Warisan Budaya Indonesiana hadir di ruang publik MRT

0
784

JAKARTA – Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pedidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Direktorat Pelindungan Kebudayaan menggelar Pameran dan Gelar Wicara bertajuk “LEGASI” (Kaleidoskop Keberagaman Indonesia). Kegiatan yang digelar bertepatan dengan momentum HUT ke-79 RI ini diselenggarakan pada tanggal 15-21 Agustus 2024 di Stasiun MRT Jakarta Bundaran HI. “Meniti Masa Menuju Gemilang Budaya”
adalah tema yang dipilih pada perhelatan kegiatan ini.

Peringatan ini juga menjadi salah satu kesempatan untuk menunjukkan kebanggaan terhadap negara atas pencapaian-pencapaian yang telah diraih sejak kemerdekaan bahkan sejak zaman prasejarah.

Judi Wahjudin selaku Direktur Pelindungan Kebudayaan menuturkan “Pameran dan Gelar Wicara ini diselenggarakan sebagai upaya untuk menampilkan, mengenalkan, dan menjaga kekayaan budaya yang kita miliki agar tetap hidup dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang”.

Momen ini juga membantu memperkuat rasa kebangsaan dan identitas nasional, mendorong semangat persatuan dan kebersamaan, serta menghargai keragaman sambil mengedepankan kesatuan dan solidaritas.

Farchad Mahfud, selaku Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta mengatakan “Pameran dan Gelar Wicara ini adalah perwujudan dari semangat kebhinekaan dan kekayaan budaya Indonesia yang sejalan dengan visi kami di PT MRT Jakarta, yaitu membangun transportasi publik yang tidak hanya berfungsi sebagai sarana mobilitas, tetapi juga sebagai tempat berkumpulnya berbagai elemen masyarakat dan budaya. Kami berharap stasiun MRT dapat menjadi ruang publik yang hidup dan bermanfaat bagi masyarakat luas”.

Judi Wahjudin, juga menambahkan “kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang untuk mengenal dan mengagumi warisan budaya, tetapi juga menjadi momentum untuk menumbuhkan kesadaran kita semua akan pentingnya pelestarian budaya dalam kehidupan sehari-hari”.

Judi Wahjudin juga menyampaikan “apresiasi atas kontribusi dan dukungan berbagai pihak seperti Museum dan Cagar Budaya, UP Museum Kebaharian, Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Arsip Nasional Republik Indonesia, PT MRT Jakarta, dan Komunitas Indonesian Archaelogy, sehingga kegiatan ini dapat terselenggara”