Deklarasi Pemilu Damai di Sangiran

0
623

Pada hari ini, 1 Oktober 2018 Badan pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sragen mengadakan Deklarasi Pemilu Damai dengan mengambil tempat di Museum Manusia Purba Sangiran. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan menghadapi Pemilu DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, serta DPRD tahun 2019. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendukung pemilu damai, berintegritas, dan bermartabat sehingga menghasilkan wakil rakyat dan pemimpin yang membawa ke arah kemajuan.
Dalam sambutannya, Ketua Bawaslu Sragen Dwi Budhi Prasetya, S.Fil.I menyebutkan bahwa Sangiran merupakan kebanggaan Sragen tapi sayangnya belum semua warga Sragen mengetahuinya. “Dalam kesempatan ini, kami dari Bawaslu Kabupaten Sragen mengambil lokasi di Museum Sangiran”, akunya.

Lebih lanjut Budhi menyebutkan alasan memilih lokasi di Museum Manusia Purba Sangiran, “Kenapa kok di Sangiran?
Tujuannya adalah: 1. Promosi obyek wisata yg mendunia di Sragen dan 2. Mengajak warga Sragen datang, menikmati dan menggali peradaban di Sangiran”, paparnya.
Nama harum Sangiran diharap membawa harum pelaksanaan Pemilu di Sragen khususnya dan Indonesia pada umumnya. “Selamat datang pada acara Deklarasi Pemilu Damai ini”, kata Budhi.
“Undangan dari pihak Pemda Kabupaten Sragen, pihak keamanan, peserta pemilu, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh agama diundang hadir disini bertujuan agar pemilu damai tidak ada perpecahan, tidak ada permusuhan, tidak ada kerusuhan, maupun berita hoak. Selain itu juga untuk menjalin sinergisitas antar elemen masyarakat dan menghasilkan pemilu berintegritas dan bermartabat”, tutur Budhi.


Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Kabupaten Sragen, Heru Martono, SH mewakili Bupati Sragen mengungkapkan permintaan maaf Bupati Sragen yang tidak dapat hadir pada acara Deklarasi Pemilu Damai ini. “Bupati harus mengikuti acara di DPRD Sragen sehingga memberi amanah kepada saya untuk acara ini”, ungkapnya.
Setengah bercanda, Heru menyatakan dengan, “Deklarasi pemilu damai di Sangiran kita harus melihat nenek moyang kita, mereka tidak pernah ramai, kalau pemilu selalu damai karena dulu tidak pernah pemilu”.
“Kita perlu lihat ke belakang, melihat diri kita sendiri sesuai tupoksi masing-masing, penyimpangan merupakan awal dari ramainya pemilu, jangan menabrak aturan yang ada”, serunya.
Lebih lanjut, Heru menyampaikan bahwa, “Bupati berpesan agar dalam pelaksanaan pemilu harus menjaga tradisi Sragen yaitu damai, mengutamakan keselarasan tidak mendahulukan emosi”. Akhirnya.
Semoga pemilu 2019 menjadi pemilu damai sesuai dengan yang di deklarasi di Sangiran. Sangiran membawa kedamaian bagi pemilu yang semoga menghasilkan pemimpin yang mampu mengayomi rakyat.