Lawatan Sejarah Daerah “Sejarah sebagai Penguat Ingatan Kolektif dalam Pendidikan Karakter”.
Gerak padu tari setro wetan yang berasal dari tuban, mengawali acara pembukaan Lawatan Sejarah Daerah 2018 di hari pertama. Tari ini merupakan tari pergaulan, dimana gerakannya diambil dari gerakan tayub yang ada di daerah tuban. Tari yang ditampilkan pada malam ini dikemas dengan musik gending tayuban. Dibawakan dengan lenggak-lenggok yang luwes dan gandhes (genit/luwes) disertai ekspresi yang cantik dan komunikatif dan tidak meninggalkan tradisi yang ada, sehingga menarik dan dapat menghibur, serta dapat memberikan motivasi untuk terus melestarikan dan menumbuh kembangkan rasa cinta terhadap budaya dan kesenian secara umum, dan daerah tuban secara khusus.
Acara dimulai sekitar pukul 15.30 WIB, setelah penampilan tarian tari setro wetan, pembukaan dilakukan oleh Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tuban, Drs. Sulistiyadi, MM. didampingi oleh Dra. Christriyati Ariani, M.Hum., selaku Kepala BPNB DIY. Sambutan dan arahan diberikan kepada seluruh peserta Lawatan Sejarah Daerah yang terdiri dari siswa-siswi SMA/SMK/MA, dan sederajat, serta guru sejarah yang sebelumnya telah mengikuti dan menjadi peserta terbaik dalam Lawatan Sejarah di tingkat provinsi, baik Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah maupun Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ketiga Provinsi tersebut.
Pada era globalisasi saat ini yang tengah dihadapi oleh seluruh negara di dunia sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan tidak terkecuali pendidikan sejarah yang dijadikan sebagai sarana untuk menanamkan jati diri bangsa kepada siswa. Jati diri dan identitas bangsa merupakan tumpuan yang kuat, bukan hanya bagi perkembangan pribadi generasi muda namun juga sebagai benteng pertahanan untuk melindungi pengaruh negatif dari kebudayaan global. Di tengah-tengah perubahan dunia saat ini pendidikan sejarah masih sangat diperlukan terutama dalam membentuk jati diri dan identitas generasi muda di masa mendatang. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah nilai sejarah macam apa yang perlu diajarkan kepada generasi muda? Pendidikan sejarah tidak dimaksudkan agar siswa tahu dan hafal tentang peristiwa masa lalu bangsanya, tetapi siswa dituntut untuk dapat merefleksikan diri dari pemahaman sejarahnya sehingga dalam dirinya tumbuh dan berkembang nilai-nilai cinta tanah air, rasa memiliki dan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia yang nantinya akan memperkokoh integrasi bangsanya.
Lawatan Sejarah yang diselenggarakan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kegiatan kunjungan langsung ke daerah-daerah di mana terdapat tinggalan bersejarah. Kunjungan terhadap objek peninggalan sejarah memberikan pengetahuan kepada siswa untuk melihat dan memahami tinggalan sejarah yang merupakan simpul-simpul perekat bangsa. Kegiatan Lawatan Sejarah dimaksudkan untuk memberikan informasi, inspirasi, dan pemahaman tentang suatu peristiwa sejarah di daerah dalam konteks sejarah nasional kepada generasi muda, sehingga timbul kesadaran untuk merawat warisan para pendahulu bangsa ini dan menjaga moralitas dalam membangun bangsa.
Lestari Budayaku Lestari Negeriku
_Salam Budaya_
foto : Jon, Indra
kontributor : Heri, Indra
(bpw)