Gus Dur, Orang Biasa yang Istimewa

Bogor (15/5) Walaupun tidak lagi menjadi presiden, pamor Gus Dur secara politik maupun kebudayaan tidak redup. Peran politik-kebudayaannya tetap memiliki pengaruh yang besar di dalam maupun di luar negeri. Kepeminpinannya di bidang kebudayaan terutama yang berhubungan dengan perjuangan membangun pluralisme, pemikiran inklusif, gagasan harmonisasi negara dan agama, dan kecintaannya pada kalangan minoritas tetap merupakan teladan bagi semua kalangan.

Semangat dan sikap hidup Gus Dur sehari-hari yang tampak tidak formal dengan humor-humor yang segar bukan berarti bahwa Gus Dur menghadapi masalah-masalah itu dengan sikap santai. tetapi pemikiran, sikap dan tindakannya sering mendahului zaman dan melampaui batas kapasitas pemikiran orang pada umumnya.

Kita, khususnys kaum Nahdiyyin merasa sangat kecewa ketika situasi politik dalam hubungan Gus Dur sebagai Presiden dengan parlemen mengakibatkan Gus Dur meninggalkan istana. Namun Gus Dur menjalani semua itu dengan ketegaran yang luar biasa. Semboyan Gus Dur yang terkenal, “Tak ada kekuasaan yang layak dipertahankan dengan pertumpahan darah”.