Kini Giliran Guru Seni Budaya Unjuk Karya

0
1219
Galeri Nasional Indonesia akan Pamerkan Karya Terpilih Guru Seni Budaya se-Indonesia
Galeri Nasional Indonesia akan Pamerkan Karya Terpilih Guru Seni Budaya se-Indonesia

Siapa bilang guru hanya bisa mengajar. Kali ini, para guru seni budaya tingkat SMP, SMA/SMK atau sederajat se–Indonesia unjuk gigi dalam sebuah pameran profesional. Inilah Pameran Seni Rupa Karya Guru Seni Budaya 2016 persembahan Galeri Nasional Indonesia.

Pameran seperti ini sebenarnya bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya pada 2014, Galeri Nasional Indonesia pernah menggelar pameran serupa dengan tema berbeda. Untuk 2016 ini, tema yang diangkat adalah “Alur”.

Konsep “ALUR” yang dirumuskan tim Kurator yaitu Suwarno Wisetrotomo dan Citra Smara Dewi, merupakan jalur yang diciptakan dengan penuh kesadaran. Dengan kata lain, “Alur adalah jalur atau jalan profesi yang dibangun dengan terstruktur, sadar, dan perlu diperjuangkan untuk meraih keberhasilan. Guru seni budaya, dengan tugas mengajar dan tugas-tugas administrasi lainnya, diandaikan tetap memiliki komitmen mengembangkan bakat seni rupanya hingga mencapai taraf profesional,” ungkap Suwarno. Dengan pencapaian semacam itu, maka diharapkan berdampak positif bagi peserta didik. Para peserta didik tidak saja mendapatkan pengetahuan dan pengalaman berkreasi seni, tetapi juga memiliki rasa bangga terhadap gurunya yang berprestasi. Pameran ini ingin melihat kreativitas guru seni budaya tingkat SMP, SMA/SMK atau sederajat se–Indonesia sebagai insan (sosok) yang memiliki kekuatan mendorong tumbuhnya kesadaran pentingnya pendidikan dan apresiasi seni pada siswa/peserta didik, sekaligus menjadi bagian penting dari terjaganya ekosistem budaya setempat.

Konsep tersebut menjadi dasar bagi para peserta untuk mengirimkan karyanya pada tahap open call. Tercatat sebanyak 333 karya peserta yang berasal dari 213 sekolah di 25 provinsi di Indonesia telah mendaftar. Setelah melalui proses seleksi oleh tim kurator Galeri Nasional Indonesia, terpilih sebanyak 65 karya dengan berbagai pendekatan material, media, dan teknik, meliputi lukisan, patung, instalasi, objek, komik, keramik, grafis, drawing, batik, dan media pembelajaran. Karya terpilih merupakan hasil olah cipta 65 peserta dari 60 sekolah di 17 provinsi di Indonesia.

Karya-karya tersebut dilihat dari segi tema, dipaparkan Citra didominasi kritik sosial. Ada yang menerjemahkan kritik sosial melalui simbolisasi tokoh-tokoh pewayangan, ada pula yang memilih pendekatan teknik lukis super realis yang prima. Pameran ini semakin berbobot dengan adanya upaya beberapa guru yang melakukan eksplorasi media, juga keterampilan menggambar dengan menggunakan ballpoint atau tinta cina. Berbagai latar belakang budaya, sosial, dan geografi para peserta menjadi kekuatan masing-masing karya. “Meskipun salah satu indikator proses seleksi pameran ini adalah capaian hasil akhir karya, tapi tentunya kurang bijak menggeneralisir kemampuan teknik seorang guru dari satu wilayah dengan wilayah lain. Setidaknya kesempatan mendapatkan akses dan informasi tentang perkembangan seni rupa juga sangat mempengaruhi keterampilan seorang guru dari satu wilayah,” ungkap Citra.

Melalui pameran ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, berusaha menunjukkan bahwa guru seni melatih anak untuk menjadi pemikir, bukan penghapal. Guru seni juga melatih anak untuk berkreasi tanpa paksaan dan memiliki keberanian mengambil resiko, sehingga diharapkan dapat melahirkan karya terbaru dan kreatif.

Sedangkan Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus ‘Andre’ Sukmana, berharap perhelatan ini dapat menjadi alur yang mengantarkan para guru seni budaya Indonesia untuk mengembangkan diri dan kreativitas serta kompetensinya sebagai seorang pengajar seni budaya, sekaligus menjadi semacam tolak ukur bagi para pengajar seni budaya untuk menunjukkan eksistensinya dalam profesi ganda, yaitu sebagai pengajar dan perupa. Selain itu, perhelatan ini juga diharapkan mampu menginspirasi serta memotivasi para pengajar seni budaya dan para siswa untuk menciptakan karya yang berkualitas. “Kepada para pemangku kepentingan di bidang pendidikan dan kebudayaan, serta masyarakat luas yang berkesempatan mengapresiasi pameran ini diharapkan mampu memberi penilaian positif serta menyerap nilai-nilai estetik dan edukatif yang disuguhkan, sehingga pagelaran ini menjadi media bagi kita semua untuk menjadi apresiator seni yang hebat,” papar Andre.

Pameran Seni Rupa Karya Guru Seni Budaya 2016 “Alur” akan resmi dibuka oleh Mendikbud pada 25 April 2016, di Plaza Insan Berprestasi Gedung Ki Hadjar Dewantara (Gedung A) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Pemilihan tempat pameran tersebut merupakan terobosan baru dalam memanfaatkan ruang-ruang serbaguna di komplek Kemdikbud, sebagai ruang edukasi dan apresiasi seni yang menyajikan agenda seni dan budaya, yang dapat diakses oleh publik luas. Acara pembukaan pameran ini akan dimeriahkan dengan performance oleh Studio Tari ’99 Jakarta.

Pameran yang sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional ini akan berlangsung hingga 6 Mei 2016. Sebagai rangkaian acara, akan ada juga Seminar “Pendidikan Seni Budaya dan Karakter Bangsa” oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemdikbud, pada 4 Mei 2016. Baik pameran maupun seminar terbuka untuk umum dan bebas biaya.

*dsy/GNI