Cowongan: Seni Tradisi Pemanggilan Hujan Masyarakat Banyumas, Jateng

0
5534

Notice: Trying to get property 'roles' of non-object in /home/website/web/kebudayaan.kemdikbud.go.id/public_html/wp-content/plugins/wp-user-frontend/wpuf-functions.php on line 4663

Cowongan: Seni Tradisi Pemanggilan Hujan Masyarakat Banyumas, Jateng

Oleh: Christriyati Ariani

 Bagi mahkluk hidup, air merupakan salah satu kebutuhan pokok, sehingga air seringkali disebut sebagai sumber penghidupan. Terlebih bagi masyarakat agraris, air merupakan kebutuhan yang sangat vital. Hidup matinya tanaman pertanian antara lain sangat tergantung kepada air, baik air hujan maupun air irigasi. Penelitian berjudul Cowongan: Seni Tradisi Pemanggilan Hujan Masyarakat Banyumas, Jateng merupakan penelitian yang bertujuan ingin mengetahui dan mendeskripsikan ritual pemanggilan hujan yang dilakukan oleh warga Desa Plana, Kecamatan Somagede, Banyumas. Pelaksanaan ritual cowongan dilakukan oleh warga Desa Plana setiap kemarau berkepanjangan, malam Jumat Kliwon pada bulan Kapat (kalender Jawa) atau bulan September-Oktober. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan ketika pelaksanaan cowongan digelar, wawancara serta studi pustaka. Wawancara dilakukan kepada tokoh masyarakat, sesepuh setempat yang mendalami cowongan maupun para peraganya. Analisa data menggunakan teori struktural-fungsional Radcliffe-Brown, dengan menekankan kepada struktur sosial warga Desa Plana dan keterkaitannya dengan sanggar seni yang mewadahi kehidupan sosial mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cowongan merupakan ritual yang bersifat sakral, sekaligus sebagai seni pertunjukan yang bersifat hiburan. Sebagai ritual sakral, peraga cowongan harus menjalani serangkaian aturan yaitu (1) berpuasa atau ngadem, (2) dilakukan oleh kaum perempuan; (3) dalam kondisi suci; (4) dilaksanakan malam Jumat Kliwon; (4) tidak berbuat senonok; (5) serta harus berperilaku posistif. Sementara sebagai seni tradisi yang bersifat hiburan/tontonan, setiap peragaan cowongan selalu ramai ditonton warga Desa Plana. Setiap kali warga Desa Plana mengalami musim kemarau yang berkepanjangan, mereka selalu sepakat memeragakan cowongan ini. Cowongan masih bisa memberikan harapan warga Desa Plana dalam pemenuhan kebutuhan air ketika kemarau berkepanjangan mendera warga.

Selengkapnya: Patrawidya, Vol. 14, No. 4, Desember 2013: 777 – 810.