Pameran Lahirnya Pancasila, Titik Balik Mengenal Indonesia

0
2115

Jakarta- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menggelar Pameran Lahirnya Pancasila untuk memperingati hari Pancasila ke-72 di Museum Nasional, Jalan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat. Pameran ini digelar sejak 2 –  15 Juni 2017. Untuk menghadirkan benda-benda bersejarah tersebut, Kemdikbud RI bekerja sama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Gerakan Nasional CInta Tanah Air (GENTA) dan Museum Nasional.

Pameran Lahirnya Pancasila menampilkan koleksi dokumen ANRI yang berkaitan dengan kelahiran Pancasila.  Diantaranya dokumen agenda sidang BPUPKI, susunan acara BPUPKI, foto anggota BPUPKI, buku-buku sejarah tentang Pancasila dan kitab asli Sutasoma karya Mpu Tantular. Menariknya, kitab tersebut baru pertama kali dipamerkan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

Hilmar Farid, Direktur Jendral Kebudayaan Kemdikbud RI menyampaikan, perhelatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat luas mengenal kembali seperti apa Pancasila sebagai akar budaya yang sebaiknya tidak dilupakan. Sekaligus mempertegas bahwa Pancasila sebagai dasar negara ialah sesuatu yang bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat.

“Pameran ini menampilkan sebagian dari arsip nasional, bagimana perjalanan membentuk republik. Sebetulnya dengan adanya pameran Lahirnya Pancasila, kita dapat bekerja sama dan gotong-royong merawat dokumen,” jelas Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud RI, saat menyampaikan sambutannya.

Hilmar Farid juga mengimbau ke generasi muda untuk berkunjung ke pameran tersebut. Pasalnya, banyak generasi muda kini yang hanya menjadikan Pancasila sebagai hapalan. Sementara itu, internalisasi terkait nilai-nilai yang terkandung di Pancasila belum berjalan efektif. Oleh karena itulah, ia  pun berharap pameran Lahirnya Pancasila dapat dilaksanakan di luar Jakarta, sehingga gema kebhinnekaan lebih menggaung ke masyarakat luas.

“Kami berharap dapat membawa pameran ini keliling,” ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Arsip Nasional RI Mustari Irawan mengatakan arsip-arsip yang ada di pameran tersebut memilki nilai yang sangat tinggi bagi kesatuan Indonesia. Dari situlah dapat diketahui bahwa faktanya Indonesia memang dipersatukan oleh keberagaman.

“Saya kira pameran ini memberikan kesempatan  yang luas ke masyarakat dengan arsip-arsip yang ada tentang lahirnya Pancasila. Ini memberikan pelajaran ke kita semua bahwa kita memang dibentuk oleh kebhinekaan. Itu fakta yang tidak bisa dibantah,” tukasnya.

Sebelum proses pembukan pameran berlangsung, acara dibuka dengan tarian tradisional dan pembacaan teks pidato Soekarno yang pernah dibacakan saat sidang BPUPKI 1 Juni 1945 oleh aktor kenaman Tio Pakusadewo.