Formasi Kalibeng

0
10513

Selama ratusan tahun, pembentukan permukaan daratan terjadi karena berbagai hal. Permukaan bumi terbentuk dari berbagai lapisan tanah yang terbentuk sejak jutaan tahun yang lalu. Pembentukan tanah tersebut dapat terbentuk dikarenakan oleh berbagai hal, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan permukaan bumi ada yang bersifat endogen dan eksogen. Endogen adalah tenaga pembentuk muka bumi yang berasal dari dalam, contohnya tektonik, vulkanik, dan gempa bumi. Sedangkan eksogen adalah tenaga pembentuk muka bumi yang berasal dari luar seperti pelapukan, pengikisan, dan pengendapan.

Di daerah Sangiran yang menjadi tempat berlangsungnya penelitian tentang kehidupan manusia purba di masa lampau, menjelaskan tentang pembentukan permukaan bumi dan lapisan-lapisan pembentuknya. Lapisan ini dibagi menjadi lima lapisan, yaitu formasi kalibeng, formasi pucangan, formasi grenzbenk, formasi kabuh, dan formasi notopuro.

Formasi paling dasar dan yang paling tua yang ada di desa Sangiran adalah formasi kalibeng. Sebelumnya, Sangiran merupakan lingkungan dasar laut yang kemudian sekitar 1,8 juta tahun yang lalu mengalami pengendapan lapisan yang menyebabkan perubahan lingkungan dasar laut menjadi lingkungan rawa-rawa (swamps). Perubahan ini juga menyebabkan terbentuknya sumber mata air asin yang muncul di desa Pablengan di daerah Sangiran.

( Gambar 1. Lapisan Kalibeng dan fosil yang ditemukan di lapisan ini)

Sejarah geologi Sangiran ini dimulai ketika terjadi sedimentasi Formasi Kalibeng yang berusia 2,4 juta tahun. Formasi ini memiliki material berupa lempung biru dengan analisis polen menunjukkan bahwa Sangiran pada saat ini dibatasi oleh hutan bakau lebat. Kondisi lingkungan ini tidak memungkinkan penemuan mamalia kontinental (Iwan dkk, 2006).

Formasi kalibeng terbentuk pada masa Miosen akhir-pilosen yang merupakan suatu formasi yang terdiri dari beberapa anggota dengan lingkungan marine yang bervariasi dari neritik sampai batial. Sisa moluska laut ditemukan di Formasi Kalibeng pada masa pleiosen (Tim Jurnalis Kompas, 2008).

Himpunan batuan yang lebih tua merupakan batu lempung anggota formasi kalibeng dengan ciri tidak berlapis, merupakan fasies laut dalam. Bagian paling atas dari anggota ini terlihat di bagian utara Desa Pentuk yaitu lempung abu-abu kekuningan yang mengandung foraminifera plangtonik yang diindikasikan berumur awal Pliosen. Di atas anggota batulempung terdapat anggota batulanau dan batu gamping yang merupakan endapan laut dangkal. Batulanau mengandung moluska dan foraminifera bentonik. Sementara batu gamping pada bagian bawah terdapat coral dan moluska, dan bagian paling atas merupakan marl (napal) fragen karbonat terdapat foraminifera plangtonik. Berdasarkan data analisis foraminifera, lapisan ini termasuk dalam Formasi Kalibeng yang berumur Pliosen. Setelah terbentuk batulanau dan batugamping tersebut, terendapkan anggota batulempung lain dalam formasi yang sama. Berwarna abu-abu kebiruan yang terdapat fragmen berbentuk bulat berupa batuan karbonatan berukuran millimeter hingga 5 cm dan mengandung foraminifera plangtonik (Fathoni, 2015)

(Gambar 2. Lapisan-lapisan tanah yang ada di Sangiran)

Sayangnya, selama kami melakukan proses pembelajaran lapangan di situs Sangiran, kami hanya menikmati lapisan ini hanya di Museum Dayu karena memang lapisan ini merupakan lapisan yang sangat jarang ditemukan karena lapisan ini berada di lapisan paling bawah. (Agustina Wening Sekar Ratri Mahasiswa Teknologi Pangan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UKSW)

 

Daftar Pustaka

Fathoni, M. Rais. Jurnal Sangiran No 4 tentang Perubahan Lingkungan Situs Trinil Sejak Kala Pliosen. BPSMP Sangiran, 2015

Iwan dan Duwiningsih. Langkah- Langkah Kemanusiaan. Karanganyar : Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, 2016

Tim Jurnalis Kompas. Ekspedisi Bengawan Solo, Laporan Jurnalistik Kompas, Kehancuran Peradaban Sungai Besar. Jakarta : Penerbit Buku Kompas, 2008