Sesi pertama di pagi ini tanggal 25 September 2013 diawali dengan tema “Potensi Budaya dan Masyarakat Kawasan Sangkulirang” dengan narasumber G.Simon Devung dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Aswin.
Potensi dan nilai penting kawasan terdapat gunung-gunung kapur dengan gua-gua Karst dengan formasi stalaktit dan stalakmit yang indah dan di dalam beberapa gua terdapat jejak kebudayaan dan peradaban purba yang menarik yaitu lukisan-lukisan tangan. Karena itu, Karst Sangkulirang patut dilestarikan dan dipromosikan sebagai warisan alam dan dunia, sehingga perlu adanya langkah-langkah awal untuk mempromosikan kawasan sangkulirang ini diantaranya adalah:
- Kebijakan yang tepat.
- Perencanaan yang matang.
- Persiapan yang memadai.
- Memperhatikan potensi budaya dan masyarakat yang berada di dalam dan sekitar kawasan : sebagai kelompok basis pemangku kepentingan dalam pemeliharaan dan pengembangan kawasan sehingga tetap terjaga substansi autentisitas dan integritas kawasan dalam dinamika interaksi budaya dan masyarakat dengan lingkungan.
Dalam pemeliharaan dan pengembangan kawasan melalui pusat kegiatan masyarakat, aspek-aspek nya adalah sebagai berikut :
A. POTENSI BUDAYA :
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan :
- Wujud kebudayaan dan Unsur-Unsur kebudayaan
B. POTENSI MASYARAKAT :
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan :
- Ikatan historis dengan kawasan
- Proksimitas / kedekatan lokasi pemukiman dengan kawasan
- Aktivitas hidup / kehidupan sehari-hari di dalam dan atau di sekitar kawasan
ASPEK WUJUD KEBUDAYAAN :
- Sistem gagas (ide) : kepercayaan, pandangan hidup / falsafah, nilai, norma, hukum, dan pengetahuan lokal dan ilmu pengetahuan
- Sistem tindak (kegiatan) : perilaku budaya, tata krama, adat istiadat, kebiasaan, kearifan lokal
- Benda budaya (hasil karya) : makanan, minuman, pakaian, perumahan, perlengkapan, peralatan, dan perhiasan
ASPEK UNSUR KEBUDAYAAN :
- Bahasa
- Sistem mata pencaharian
- Perlengkapan dan peralatan hidup
- Sistem ilmu pengetahuan dan teknologi
- Sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial
- Adat istiadat
- Kesenian
- Religi
ASPEK IKATAN HISTORIS DENGAN KAWASAN :
Ada masyarakat asal yang memiliki ikatan historis dengan pegunungan dan gua-gua Karst di kawasan Sangkulirang yakni : ‘Dayak Basap dan Lebbu’. Menurut sejarah lisan, Dayak Basap dan Lebbu’ di jaman dulu bermukim di kawasan Gunung Kulat/Gulat (perbatasan hulu sungai Lesan dan sungai Bengalon) kemudian mereka berpisah dan menyebar. Lebbu’ ke arah hulu sungai Lesan, Nyapa’ dan Tabalar. Basap ke arah hulu sungai Bengalon, Karangan, dan Manubar.
Dari Tepian Langsat warga Basap Bengalon kemudian menyebar, dan keturunan mereka sekarang berada di Tebangan Lembak, Keraitan, Sekurau Atas , Perondongan, Muara Baay / Muara Bulan, Perondongan / Karangan Dalam dan Kerayaan. Sebagian dari kelompok mereka ada yang pindah kembali ke tempat pemukiman lama mereka di Balai Bakul di pebukitan Gunung Macan. Sedangkan warga Lebbu’ menurut cerita : dulu hidup terpencar di bagian hulu sungai Lesan, sekarang sebagian bermukim di Merapun, Merabu dan Pana’an (Kecamatan Kelay).
Dengan ikatan historis dan pengalaman berkelana di dalam dan di sekitar kawasan seperti ini, mereka sangat potensial dilibatkan dan juga perlu diperhatikan kepentingannya dalam pemeliharaan dan pengembangan kawasan. Ada masyarakat yang desa/pemukimannya dekat dengan kawasan yang potensial dilibatkan dan juga perlu diperhatikan kepentingannya dalam pemeliharaan dan pengembangan kawasan.