BPNB DIY menyelenggarakan kegiatan Belajar Bersama Maestro yang bertajuk “Estetika Seni Tari Warisan Budaya Jawa”. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menambah penguasaan ketrampilan serta pemahaman generasi muda terhadap kesenian tari tradisional, sehingga kesenian tradisional dapat terus dilestarikan. Peserta yang ikut dalam kegiatan tersebut merupakan siswa-siswi SMU/SMK/MA dan sederajat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 5-13 Juli, bersamaan dengan masa libur sekolah siswa-siswi SMU/SMK/MA dan sederajat. Kegiatan ini dilakukan di sanggar Retno Aji Mataram Yogyakarta dan dibimbing langsung oleh Dr. KRT. Sumaryadi Maharsiswo, SST., MSn. Pelaksanaan kegiatan ini dilatarbelakangi oleh menurunnya apresiasi generasi muda terhadap budaya Jawa, khususnya kesenian tradisional. Kesenian tradisional terutama seni tari mulai ditinggalkan generasi muda disebabkan oleh tingginya intensitas tayangan berbagai kebudayaan dari luar negeri melalui berbagai media, terutama televisi, internet dan media elektronik lainnya. Generasi muda saat ini justru menyukai budaya populer yang banyak menawarkan konten yang bernilai negatif, sehingga menjadi ancaman dalam pelestarian budaya. Jika terus menerus dibiarkan, akan berakibat pada terkikisnya warisan budaya yang dimiliki masyarakat saat ini.
Kesenian tari tradisional sebenarnya memiliki beberapa fungsi, di antaranya sebagai sarana penghiburan bagi masyarakat, sarana pendidikan, kelengkapan dalam upacara adat atau ritual dan lain-lain. Keutamaan seni tari tradisional Jawa memiliki ajaran tentang nilai kehidupan yang tidak banyak diketahui generasi muda saat ini, seperti moral dan nilai luhur lainnya yang dikemas melalui estetika gerak. Ironisnya, kesenian penuh makna tersebut saat ini kurang diapresiasi oleh generasi muda, padahal seni tari bisa menjadi identitas serta kebanggan akan warisan budaya yang dimiliki bangsa ini.
Melalui kegiatan tersebut, kesenian tradisional diharapkan bisa terus dilestarikan dan generasi muda yang memiliki minat terhadap kesenian tradisional bisa menularkan pengalaman yang didapat dari kegiatan ini untuk dibagikan kepada yang lain dengan antusias, sehingga memunculkan kembali kecintaan generasi muda terhadap kesenian tradisional. Para peserta yang mengikuti kegiatan ini sangat antusias, karena mereka tidak mendapatkan pengalaman serupa di luar kegiatan tersebut. Antusiasme timbul mengingat para peserta mempelajari seni tari tradisional dengan langsung mempraktikkannya (learning by doing) dibimbing oleh seseorang yang ahli dalam bidangnya memberikan pengalaman yang menarik dan tidak terlupakan.
