Yogyakarta- Setelah delapan delegasi dari delapan negara menampilkan episode Sendratari Ramayana sesuai dengan identitas negaranya masing-masing, Senin malam (9/9) pukul 19.00 WIB ditampilkan dua episode akhir yang dibawakan oleh delegasi dari Thailand dan Indonesia (Bali) yang berlangsung begitu meriah.
Pada malam pertama, India membuka festival dengan episode “Sayembara untuk Sita” dan dilanjutkan Kamboja dengan episode “Pengasingan Rama dan Penobatan Bharata menjadi Raja Ayodya”. Malam kedua, Myanmar menampilkan episode “Kijang Emas dan Penculikan Sita”, dilanjutkan Singapura “Perlawanan Heroik Jatayu atas Rahwana”, dan Indonesia (Yogyakarta) “ Hanoman sebagai Utusan”.
Malam ketiga, Malaysia menampilkan episode “Pembangunan Jembatan Menuju Langka”. Dilanjutkan delegasi Laos “ Saran dan Pengasingan Vibhisana” dan terakhir Filipina dalam episode “Laksamana”. Adapun pada malam penutupan delegasi Thailand menampilkan episode “Perang Phra Ram (Rama) dan Thotsakan (Rahwana)”. Dalam episode ini Phra Ram dibantu oleh adiknya Phra Lak (Lakshamana) berperang melawan Thotsakan Raja Iblis dari Kota Longka (Alengka).
Penampilan terakhir dibawakan oleh delagasi Bali dengan episode “Pertemuan Kembali Rama dan Sita”. Bali memulai episodenya dengan iringan energik gamelan dan tarian pasukan kera Hanoman yang disambut tepukan tangan ratusan penonton yang memadati area Panggung Terbuka Ramayana Prambanan. Gemuruh penonton semakin meriah ketika ditengah pertunjukan peperangan muncul sosok Rahwana yang begitu besar. Episode Sendratari Ramayana ini diakhiri dengan bersatunya kembali Sri Rama dan Dewi Sita yang mengendarai Kereta Kencana indah diiringi sorakan bahagia seluruh pasukan Wanara.
Pertunjukan Ramayana Internasional yang berlangsung selama empat hari ini ditutup secara resmi oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Kacung Marijan. Dalam awal sambutannya beliau sangat terkesan dengan penampilan-penampilan sepuluh delegasi dari sembilan negara, khususnya penampilan penutup malam itu. “Satu kata : Wow!”, ucapnya.
Festival internasional yang sebelumnya pernah digelar 42 tahun lalu di Indonesia ini diharapkannya menjadi acara rutin yang diselenggarakan secara bergantian di negara-negara peserta festival Ramayana Innternasional tahun ini. “Tema ‘Similarity in Diversity’ telah terefleksikan dalam pertunjukan empat hari ini. Satu sumber cerita memiliki interpretasi yang berbeda-beda antar negara. Luar Biasa!”, Ucap Bapak Kacung.
Penutupan acara festival Ramayana Internasional 2013 juga dimeriahkan pesta kembang api yang dilanjutkan dengan pemberian cinderamata dalam bentuk miniatur Prambanan oleh Bapak Kacung Marijan kepada perwakilan setiap delegasi peserta.