratif dari Ingatan diselenggarakan Project 7½, didukung Galeri Nasional Indonesia, Arts Council Korea, The Embassy of the Republic of Korea, Korean Cultural Center, Korean Association, serta Indonesian and Korean Culture Study. Pameran ini akan dapat diakses masyarakat umum secara cuma-cuma hingga 29 September 2018, mulai pukul 10.00 – 19.00 WIB.

*syw/dsy/GNI