Pembukaan Pameran Fotografi “The Jakarta International Photo Summit”

0
1457

Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Galeri Nasional Indonesia bekerja sama dengan Galeri Foto Jurnalistik ANTARA menyelenggarakan Pameran Fotografi “The Jakarta International Photo Summit – JIPS 2014: City of Waves” bertempat di Gedung A, B, dan C Galeri Nasional Indonesia pada 5—28 Desember 2014. JIPS merupakan perhelatan tiga tahunan (triennale) setelah JIPS 2007: City of Hope dan JIPS 2010: City of Interaction.

Pembukaan Pameran Fotografi “The Jakarta International Photo Summit – JIPS 2014: City of Waves” diawali laporan dan sambutan oleh Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus Andre Sukmana, pengantar kuratorial oleh Oscar Motuloh dan Asikin Hasan, dan sambutan sekaligus peresmian oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan.

“Kita semua ikut bangga bahwa pameran ini tidak hanya diikuti oleh fotografer domestik, tetapi juga fotografer dunia. Galeri Nasional sudah saatnya mengekspresikan dunia,” imbuh Anies Baswedan dalam sambutannya.

Oscar Motuloh, Rizki A. Zaelani, dan Asikin Hasan sebagai kurator dalam pameran berupaya memposisikan tema ‘Maritim’ dan ‘Maritim Global’ sebagai cara untuk melihat keragaman budaya bahari dalam masyarakat, serta untuk melihat tradisi maritim universal seperti rumah betang – rumah damai, tempat pertemuan ide dan komitmen yang beragam untuk masa depan yang lebih baik dan bijaksana dari samudera. Dalam pameran ini akan disajikan karya-karya fotografi yang menguak keindahan bahari dan juga bencana yang ditimbulkan dari murka bahari tersebut.

Sebanyak 300 karya fotografi dari 89 fotografer di 12 negara akan dipamerkan dalam JIPS 2014, antara lain Ekspedisi Cincin Api Kompas, Ekspedisi Pulau Terluar Indonesia, Muaro Jambi, 10 tahun Tsunami dari Perspektif Fotografer Aceh, partisipasi Vision International Image Festival, komunitas Fotografi Papua, dan The Harbor.

Diharapkan melalui Pameran Fotografi “The Jakarta International Photo Summit – JIPS 2014: City of Waves”, para insan fotografer dan pencapaian artistiknya mampu membuat dokumentasi sekaligus menunjukkan kepedulian yang kuat untuk menguak sejarah khususnya perihal kebaharian melalui budaya visual karya-karya fotografi.