Bandung – Selain karya patungnya yang indah untuk dicermati, sosok pribadi seorang Maestro Nyoman Nuarta juga layak untuk diteladani. Dalam kesempatan program BBM kali ini, rekan seperjuangan sekaligus staff ahli NuArt Galeri, Iman Rahman Bastaman atau yang akrab dengan sapaan Pak Ago menuturkan cerita hidupnya merintis karir bersama Nyoman Nuarta kepada para peserta BBM. Persahabatan antara Nyoman Nuarta dengan Pak Ago sudah terjalin sejak empat puluh dua tahun lalu.
Kala itu, Pak Ago merupakan teman satu organisasi Nyoman Nuarta. Ia mengenal sosok Nyoman Nuarta sebagai sosok yang tegas dalam membagikan ilmunya. Ia menuturkan, kesuksesan yang diraih Maestro Nyoman Nuarta tidaklah instan. Ia bercerita bahwa Nyoman Nuarta tumbuh dalam kondisi keluarga biasa di Pulau Bali, Nyoman Nuarta mampu meraih kesuksesan atas kegigihan dan kesungguhan dalam menekuni dunia Seni Patung. Karakter tegas dalam memimpin ternyata merupakan warisan dari ayah handa Sang Maestro.
Pak Ago menyatakan “ Kesuksesan itu tidak ada yang tiba – tiba jatuh dari langit. Ada harga dan usaha yang harus dibayar melalui keringat dan air mata”. Selain menceritakan sosok Nyoman Nuarta, Pak Ago juga menceritakan sejarah pembangunan proyek Garuda Wisnu Kencana. Dulunya mega proyek ini, hanyalah sebuah patung kecil yang ditempatkan di persimpangan jalan di Bali. Namun, atas semangat dan impian Nyoman Nuarta proyek ini mampu menjadi besar. Pak Ago masih ingat betul perkataan Nyoman Nuarta yang menyatakan betapa cintanya ia terhadap seni patung “ Hidup dan mati saya hanya untuk patung”. Mengakhiri sesi sharing Pak Ago berharap, semangat juang yang dimiliki Nyoman Nuarta dapat menjadi tauladan bagi para peserta BBM untuk meraih cita – cita.
