GEDUNG LEGIUN VETERAN BULELENG

0
1499

Letak dan Lingkungan

Secara administratif Gedung Legiun Veteran Buleleng terletak di wilayah Kelurahan Paket Agung, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Kelurahan Paket Agung merupakan daerah dataran, relatif dekat dengan laut, sehingga memiliki kontur wilayah yang datar. Gedung Legiun Veteran Buleleng dapat dicapai dengan sangat mudah baik dengan sepeda motor maupun dengan kendaraan beroda empat, karena lokasi yang berada tepat di lingkungan kantor Bupati Buleleng. Kelurahan Paket Agung berada pada daerah dataran  dengan kemiringan lereng rata-rata 5%. Pola aliran sungai yang berkembang di wilayah ini, seperti halnya hampir sebagian besar wilayah Pulau Bali adalah subpararel, dengan wilayah sungai yang sangat curam. Tanah di wilayah ini memiliki tekstur halus-sedang dengan warna coklat tua. Batuan dasar di wilayah ini merupakan hasil aktivitas gunung api, dengan komposisi breksi gunung api, lava dan tuff yang terbentuk pada kala Holosen. Proses geomorfologi yang terjadi di wilayah ini sebagian besar merupakan proses erosi, trasnportasi dan sedikit pengendapan. Penggunaan lahan yang nampak di wilayah ini adalah sebagai pemukiman, tempat usaha (ruko) dan perkantoran. Iklim di wilayah ini tidak jauh berbeda dengan  wilayah lainnya di Buleleng,  yaitu memiliki 2 musim : musim kemarau dan musim hujan, dengan suhu rata-rata 24˚ sampai dengan 29˚ Celcius. Curah Hujan berkisar 243 mm, dengan jumlah bulan hujan 4 bulan.

Melihat lokasi Gedung Legiun Veteran Buleleng yang berada di wilayah perkotaan dan sangat dekat dengan jalan raya yang banyak dilalui kendaraan bermotor, mempunyai hubungan atau korelasi terhadap gedung yang sudah sangat tua ini. Dimana kondisi ini sedikit tidaknya memiliki atau berpengaruh terhadap Gedung Legiun Vetaran, pengaruh yang paling mencolok dengan kondisi ini adalah pengaruh getaran-getaran yang ditimbulkan oleh kendaraan-kendaraan besar yang melalui jalan di depan Gedung Legiun Veteran Buleleng. Ini merupakan salah satu faktor eksternal yang menyebabkan terjadinya gejala kerusakan terhadap Gedung Legiun Veteran Buleleng, karena bagaimanapun juga getaran yang ditimbulkan oleh kendaraan yang berlangsung secara terus-menerus akan membuat/berpengaruh terhadap bangunan yang umurnya sudah tua.

Pola Ruang Gedung Legiun  Veteran Buleleng

Kabupaten Buleleng pada saat Pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia merupakan pintu gerbang  utama bagi mereka untuk masuk ke Pulau Bali. Di kawasan ini didirikan berbagai fasilitas untuk menunjang  kebutuhan perekonomian (perdagangan) Pemerintahan Hindia Belanda, yang antara lain adalah gedung kantor, dermaga, gudang,  terminal, kantor pabean dan jembatan yang menyeberangi Sungai Buleleng. Salah satu bangunan yang didirikan pada masa pendudukan Belanda di Kabupaten Buleleng  yang sampai saat ini masih berdiri adalah Gedung Legiun Veteran, yang sekarang ini merupakan satu bangunan cagar budaya di wilayah Kabupaten Buleleng. Gedung Legiun Veteran Buleleng ini adalah bangunan berarsitektur kolonial, khas bangunan-bangunan Eropa, dengan bentuk pintu serta jendela berukuran besar serta pilar-pilar dengan ukuran besar. Lebih jelas mengenai struktur ruang Gedung Legiun Veteran Buleleng ini akan diuraikan sebagai berikut :

