Lawatan Sejarah regional 2017: “Merawat Keberagaman melalui Memori Kolektif untuk Memperkokoh Karakter Bangsa”

0
2037
Lawatan Sejarah Regional 2017

Yogyakarta, 6 Mei 2017. Balai Pelestarian Nilai Budaya DIY melaksanakan lawatan sejarah regional dengan mengusung tema “Merawat Keberagaman melalui Memori Kolektif untuk Memperkokoh Karakter Bangsa”. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan melakukan studi ekskursi dan diskusi oleh para peserta. Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan lawatan sejarah regional dengan tema tersebut antara lain untuk memperkenalkan peninggalan sejarah dan budaya yang bersifat tangible dan intangible untuk menumbuhkan sikap gemar melestarikan, melindungi dan memelihara peninggalan sejarah dan tradisi yang masih ada dalam masyarakat. Lawatan sejarah regional juga dirasakan sangat penting untuk meningkatkan wawasan kesejarahan kepada generasi muda, agar mencintai dan memahami sejarah bangsa. Selain itu membuka cakrawala yang luas kepada generasi muda tentang pluralisme bangsa indonesia dan simpul simpul yang merajut keberagaman serta memperkuat integrasi bangsa. Kegiatan lawatan ini juga bertujuan sebagai sarana untuk mempraktikkan pembelajaran sejarah yang edukatif, kreatif dan inspiratif sehingga memiliki kesan mendalam bagi para peserta.
Pelaksanaan Lawatan sejarah regional BPNB DIY dipusatkan di Kj Hotel Yogyakarta, sedangkan studi ekskursi dilakukan di beberapa beberapa monumen bersejarah di wilayah provinsi daerah Istimewa Yogyakarta, antara lain Monumen Radio PC-2 Playen, Gunung Kidul, Monumen Pelataran, Monumen Perjuangan TNI AU di Ngoto, Monumen MBKD Pos-X2 di Boro, Museum Benteng Vrederburg dan Gedung Agung. Lawatan sejarah yang dibuka langsung oleh Kepala Balai pelestarian Nilai Budaya DIY regional diikuti oleh 100 peserta terdiri dari siswa SMU/SMK dan MA atau sederajat dan guru-guru pendamping.Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari, mulai tanggal 2 Mei 2017 hingga 5 Mei 2017. Pada kegiatan ini, pengetahuan siswa diukur melalui makalah, argumentasi peserta dalam diskusi dan keaktifan peserta dalam menjawab serta berpikir kritis dalam menjawab isu-isu yang diusung dalam materi diskusi serta memberikan solusi dengan menjabarkan langkah strategis terhadap permasalahan terkait isu isu tersebut. Antusiasme siswa terlihat saat diskusi, mereka mampu menyampaikan ide-ide kreatif dan inovatif untuk menjaga kelestarian sejarah.