Surakarta – Upaya pemerintah dalam pelestarian keris terus dilakukan. Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menyelenggarakan Seminar Nasional Perumusan Rencana Aksi Pelestarian Keris Indonesia di Balai Ekspresi Raden Sungging Prabangkara Kampus II Mojosongo ISI Surakarta, Kamis (24/3).
Kegiatan ini dihadiri oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Nadjamuddin Ramly, Sekretaris Deputi Bid. Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani, Rektor ISI Surakarta Sri Rochana, serta mahasiswa ISI Surakarta.
Kegiatan diawali dengan laporan kegiatan oleh ketua panitia R. Adi Prabowo kemudian sambutan oleh Sri Rochana dan Hilmar Farid yang sekaligus membuka kegiatan ini. Mengingat keris adalah warisan dunia yang ditetapkan oleh UNESCO, Hilmar mengingatkan bahwa ini bukan hanya sebuah penghargaan namun juga tanggung jawab yang besar.
“Poinnya bukan hanya pengakuan oleh dunia terhadap keris namun yang terpenting adalah pengakuan dari masyarakatnya sendiri. UNESCO yang menjadi semangat dan mendorong kita untuk terus berkembang”, tuturnya bersemangat. Kita ingin melihat keris menjelajahi dunia dan menjadi sumper inspirasi bagi negara lain, Hilmar menambahkan.
Acara selanjutnya adalah penyerahan cinderamata dari Rektor ISI Sri Rochana kepada Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid berupa keris yang dibuat oleh salah satu mahasiswa ISI. Kemudian pemaparan makalah terkait pengembangan keris yang akan berlangsung hingga 25 Maret 2016. Adapun pemaparan makalah tidak hanya membahas pengembangan keris namun juga pengakuan keris di mata dunia, pelestariannya, hingga pembelajaran keris dalam karya sastra.