Perjuangan dibalik Hari Bahasa Ibu Internasional

0
2612

Tanggal 21 Pebruari selalu diperingati sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Hal ini berdasarkan keputusan UNESCO pada 17 November 1999 pada sidang yang disetujui oleh 188 negara. Tanggal ini ditetapkan tidak semata-mata tanpa perjuangan. Berikut sejarah penetapan Hari Bahasa Ibu Internasional.

Penetapan Hari Bahasa Ibu Internasional tidak lepas dari aksi demonstrasi besar mahasiswa Universitas Dhaka, Bangladesh (Paksitan Timur saat itu) yang menuntut diakuinya bahasa Bengali sebagai bahasa ibu suku Bengal. Aksi ini dipicu akibat keputusan Muhammad Ali Jinnah, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Pakistan yang mendeklarasikan Bahasa Urdu sebagai bahasa resmi Pakistan. Tentu saja hal ini memicu kemarahan Suku Bengal yang bertutur bahasa Bengali. Akibatnya, mahasiswa Universtas Dhaka berdemonstrasi secara besar-besaran pada 21 Pebruari 1952 yang menimbulkan banyak korban jiwa. Aksi demonstrasi ini juga berbuntut panjang dengan berpisahnya Pakistan Timur pada tahun 1971 dan mendeklarasikan sebagai negara Bangladesh.

Pada 9 Januari 1998, Rafiqul Islam, seorang tokoh Bangladesh menggagas diadakannya Hari Bahasa Ibu Internasional kepada Sekjen PBB saat itu, Kofi Annan. Gagasan ini ditindaklanjuti oleh PBB dan pada 17 November 1999, dengan diakui oleh 188 negara, gagasan Rafiqul Islam tersebut disahkan dan dipilihlah tanggal 21 Pebruari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional untuk mengenang peristiwa demonstrasi berdarah pada tahun 1952.

Sejarah Hari Bahasa Ibu Internasional