Tino Sidin adalah salah satu seniman penting dalam sejarah seni lukis dan dunia pendidikan anak-anak Indonesia. Kini karya-karya dan jasanya dilestarikan dalam satu museum yang bernama Museum Tino Sidin.
Museum ini mendapat bantuan dana melalui Tugas Pembantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman sejak 2015 lalu. Saat itu revitalisasi difokuskan pada perbaikan (renovasi bangunan), pengadaan barang dan alat penunjang pameran, pendukungan program kegiatan dan revitalisasi karya-karya lukis. Pada 2017 ini program revitalisasi dilaksanakan untuk penyempurnaan interior museum, penataan lansekap, dan pembuatan patung perunggu Tino Sidin.
Patung perunggu Tino Sidin dibuat untuk menyempurnakan lanskap museum. Juga sebagai penanda “tetenger” kawasan, yang sudah terlebih dahulu diabadikan sebagai nama jalan di depan Museum Taman Tino Sidin Yogyakarta. Agar masyarakat lebih mudah mengenali lokasi Museum Taman Tino Sidin, sekaligus memperkuat citra kawasan ini.
Untuk pembuatan patung tersebut dilakukan sayembara sebagai berikut.
- Sayembara ini dilaksanakan dalam satu tahap, dan merupakan sayembara gagasan ide yang dituangkan dalam sketsa gambar.
- Pemenang sayembara akan ditunjuk untuk mengerjakan pembuatan patung dengan perikatan kontrak.
- Konsep patung yang akan dibuat diawali dengan pembuatan gambar/sketsa, dan pemenang yang ditunjuk sebelum kontrak harus membuat moke up skala 1 : 50.
- Patung Tino Sidin terbuat dari bahan perunggu dengan tinggi 2,5 m.
- Patung berdiri di atas alas atau pedestal yang bentuk, ukuran, dan bahan disesuaikan dengan taman.
Untuk keterangan lebih lengkap bisa dilihat di link di bawah ini.