Jakarta – Night at The Museum menjadi salah satu program unggulan Museum Nasional, Unit Satuan Kerja Direktorat Jenderal Kebudayaan. Dalam rangka menyambut ulang tahun Museum Nasional yang ke-240 tahun, Museum Nasional menyelenggarakan Night at The Museum yang mengajak 100 orang peserta dari berbagai kalangan.
Night at The Museum diselenggarakan dengan tujuan mengajak generasi muda menjadikan museum sebagai sumber informasi di bidang sejarah dan budaya. Kegiatan ini diawali dengan mengajak seluruh peserta mengelilingi museum dan mengenal objek sejarah di titik-titik yang sudah ditentukan. Diantaranya patung gajah, patung “Ku Yakin Sampai di Sana”, dan koleksi-koleksi bersejarah lainnya.
Secara tidak langsung Night at The Museum mengajak para peserta belajar sejarah dengan metode yang lebih efektif dan mandiri dibandingkan mengandalkan literatur sejarah. Pasalnya, mereka mendapatkan informasi langsung dari pemandu dan menganalisis sendiri peristiwa sejarah melalui peninggalan-peninggalan yang ada.
Antusiasme bermalam di museum dirasakan oleh Kristo, peserta asal Jakarta. Menurutnya, acara semacam ini jauh lebih menyenangkan ketimbang hanya berjelajah ke museum saat malam hari saja. Sensasi menginap langsung di museum pun cukup memberikan pengalaman berbeda.
“Kalau ke Museum Nasional sering, tapi belum pernah merasakan bagaimana menginap di museum. Ingin mencari sesuatu yang berbeda dan ingin tahu sejarah dari sisi yang menyenangkan,” ujar Kristo, yang ditemui di Museum Nasional (21/4/2018).
Ia berharap ke depannya museum-museum yang ada di Indonesia memiliki program-program kreatif yang menyasar pada anak-anak muda.
“Misalnya bagaimana penataan museum yang benar-benar story telling, bercerita lagi. Ada penggunaan audio guide, memaksimalkan multimedia, dan lebih dipikirkan lagi penataan cahaya,” tambahnya.
Selain tur keliling museum, Night at The Museum juga menyuguhkan kegiatan Bincang Budaya seputar perjalanan Museum Nasional selama 240 tahun lamanya.
Foto: Agus Riyanto
