Jakarta – Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayan RI bekerja sama dengan Badan Pengelola dan Pengurus Masjid Istiqlal (BPPMI) menyelenggarakan kegiatan Pekan Ramadhan dan Iftar Budaya yang bertajuk ‘Islam dan Peradaban’. Acara yang dilaksanakan selama lima hari berturut-turut ini, yakni sejak 14-18 Juni 2017 menjadi langkah yang baik dalam mengembalikan fungsi masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat dan merayakan toleransi antar umat beragama.
Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy saat rangkaian pembukaan berlangsung. Beliau menuturkan sebaiknya masjid tak hanya dipandang sebagai rumah ibadah semata, melainkan menjadi episentrum semua getaran-getaran keislaman lewat jalur budaya yang dihadirkan.
“Saya kira Masjid Istiqlal ini sangat baik untuk menjadi episentrum pusat kebudayaan itu. Saya mendukung gagasan setiap tahunnya untuk menyelengarakan Pekan Ramadhan dan Iftar Budaya,” jelasnya.
Di sisi lain, lanjutnya, Iftar Budaya yang hadir menyemarakan Masjid Istiqlal diharapkan membangkitkan rasa toleransi dan menghargai setiap perbedaan yang ada. Karenanya, memanfaatkan masjid sebagai pusat aktivitas dirasa mampu membuat energi keislaman kian terpancar di Indonesia.
“Marilah kita terus ramaikan dan kita getarkan hati kita untuk Istiqlal,” seru Muhadjir Effendy.
Seperti diketahui, selama lima hari ke depan masyarakat akan disuguhi dengan berbagai macam pameran dan pertunjukan kebudayaan. Diantaranya pertunjukan seni budaya islam, pameran peradaban islam, seni lukis yang melibatkan anak TK dan PAUD, pemutaran film, permainan tradisional, dialog tokoh lintas agama, ngabuburit sastra dan ragam kuis budaya. Acara ini terbuka untuk umum.
Melalui Pekan Ramadhan dan Iftar budaya diharapkan dapat mempererat tali silahturahmi di antara para aktivis masjid, komunitas, pemuka agama, penikmat seni budaya dengan masyarakat umum.