  • Ruang Tunggu

Ruang tunggu terletak di sisi depan Gedung Legiun Veteran Buleleng, berukuran 1055 cm x 527 cm. Untuk masuk ke ruangan tamu, kita dapat melalui sebuah pintu masuk yang terletak di sisi depan Gedung Legiun Veteran Buleleng. Ruang tunggu ini memiliki bentuk denah persegi empat panjang dengan lantai terbuat dari tegel. Ruang ini difungsikan sebagai tempat untuk penerimaan tamu atau anggota Legiun Veteran Buleleng.

  • Ruang Arsip

Ruang arsip Gedung Legiun Veteran Buleleng terletak di sebelah kiri ruang tunggu, untuk mencapai ruang ini kita harus melaului ruang tunggu. Denah bentuk ruang arsip Gedung Legiun Veteran ini berbentuk  persegi empat berukuran 627 cm x 527 cm. Ruangan ini difungsikan untuk menyimpan arsip-arsip yang berkenaan dengan Legiun Veteran Buleleng.

  • Ruang Kepala

Ruang kepala Gedung Legiun Veteran Buleleng terletak di sebelah kanan ruang tunggu dengan posisi yang sejajar. Bentuk denah ruangan berbentu persegi empat berukuran 627 cm x 527 cm. Ruangan ini adalah ruang kerja Kepala legiun Veteran Buleleng.

  • Ruang Aula

Aula Gedung Legiun Veteran terletak tepat di belakang ruang tunggu, berbentuk denah persegi empat panjang berukuran 2309 cm x 528 cm. Ruangan ini biasanya dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan Legiun Veteran Buleleng dengan jumlah peserta yang cukup banyak, seperti misalnya seminar, temu kangen ataupu kegiatan-kegiatan sosial lainnya.

  • Ruang Komputer/Staf

Ruangan komputer ini adalah ruangan kerja untuk staf sipil Kodim TNI Buleleng yang diperbantukan di Gedung Legiun Veteran Buleleng. Ruangan ini berukuran 627 cm x 528 cm. Akses untuk sampai ke ruangan komputer ini dapat dilalui dari pintu yang berada di sisi barat Gedung Legiun Veteran Buleleng.

 

  • Kantin

Awalnya ruangan ini adalah sebagai tempat utnk meyimpan barang-barang keperluan administrasi perkantoran, namun pada perkembangannya dijadikan kantin makan. Ruangan ini berukuran 627 cm x 528 cm, untuk mencapai ruangan ini dapat dilalui melalui pintu yang terletak di sisi timur Gedung Legiun Veteran Buleleng.

Data Sejarah

Data sejarah mengenai  keberadaan Gedung Legiun Veteran Buleleng sampai saat ini sangat minim yang bisa didapat. Namun demikian keberadaannya dapat dipastikan bersamaan dengan masa pendudukan Belanda di Bali atau Buleleng khususnya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa  Belanda menguasai Pulau Bali pada tahun 1846 dan menjadikan Kota Singaraja sebagai pusat pemerintahan di Bali, maka dibangunlah berbagai fasilitas kota, yang antara lain komplek perkantoran, pelabuhan, jembatan, jalan-jalan dan berbagai fasilitas lain yang mendukung kegiatan Belanda di Buleleng.

Buleleng pada masa pendudukan Belanda di Bali merupakan pintu utama untuk menjangkau seluruh wilayah Pulau Bali. Aktiftas yang ramai di  Buleleng memberi pengaruh dan  menjadikan Buleleng sebagai  kawasan perdagangan. Deretan pertokoan mulai bermunculan di kawasan ini, sebagai sarana jual beli barang distribusi pelabuhan. Pertokoan ini sebagian besar dimiki oleh kaum dari etnis China, yang memang terkenal sebagai bangsa pedagang.

