Kajian Awal Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Pada Tingkat Sekolah Dasar Di Daerah Istimewa Yogyakarta

0
3839
Buku Kajian Awal Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Pada Tingkat Sekolah Dasar Di Daerah Istimewa Yogyakarta

Kajian Awal Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Pada Tingkat Sekolah Dasar Di Daerah Istimewa Yogyakarta

Oleh :

Theresiana Ani Larasati

Emiliana Sadilah

Sujarno

 

Implementasi pendidikan karakter berbasis budaya di sekolah dasar di Daerah Istimewa Yogyakarta terintegrasi dalam semua mata pelajaran. Pendidikan karakter tersebut seperti yang telah dikenal oleh para kepala sekolah dan guru, yaitu pendidikan budaya dan karakter bangsa. Pendidikan karakter berbasis budaya ini tidak berdiri sendiri sebagai satu mata pelajaran namun menjadi nilai yang terintegrasi di semua pelajaran, juga di semua kegiatan intra dan ekstrakurikuler.

Pada awalnya, hampir semua sekolah yang menjadi sampel penelitian ini tidak memahami pendidikan karakter berbasis budaya seperti yang diamanatkan dalam Perda DIY No. 5 Tahun 2011. Setelah diterangkan mengenai pendidikan karakter berbasis budaya, mereka menyatakan telah melaksanakan pendidikan karakter tersebut secara terintegrasi dalam semua kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tentunya, masing-masing sekolah memiliki cara tersendiri di dalam mengimplementasikan hal tersebut. Namun pada intinya, masing-masing sekolah ingin membentuk anak didik yang berkarakter luhur di samping memiliki prestasi belajar yang baik.

Untuk mewujudkan karakter anak yang baik sesuai koridor nilai-nilai budaya, sangat diperlukan dukungan sumberdaya manusia yang utama, meliputi: guru, orang tua dan masyarakat sekitar. Dalam pendidikan formal, guru memegang peranan pokok. Terlihat di masing-masing sekolah, para guru melalui kemampuannya berusaha untuk menjadikan anak didiknya berkarakter baik dan luhur. Kelima sekolah sampel penelitian ini telah memiliki guru yang berkompeten di dalam mendidik karakter anak.

Dukungan orang tua dan masyarakat sekitar terjalin dengan baik dan luas pada beberapa sekolah, namun masih terdapat sekolah yang perlu mengembangkannya. Partisipasi orangtua sanagt dibutuhkan dalam membentuk karakter anak, misalnya melalui komunikasi antara guru dengan orangtua yang berlangsung secara efektif dan berkesinambungan.

Model materi pengajaran pendidikan karakter berbasis budaya di masing-masing sekolah berbeda-beda, tergantung pada kreativitas dan pengalaman guru dalam mengajar, juga visi, misi, dan tujuan sekolah. Namun, aktivitas yang dilakukan untuk membentuk karakter sopan dan santun cenderung sama di semua sekolah, yaitu melalui pembiasaan jabat tangan dan salam, baik antar teman maupun dengan guru saat tiba di lingkungan sekolah pagi hari. Hal yang menonjol dari kelima sekolah dalam pembentukan karakter berbasis budaya terlihat dalam program ketertiban dan kedisiplinan. Selanjutnya pengembangan tanggung jawab, percaya diri dan kejujuran.

Dari ke-18 nilai-nilai luhur yang direkomendasikan dalam Perda DIY Nomor 5 Tahun 2011, temuan kajian awal terhadap implementasi pendidikan berbasis budaya di sekolah dasar atas nilai-nilai luhur yang telah diimplementasikan dengan jelas dan tampak dalam perilaku anak didik meliputi: 1) kejujuran, 2) tertib/ disiplin, 3) tanggung jawab, 4) kepedulian, baik yang berwujud peduli lingkungan ataupun peduli sosial, 5) kesopanan/kesantunan, 6) kerja keras/ keuletan/ ketekunan.

Nilai-nilai luhur budaya tidak serta merta tercapai dalam satu pembelajaran. Terdapat beberapa sekolah yang mencapainya secara bertahap. Faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan pendidikan karakter berbasis budaya di sekolah dasar di DIY meliputi: guru, anak didik dan berbagai fasilitas penunjang, serta keterlibatan orangtua dan lingkungan sekitar/ masyarakat. Meskipun demikian, faktor pendukung ini dapat pula menjadi faktor penghambat.

Selengkapnya: Kajian Awal Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Pada Tingkat Sekolah Dasar Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Oleh: Theresiana Ani Larasati, dkk., Cetakan I (xii + 129 hlm; 17 x 24 cm), Diterbitkan Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta, Tahun 2014.

unduh buku digital