LOKAKARYA & LOMBA MENULIS ESAI UNTUK GURU SMP/SEDERAJAT SE-DIY

0
2165
LOKAKARYA & LOMBA MENULIS ESAI UNTUK GURU SMP/SEDERAJAT SE-DIY

BPNB DIY, Mei 2020 – Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya kota Yogyakarta dikenal dengan sebutan kota sejarah. Peristiwa masa lalu yang penting secara berkesiambungan terjadi di wilayah DIY dan berimplikasi pada sejarah dalam lingkup nasional maupun global. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)  sendiri merupakan  provinsi tertua kedua di Indonesia setelah Jawa Timur, yang dibentuk oleh pemerintah negara bagian Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga menyandang status istimewa atau otonomi khusus yang merupakan implikasi warisan peradaban sejak abad XVI. Kesultanan Yogyakarta  yang kemudian disusul dengan berdirinya Kadipaten Paku Alaman, menjadi dua kerajaan yang mempelopori status keistimewaan Yogyakarta.

Pada masa pendudukan Jepang, wilayah kedua kerajaan  ini disebut dengan Koti atau Kooti yang kemudian  ditetapkan status quo sampai dengan terbentuknya Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah setelah Indonesia merdeka. Presiden  Soekarno mengeluarkan piagam penetapan kedudukan bagi kedua penguasa tahta Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman. Sultan HB IX mengeluarkan dekrit kerajaan yang dikenal dengan Amanat 5 September 1945, setelah mengetahui sikap rakyat Yogyakarta terhadap Proklamasi . Dekrit serupa juga dikeluarkan oleh Sri Paduka PA VIII yang berisi tentang integrasi monarki Yogyakarta ke dalam Republik Indonesia. Dengan denikian, keistimewaan Yogyakarta sebagai salah satu bagian dari Republik Indonesia merupakan buah dari sejarah yang panjang di tingkat lokal. Oleh karena itu, marwah keistimewaan Yogyakarta harus terus digaungkan dan diwariskan pada generasi penerus.

Sangat disayangkan,  generasi penerus saat ini justru kurang menghargai sejarah terutama yang menyokong keistimewaan Yogyakarta.Mereka justru larut dalam arus penetrasi budaya dan sejarah bangsa lain. Selain itu, panduan kurikulum sejarah di sekolah tidak banyak menempatkan porsi sejarah lokal secara ideal, sehingga transfer pengetahuan dan pemahaman terkait sejarah lokal yang membentuk keistimewaan Yogyakarta belum  maksimal. Beberapa guru, terutama guru-guru muda  juga belum banyak memahami terkait sejarah lokal yang menjadi marwah dalam keistimewaan Yogyakarta. Oleh karena itu,  perlu adanya pemantik semangat untuk lebih mendalami pemahaman sejarah lokal terutama di DIY.

Sejarah lokal sendiri  didefinisikan sebagai ‘Studi masa lalu dari beberapa peristiwa lokal yang signifikan, berkembang sebagai sebuah  peristiwa yang berpengaruh  pada masyarakat dalam lingkup spasial tertentu. Kurikulum sekolah terkait  sejarah lokal di beberapa negara maju  diawali dengan  pemahaman guru terkait sejarah di tingkat lokal, kemudian melakukan transfer pengetahuan kepada para siswa dengan materi sejarah di lingkungan terdekat. Potensi sumber sejarah lokal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sangat melimpah, tetapi belum dapat digunakan secara maksimal, karena kurangnya pendekatan sistematis. Oleh sebab itu, perlu adanya pemantik bagi guru untuk menuangkan pemahaman sejarah  melalui penulisan esai sejarah lokal dengan pendekatan konstruktivis. Melalui kompetisi atau lomba menulis esai , guru-guru diharapkan dapat melakukan transfer pengetahuan dengan pembelajaran aktif kepada peserta didik sehingga mereka dapat memahami sejarah lokal di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Esai yang dimaksud dalam kompetisi ini yaitu karya ilmiah (scientific paper), atau dokumen yang mengandung informasi tersusun dalam sistematika atau urutan sesuai bidang keilmuan dan menjawab permasalahan yang muncul. Karya ilmiah tersebut disusun untuk memenuhi kebutuhan publikasi yang valid dan tentunya memuat substansi terkait sejarah lokal Daerah Istimewa Yogyakarta . Oleh karena itu, gaya penulisan dengan komponen pendukung harus jelas.

