Kuliner Tradisional Rujak Soto Banyuwangi : Nikmatnya Soto Berpadu Rujak, Diabadikan dalam Film Dokumenter

0
2784
Rujak Soto Banyuwangi

BPNB DIY kembali melakukan perekaman WBTB Rujak Soto banyuwangi untuk media diseminasi tahun 2017. Kuliner tradisional ini merupakan kuliner unik yang beraja di ujung Timur pulau Jawa yang sayang jika tidak dilestarikan. Sesuai dengan namanya, rujak soto merupakan perpaduan antara rujak dan soto. Rujak sayur dan soto babat. Pada mulanya, rujak yang dioalah adalah rujak cingur, namun pada perkembangannya, cingur dihilangkan dalam komponen rujak. Jadi rujak soto adalah rujak sayur yang disiram kuah soto babat berwarna kuning diatasnya. Sejarah tentang penemu dan pengracik awal rujak soto masih simpang siur dan belum dapat dipastikan. Namun tahun 1980-an adalah tahun yang dipercaya sebagai tahun awal kemunculan kuliner khas ini.
Salah satu ciri rujak Jawa Timur adalah penggunaan petis dan bumbu tak lazim yaitu pisang klutuk atau pisang batu pada bumbu rujaknya. Petis adalah produk olahan dari hasil laut seprti ikan dan udang. Petis berbeda dengan terasi. Bahan pangan ini berfungsi sebagai penyedap dalam masakan Jawa Timuran. Bentuknya seperti saus yang cukup padat dan kental, cenderung berwarna coklat dan coklat gelap. Tidak sulit mendapatkan petis di Banyuwangi karena Kabupaten ini kaya akan hasil lautnya. Pisang batu memiliki ciri daging buahnya dipenuhi dengan biji. Pisang batu digunakan sebagai bumbu penyedap pada masakan khususnya rujak uleg. Rasa sepat dari pisang batu memiliki citarasa yang khas. Bagi masyarakat Banyuwangi, rujak tanpa pisang batu akan terasa hambar.
Bahan-bahan untuk membuat Rujak Soto Banyuwangi sangat sederhana dan mudah didapatkan di pasar-pasar tradisional.Untuk menyajikannya tidak dibutuhkan waktu yang lama. Hanya saja pada proses pembutan sotonya dibutuhkan waktu sekitar 2 jam agar daging sapi lebih empuk. Proses pembuatan Rujak Soto Banyuwangi dimulai dari mempersiapkan bahan. Bumbu yang digunakan untuk membuat rujak dalam Rujak Soto Banyuwangi adalah kacang tanah yang sudah digoreng, garam, gula merah, terasi, petis, pisang batu dan cabe rawit. Isian rujaknya adalah tempe dan tahu goreng, tauge dan kangkung rebus, telur ayam yang direbus, mentimun dan lontong. Sedangkan bumbu yang digunakan untuk membuat sotonya adalah bawang putih, kunyit, jahe, kemiri, merica, serai yang dimemarkan, daun jeruk dan daun bawang. Untuk dagingnya dipilih daging sapi bagian babat dan jeroan.Mencuci bersih semua bahan dan mengupasnya.
Pertama semua bumbu dihaluskan. Sedikit minyak goreng dimasukkan kedalam penggorengan, ketika minyak sudah cukup panas, bumbu halus digongso dan ditambahkan daun jeruk dan batang serai yang sudah dimemarkan. Bumbu digongso sampai matang, lalu ditambahkan air. Masukkan jeroan dan babat sapi yang sudah direbus terlebih dahulu sebelumnya. Soto akan matang ketika air sudah mendidih dan babat dirasa cukup empuk. Sebelum diangkat, kuah ditambahkan irisan daun bawang.
Untuk membuat rujaknya, semua bumbu dihaluskan, ditambah air sedikit. Jumlah cabe rawit yang dimasukkan, tergantung dari pesanan pembeli. Untuk tingkat kepedasan, biasanya konsumen akan menentukan sendiri. Masyarakat Banyuwangi, kebanyakan menyukai hidangan yang pedas.
Setelah bumbu rujak sudah siap, kemudian tahu dan tempe goreng diiris kecil. Ditambah irisan lontong, rebusan tauge dan sayur kangkung, mentimun yang dicacah kasar, telur rebus yang dibelah dua dan terakhir irisan babat atau jeroan. Cara penyajiannya adalah, rujak sayur dimasukkan kedalam mangkok, kemudian disiram kuah soto. Diatasnya diberi taburan bawang goreng dan daun bawang. Ditambah dengan kerupuk udang dan emping mlinjo.
Rujak soto Banyuwangi memiliki rasa khas asin, gurih dan pedas. Di Banyuwangi sendiri, kuliner ini sangat populer. Banyak warung makan yang menjualnya. Salah satu warung makan yang berdagang rujak soto sejak puluhan tahun silam adalah Warung Rujak Soto Bu Is di kampung wisata Temenggungan. Kampung Temenggungan dipercaya sebagai kampung tertua di Banyuwangi. Kini warung rujak soto ini telah dikelola oleh generasi ketiga, yaitu oleh ibu Ismiyati. Warung rujak soto lainnya yang cukup populer di Banyuwangi diantaranya adalah Pondok Rujak Soto dan Rujak Soto Pak Salim.
Adanya kuliner khas Banyuwangi ini menambah keberagaman kuliner Nusantara. Mendatangkan manfaat secara nyata bagi masyarakat Banyuwangi. Mempererat kedekatan antara warga, salah satunya tercermin dalam kegiatan Festival Rujak Soto Banyuwangi yang pernah diselenggarakan di tahun 2014. Dalam festival ini, lebih dari 200 orang berlomba untuk membuat Rujak Soto Banyuwangi terenak. Nama Rujak Soto yang unik mendatangkan wisatawan ke Banyuwangi demi mencicipi rasa khas langsung dari asalnya. Hal tersebut tentunya mendatangkan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Banyuwangi. Dan tidak perlu diragukan lagi, kepopuleran Rujak Soto Banyuwangi bukan hanya sekedar kuliner melainkan makanan yang tercipta dari kultur budaya Banyuwangi yang kaya. Makanan merupakan contoh kecil yang menunjukkan sikap adaptif masyarakat Banyuwangi. Terbuka dengan hal-hal baru dan keramahan yang menjadi karakter utama masyarakat Banyuwangi.Untuk bisa mengakses hasil perekaman film mengenai Rujak Soto Banyuwangi lebih lengkap, silahkan berkunjung ke BPNB DIY.

Kontributor: Subiyantoro