Hari Kebangkitan Nasional, Momen Untuk Bangkit Menuju Indonesia Emas

0
106

Lebih dari seabad lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, lahirlah sebuah organisasi yang diberi nama Boedi Oetomo. Organisasi yang kelahirannya kelak menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional, dianggap sebagai motor penggerak gerakan kemerdekaan di tanah Hindia Belanda. Menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia yang bermula dari sejumlah dokter dan calon dokter di Batavia yang berkumpul mendirikan suatu organisasi modern.

Kisah ini yang kemudian menjadi tonggak Sejarah berdirinya organisasi yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.  Hari Kebangkitan Nasional yang ke-116 tahun 2024 ini mengambil tema, “Bangkit Untuk Indonesia Emas”. Hari Kebangkitan Nasional sebagai perjuangan bersama seluruh elemen bangsa. Bahu-membahu untuk berkolaborasi menerapkan nilai-nilai persatuan juga kesatuan dalam mewujudkan kebangkitan bangsa kita dari berbagai krisis global, baik kesehatan, perekonomian, hingga geopolitik sekalipun.

Pada hari Senin, 20 Mei 2024, segenap karyawan unit Museum Manusia Purba Sangiran memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei ditandai dengan sebuah peristiwa berdirinya organisasi Boedi Oetomo. 

Boedi Oetomo menjadi awal mula tempat orang belajar dan berdebat tentang banyak hal, seperti pentingnya pendidikan barat bagi rakyat Hindia Belanda serta penyebaran pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang priayi atau bukan. Dari sana timbul pula pemikiran tentang pentingnya memperluas keanggotaan yang mencakup seluruh rakyat Hindia Belanda.

Keanggotaan Boedi Oetomo terus meluas seiring meluaskan pemikiran tentang pentingnya Pendidikan bagi rakyat. Pendidikan dianggap penting karena dapat sebagai cara menanamkan sikap nasionalisme yang perlu digaungkan dalam upaya mengusir penjajah. Budi Arie Setiadi selaku Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dalam pidatonya menyebutkan bahwa:

“Nasionalisme Jawa khas Boedi Oetomo diperluas menjadi nasionalisme yang mencakup keseluruhan orang-orang di Hindia Belanda. Pendidikan yang hanya ditujukan pada priayi Jawa diperluas menjadi pendidikan untuk seluruh rakyat Bumiputera. Perjuangan memajukan kebudayaan Jawa diperluas menjadi perjuangan politik mengusir penjajahan Belanda. Perluasan dari cita-cita yang telah ditumbuhkan oleh Boedi Oetomo mencapai titik puncaknya pada proklamasi kemerdekaan”.

Pendidikan yang disebarkan ini yang kemudian menjadi embrio kelahiran Indonesia, sebuah embrio dari kaum muda berpendidikan yang tidak kehilangan identitas ke-Indonesiaannya. Di tangan kaum muda terdidik inilah cita-cita kemerdekaan dan kebebasan dirumuskan dan diperjuangkan. Pemantik semangat yang telah diberikan oleh Boedi Oetomo, organisasi pemersatu bangsa yang didirikan tahun 1908. Baik pada masa pra-kemerdekaan maupun pasca-kemerdekaan. Di masa ini, di saat kemerdekaan telah kita raih, barisan perjuangan kita harus tetap rapat, erat, dan terus maju bergerak karena kemajuan telah terpampang di depan mata. Momen ini mesti kita tangkap agar kita langgeng menuju mimpi sebagai bangsa. Di titik inilah, seluruh potensi sumber daya alam kita, bonus demografi kita, potensi transformasi digital kita, menjadi modal dasar menuju “Indonesia Emas 2045”. (Wiwit Hermanto)