D.I. Yogyakarta – “Museum tidak akan berkembang tanpa komitmen pemimpinnya!” Hal tersebut secara tegas dinyatakan Gubernur D.I. Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam Rapat Pleno PNM 2017, di Hotel The Sahid Rich Jogja, Rabu (17/5).
Menurutnya, hal tersebut terjadi di beberapa museum negeri yang ada di wilayah Indonesia. “Sangat disayangkan sekali bila hal ini terjadi pada para pemimpin museum. Pemimpin museum seharusnya menyadari akan pentingnya keberadaan museum bagi publik, khususnya sebagai sumber pembelajaran dan pendidikan bangsa,” katanya.
Sebab, lanjutnya, sudah menjadi prinsip dalam dirinya untuk mengubah segala sesuatu ke arah yang lebih baik. “Perubahan itu akan terjadi pada setiap generasi dalam setiap proses menuju ke arah modernisasi dari karakter masyarakat yang berorientasi agraris ini. Jadi, tidak mungkin jika museum itu statis dan tidak ada pertukaran informasi di sana. Museum harus menjadi tempat proses pembelajaran anak bangsa, bukan hanya menjadi tempat memajang barang-barang masa lalu,” ia menegaskan.
Menutup diskusi, Sri Sultan Hamengkubuwono X menggarisbawahi untuk bersama-sama mengubah mindset bahwa museum bukanlah menjadi tempat pameran barang-barang kuno, tetapi juga sebagai pusat pertukaran informasi dan pusat belajar. Sehingga, ajakan untuk mengubah museum atau revitalisasi harus segera dilakukan. Mulai dari perubahan bangunan fisik, managemen, hingga pelayanan kepada para pengunjung.