Berdasarkan hal tersebut, Balai Pelestarian Nilai Budaya berinisiatif membuat kegiatan berupa lomba karya ilmiah atau esai tentang sejarah bagi Guru tingkat SMP/MTs dan sederajat. Selain itu, agar penulisan karya ilmiah dapat disusun dengan baik, seorang penulis harus tahu persis apa yang harus dilakukan dengan pengkajian secara holistik. Untuk itu, sebagai pembekalan bagi penulis / peserta lomba, kami turut menyelenggarakan lokakarya penulisan esai, sebagai awal dari rangkaian kegiatan. Melalui kegiatan ini, diharapkan para guru dapat terpacu untuk memberikan kontribusi yang terbaik terkait pengembangan pengetahuan sejarah lokal khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Narasumber. Moderator, dan Dewan Juri

Kegiatan lokakarya akan menghadirkan dua orang narasumber yaitu, M. Yuanda Zara, Ph.D. (dosen Ilmu Sejarah UNY) dan Bonnie Triyana (Pemimpin Redaksi Historia.id), serta akan dimoderatori oleh Samantha A. Putri. Sedangkan dewan juri lomba esai adalah :

  1. M. Yuanda Zara, Ph.D. (dosen Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta).
  2. Bonnie Triyana (Pemimpin Redaksi Historia.id).
  3. Heri Priyatmoko, M.A. (dosen Jurusan Sejarah Universitas Sanata Dharma).

Waktu Pelaksanaan

No.Rencana AksiTanggal
1.Pendaftaran Lokakarya30 Mei – 10 Juni 2020
2.Pelaksanaan Lokakarya12 Juni 2020
3.Pendaftaran Lomba13 Juni – 30 Juli 2020
4.Penjurian1 – 8 Agustus 2020
5.Pengumuman Pemenang11 Agustus 2020

Ketentuan Lokakarya dan Lomba :

  1. Peserta lokakarya dan lomba esai adalah Guru SMP/MTs/sederajat di wilayah D.I. Yogyakarta.
  2. Pendaftaran Lokakarya dan Lomba dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran pada alamat : bit.ly/lokakaryaesaiguru
  3. Panjang esai 15 – 20 halaman, menggunakan Font Cambria (ukuran 12) dengan spasi 2, dan ukuran kertas A4 / Kwarto.
  4. Setelah mengikuti Lokakarya, peserta lomba wajib mengirimkan / mengunggah file ke alamat: bit.ly/lokakaryaesaiguru, dan paling lambat kami terima tanggal 30 Juli 2020, pukul 15.00 WIB.
  5. Dilarang menggunakan sumber dari blog, wikipedia, wordpress atau sejenisnya.
  6. Sistematika penulisan mencakup: Pengantar, Isi dan Penutup.
  7. Sub tema esai adalah :
    1. Nasionalisme dalam marwah keistimewaan Yogyakarta.
    2. Sejarah Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
    3. Kesultanan Yogyakarta dan pengaruh di Nusantara.
      • Peserta bisa memilih salah satu dari tema di atas.
  8. Nama penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital dan seluruh nama dicetak tebal. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan 1 karya esai.
  9. Afiliasi sekolah dan alamat email penulis ditulis di bawah nama penulis.
  10. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia, maksimal 250 kata berisi tentang pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling penting. Kata Kunci dicetak tebal.
  11. Tabel dan gambar harus diberi keterangan yang jelas, dan diberi nomor urut.
  12. Daftar Rujukan harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam batang tubuh artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam batang tubuh artikel.
  13. Peserta lokakarya dimohon memberikan konfirmasi kepada narahubung (Indra Fibiona: 085 647 507 523) setelah melalukan pendaftaran lokakarya.
  14. Peserta lomba esai dimohon untuk kembali memberikan konfirmasi kepada narahubung (Indra Fibiona: 085 647 507 523) setelah mengirimkan karya.