You are currently viewing Kunjungan Direktur China National Silk Museum Prof. Dr. Zao Feng
Direktur China National Silk Museum Prof. Dr. Zao Feng berkunjung ke Museum Nasional Indonesia

Kunjungan Direktur China National Silk Museum Prof. Dr. Zao Feng

  • Post author:
  • Post category:Berita

Direktur China National Silk Museum Prof. Dr. Zao Feng kunjungi Museum Nasional Indonesia

29/03/2017. Direktur China National Silk Museum Prof. Dr. Zao Feng berkunjung ke Museum Nasional dalam rangka penjajakan kerjasama dengan Museum Nasional Indonesia. Beliau tertarik dengan koleksi-koleksi tekstil milik Indonesia, terutama berkaitan dengan rencana pameran Jalur Sutera yang akan digelar pada waktu dekat ini di China National Silk Museum di Hangzou.

China National Silk Museum adalah salah satu museum tingkat nasional pertama di China dan museum sutra terbesar di dunia, seluas 50.000 meter persegi dan luas bangunan 8.000 persegi meter. Dibuka pada tanggal 26 Februari 1992, dan diperbaharui secara ekstensif pada 2015-2016. Sebagai museum khusus terbesar tekstil di Cina, tujuan utama CNSM adalah untuk meneliti dan melestarikan relik tekstil Cina. Pada 2010 menjadi rumah bagi Pusat Identifikasi dan Konservasi Tekstil China.

Dalam kunjungan tersebut  dibacarakan kemungkinan kerjasama di bidang permuseuman antara China National Silk Museum dan Museum Nasional Indonesia, antara lain pameran, pertukaran staf museum untuk belajar konservasi tekstil dan berencana mengundang Museum Nasional Indonesia untuk menghadiri beberapa seminar mengenai tekstil di China. Kunjungan dilanjutkan dengan melihat pameran tetap Museum Nasional Indonesia didampingi oleh kurator dan pemandu Museum Nasional Indonesia.

Prof. Dr. Zao Feng menganggap bahwa koleksi Museum Nasional Indonesia sangat penting terutama didalam sejarah jalur sutera. Oleh karena itu  beliau merasa harus melibatkan Museum Nasional Indonesia dalam kerjasama terutama dalam hal pengelolaan koleksi tekstil di Museum asional Indonesia dan China National Silk Museum.

Telah kita ketahui bersama bahwa Jalur Sutera adalah sebuah simpul perjalanan yang ditempuh bolak-balik oleh para saudagar antara China dan kawasan Laut Mediterania. Berlangsung dari abad kedua Sebelum Masehi hingga abad ke-15. Dinamakan Jalur Sutera karena kain Sutera menjadi komoditas utama yang berasal dari China.

Meskipun dinamakan Jalur Sutera, sutera bukanlah satu-satunya komoditas yang diperjualbelikan di antara para saudagar mancanegara. Banyak barang dari Asia Tengah, Timur Tengah dan Eropa yang ditransaksikan sepanjang jalur yang fenomenal ini. Bahkan, dalam perkembangannya, Jalur Sutera tak hanya terkait dengan perniagaan semata. Kawasan yang membentang sepanjang kurang lebih 7.000 kilometer itu juga menjadi sarana penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, filsafat dan termasuk agama.