Penurunan Pengunjung Museum Manusia Purba Sangiran Pasca Pandemi

0
1016

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan pada 2 Maret 2020, pemerintah secara resmi mengumumkan pasien Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman tersebut secara resmi mengungkapkan bahwa Indonesia sudah mulai memasuki pandemi Covid-19 dan kemudian melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran virus itu.
Salah satu upayanya adalah dengan menutup berbagai tempat yang membuat kerumunan orang, seperti tempat umum, salah satunya adalah Museum Manusia Purba Sangiran. Pandemi Covid-19 memaksa pihak pengelola Museum Manusia Purba Sangiran mengambil kebijakan menutup museum guna mencegah penyebaran Covid-19. Pada tanggal 15 Maret 2020, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran selaku pengelola Museum Manusia Purba Sangiran secara resmi menutup museum selama 13 bulan. Pada tanggal 10 April 2021, BPSMP Sangiran, kembali membuka layanan museum dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Museum Manusia Purba Klaster Krikilan dan Klaster Dayu merupakan 2 museum yang dibuka mempertimbangkan berbagai hal dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya.
Sejak pembukaan museum tanggal 10 April 2021, Museum Manusia Purba Klaster Krikilan dan Klaster Dayu mengalami buka dan tutup museum sesuai dengan kondisi dilapangan dengan peningkatan kasus Covid-19 dan koordinasi dengan Satgas Covid-19 Sragen dan Karanganyar.
Selama pembukaan museum tersebut, pengunjung mengalami penurunan yang sangat drastis disebabkan oleh kondisi pandemi ini. Pengunjung dalam 2 bulan pertama (Januari-Februari) Museum Manusia Purba Klaster Krikilan dan Klaster Dayu biasanya mengalami tren positif. Menurut data, jumlah pengunjung pada bulan Januari-Februari sebelum pandemi Covid-19 berkisar antara 39 ribu hingga 49 ribu pada tahun 2018-2020.
Pada tahun 2018 jumlah pengunjung 49.749 orang
Pada tahun 2019 jumlah pengunjung 39.094 orang
Pada tahun 2020 jumlah pengunjung 49.512 orang
Jumlah pengunjung pada tahun 2021 26.151 orang kemudian di tahun 2022 mengalami sedikit penurunan jumlah pengunjung, yaitu sejumlah 23.001 orang. Tren penurunan pengunjung ini diduga karena efek pandemi yang masih melanda. Dari data di atas, dapat dilihat bahwa pengunjung pada awal tahun, bulan Januari-Februari mengalami tren positif, pengunjung banyak dari kalangan anak sekolah yang sedang jeda semester dan memanfaatkan waktu dengan menimba pengetahuan di Museum Manusia Purba Sangiran.
Setelah terjadi pandemi, tren pengunjung mengalami penurunanan yang sangat drastis. Penurunan pengunjung imbas dari pandemi Covid-19 diharap dapat segera berlalu agar museum kembali dikunjungi untuk wisata maupun edukasi. (Wiwit Hermanto)