Semua distribusi barang dari dan keluar Bali melalui Buleleng, sebagian besar hasil ternak dan hasil bumi dari Bali diekspor ke Malaka dan Hongkong melalui Pelabuhan Buleleng. Banyak kapal-kapal besar berlabuh di dekat  Pelabuhan Buleleng sebagai penghubung kota-kota pelabuhan di nusantara, seperti Semarang dan Makasar, serta kota-kota di Sunda Kecil, seperti Ampenan dan Kupang. Kondisi kedalaman laut di daerah ini yang tidak terlalu dalam sehingga walaupun telah dibuatkan dermaga kapal-kapal besar tidak dapat merapat langsung ke daratan. Kegiatan bongkar muat kapal besar dilakukan dengan bersandar di tengah laut, kemudian dengan menggunakan kapal yang lebih kecil untuk mencapai dermaga.

Pembabakan selanjutnya mengenai sejarah pendudukan Belanda di Buleleng  adalah saat masuk masa perjuangan kemerdekaan, dimana terjadi peperangan untuk memperjuangkan kemerdekaan antara pasukan Belanda dan tentara nasional. Peperangan antara Tentara Nasional Indonesia dan pihak Belanda terjadi pada tanggal 27 Agustus 1945. Peperangan ini terjadi karena keinginan pihak Belanda yang ingin tetap mempertahankan kedudukannya di Buleleng setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, hal ini mengingat akan penting dan strategisnya wilayah Buleleng. Namun demikian pada akhirnya Belanda berhasil diusir dari Buleleng dan seluruh fasilitas yang dulunya dibangun Belanda jatuh ke tangan Indonesia. Salah satunya adalah Gedung Legiun Veteran, yang pada awalnya bangunan ini merupakan kantor Gubernur Jenderal Belanda yang membawahi Bali dan Buleleng khususnya dan sejak masa kemerdekaan gedung ini dimanfaatkan sebagai sekretariat Legiun Veteran Buleleng.

Data Arkeologi

Data arkeologi adalah data tentang nilai penting bangunan cagar budaya terhadap sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan serta kebudayaan dan memiliki  tingkat keaslian yang meliputi bahan, bentuk, tata letak dan tehnik pengerjaan, untuk menetapkan layak dan tidaknya bangunan dipugar berdasarkan data yang ada, selain itu data arkeologi juga meliputi data-data kontesktual yang berhubungan dengan benda cagar budaya yang memiliki kaitan dengan situs cagar budaya.

Berkenaan dengan pengertian data arkeologi tersebut di atas, data arkeologi yang dapat diuraikan di sini adalah sebuah bangunan cagar budaya yang berupa bangunan peninggalan kolonial Belanda di Kabupaten Buleleng.  Bangunan cagar budaya ini sekarang dijadikan sekretariat untuk Legiun Veteran Buleleng. Menurut informasi yang didapat di lapangan pada masa pendudukan Belanda di Buleleng gedung ini merupakan komplek perkantoran Gubernur Jenderal Belanda, dan pernah juga dimanfaatkan sebagai kantor pengadilan.

Pada prinsipnya wujud arsitektur Gedung Legiun Veteran Buleleng sebagai sebuah bangunan kolonial selalu mempertimbangkan iklim tropis basah di Indonesia. Bentuk Gedung Legiun Veteran Buleleng memiliki kemiringan atap yang cukup tajam, berkisar antara 350 hingga 400 . Kemiringan atap yang tajam ini ditujukan untuk menghadapi curah hujan yang cukup tinggi dan mengakibatkan jumlah air yang menimpa atap cukup banyak. Bentuk dasar denah sangat kental terlihat pengaruh arsitektur tropis, ini ditunjukkan dengan adanya serambi/beranda pada bangunan. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa pendirian bangunan-bangunan Kolonial Belanda di Buleleng selalu mempertimbangkan atau selalu memperhatikan keadaan iklim tropis basah di wilayah Buleleng.