Legenda Sangiran 17

0
4573

Sejarah Temuan Sangiran 17

Nama Situs Pucung tidak dapat dilepaskan dari temuan tengkorak Homo erectus yang sangat melegenda dari Sangiran. Temuan tengkorak Homo erectus yang melegenda itu dikenal sebagai Sangiran 17 yang ditemukan di Pucung pada tahun 1969 merupakan tengkorak yang paling lengkap, karena masih terkonservasi bagian wajah dengan baik.

Sangiran 17 (Pithecanthropus VIII) yang merupakan salah satu temuan sisa manusia jenis Homo erectus yang penting dari Sangiran ditemukan di situs ini pada tahun 1969 oleh pemuda setempat bernama Tukimin. Saat ditemukan, Sangiran 17 berada di sebelah selatan Sungai Cemoro di Dukuh Pucung, Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Ditemukan pada endapan tanah Formasi Kabuh berusia 800.000 – 700.000 tahun silam.

Sangiran 17 atau terkenal dengan sebutan S17 hadir dalam wujud tengkorak serta bagian wajah sehingga disebut sebagai temuan Homo erectus terlengkap di Asia Tenggara. Temuan ini adalah temuan terbaik dari Sangiran, karena terdiri atas atap tengkorak, dasar tengkorak, dan muka yang masih terkonservasi secara baik. Fosil tengkorak ini merupakan satu-satunya fosil Homo erectus di Asia yang masih memiliki muka pada saat ditemukan.

Penyebutan Sangiran 17

Disebut sebagai Sangiran 17, sesuai nomor seri penemuan yang diberikan, temuan fosil tengkorak Homo erectus yang ke-17. Sangiran 17 di temukan pada posisi di endapan pasir fluvio volkanik di Pucung dan merupakan masterpiece Homo erectus Sangiran. Duplikat S17 banyak dikoleksi dan dipajang di museum paleoanthropologi terkemuka di seluruh dunia dan dijadikan referensi penting untuk merekonstruksi wajah Homo erectus.

Kebanyakan situs-situs yang termasuk Formasi Kabuh di sepanjang Kali Pucung lebih menceritakan suatu zaman di saat Homo erectus perlu menyesuaikan diri terhadap iklim dengan musim kemarau yang panjang, dalam lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh letusan-letusan gunung berapi.

Hampir pasti, tengkorak Sangiran 17 yang ditemukan di Pucung pada tahun 1969 merupakan tengkorak yang paling lengkap, karena dia masih mengkonservasi bagian wajah dengan baik. Spesimen ini merupakan spesimen terbaik dari seluruh hominid dari Jawa, sehingga dia sangat pantas untuk diangkat sebagai wakil hominid Sangiran untuk rekonstruksi Homo erectus Jawa, dari periode 700.000 tahun yang lalu. (ISB)